end

2.2K 262 47
                                    

"Menyebalkan!" Jiyeon menggerutu mendapati aritikel tentang berita kencan Taehyung dengan salah satu aktris cantik negaranya. Bukan yang pertama kali, tapi tetap saja Jiyeon tidak menyukai berita sampah semacam ini.

Untuk melenyapkan rumor kencannya dengan Taehyung, baik penggemar mau pun anti fans malah meracuni publik dengan berita kencan Taehyung dengan beberapa artis mau pun idol lain.

Sudah tujuh bulan mereka menjalani hubungan dengan baik, bersembunyi dan begitu hati-hati. Memang ide untuk menyembunyikan hubungan mereka adalah ide Jiyeon, ia tidak ingin karir yang Taehyung bangun dengan susah payah malah hancur hanya karena dirinya. Jiyeon ingin Taehyung tidak ditinggalkan penggemarnya.

"Orang-orang benar-benar memanfaatkan situasi, ya?"

Jiyeon melirik pada pria sebelahnya, Jungkook yang merunduk dan ikut membaca artikel di komputer di hadapan Jiyeon.

"Tidak pulang?" Pria bergigi kelinci itu kembali bersuara. Tubuhnya sudah berdiri tegap seperti semula, raut wajahnya sudah terlihat lelah mengemban tugas seminggu belakangan ini. Jiyeon tentu tidak tahu siapa target Jungkook kali ini, yang jelas pasti cukup sulit dari yang biasanya.

"Sebentar lagi, kau duluan saja," balas gadis itu setelah melirik sekilas arloji di pergelangan tangannya.

"Dasar gila kerja," komentar Jungkook sambil merenggangkan persendiannya. Benar-benar lelah rasanya.

Jiyeon tidak lagi menanggapi, bukannya ia gila kerja, hanya saja satu bulanan ini, Taehyung sibuk mengurus comeback solo-nya, dan rasanya, Jiyeon seperti terabaikan. Ia benci sekali dengan situasi seperti ini, ditambah lagi rumor kencan Taehyung yang cukup mempengaruhi suasana hatinya kendati berita itu tidaklah benar.

"Aku pulang duluan, sampai jumpa."

Gadis itu hanya bergumam menanggapi, melirik Jungkook yang berjalan menuju elevator dan Jiyeon kembali fokus pada komputernya.

Sesekali Jiyeon juga mengecek ponselnya, berharap ada sebuah pesan atau panggilan dari kekasihnya. Namun harapannya pupus saat ponsel yang ia abaikan tiga jam lamanya tidak mendapati notifikasi apa pun.

Lalu, ia menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi, menengadah sembari memejamkan matanya. Ia rindu, semua yang Taehyung lakukan padanya, Jiyeon merindukannya. Kejahilan pria itu, kalimat posesifnya yang melarang Jiyeon berbalas pesan atau pun berinteraksi dengan Jungkook, pria itu benar-benar merasa Jungkook sebagai ancaman untuknya. Juga pelukan hangat dan sebuah kecupan manis dari kekasih uniknya tersebut.

Jiyeon menoleh ke kanan, melihat jam dinding yang menujukan pukul setengah tujuh malam. Bagaimana pun, ia harus segera sampai di rumah. Memasak makan malam dan tidur secepatnya, berharap saja hari-hari tanpa Taehyungnya cepat berlalu agar Taehyung bisa kembali mendekapnya.

Sebenarnya Jiyeon bisa saja menghampiri apartemen Taehyung, tapi rasanya ia tidak tega harus mengganggu pria itu dengan kehadirannya. Jiyeon harus menahan rindunya agar Taehyung tetap fokus pada comeback solo-nya.

Perjalanan pulangnya terasa amat membosankan, setelah turun dari taksi, gadis itu langsung menaiki tangga menuju flat-nya. Flat terdahulu yang tak jauh dari apartemen Taehyung. Pria itu membelinya dan membawa Jiyeon untuk tinggal di sana, sebelum itu Taehyung juga pernah membeli sebuah apartemen untuk Jiyeon tempati, namun gadis itu menolak dan ingin flat lamanya kembali.

Gadis itu merogoh sling bag-nya, mencari kunci dengan mainan berupa palet lukis dari kayu berukuran kecil. Ia mulai memutar kunci hingga suara klik terdengar dua kali dan mendorong pintu kayu tersebut. Melepas sepatunya, tangan Jiyeon mulai meraba-raba dinding di dekat pintu, mencari saklar lampu, menekannya dan ruangan sederhana tersebut langsung dibanjiri cahaya lampu.

Secret Agent Of Despatch✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang