Tidak seperti biasanya, Jiyeon menghela napas berat lebih dari lima kali dalam sepuluh menit. Meski Jungkook berhasil menyelamatkannya dari interogasi Taehyung, tetap saja rasa khawatir itu masih membebaninya.Sudah pukul delapan malam ketika kakinya menjejaki anak tangga menuju flat-nya di lantai tiga. Karena selepas dari cafe bersama Jungkook, keduanya menuju kantor untuk menemui Namjoon tentunya.
Deringan ponsel menghentikan langkahnya yang sudah mencapai lantai tiga, merogoh ponsel tersebut dari saku celana, dan menjawab panggilannya begitu nama Beomgyu tertera di sana.
"Ada apa?"
["Sudah di rumah? Aku tidak pulang hari ini."]
"Baru saja sampai. Di mana kau?"
["Menginap di rumah Taehyun, besok berangkat pagi sekali untuk olimpiade matematika."]
Jiyeon tidak kaget lagi saat kalimat tersebut keluar dari bibir adik bungsunya. Beomgyu itu cerdas, hanya saja sifat buruknya mampu menutupi sisi positif di dalam dirinya.
"Baiklah, jangan lewatkan makanmu." Setelahnya, Jiyeon menutup panggilan usai balasan dari adiknya. Lagipula, kasihan Beomgyu selalu tidur di sofa karena hanya ada satu kamar di flat sederhananya.
Langkahnya terasa melelahkan ketika sudah sangat dekat dengan pintu flat-nya. Dan sosok yang berdiri dengan kedua tangan bersidekap, bersandar di depan permukaan pintu dengan mata elang yang langsung membuat sekujur tubuh Jiyeon membeku di tempat.
Menemukan Taehyung di depan flat-nya tentu tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ia pikir pria itu sudah di apartemennya. Dan dari pakaian Taehyung saat ini, jelas pria itu belum pulang sama sekali untuk berganti pakaian.
"Kenapa kau baru pulang?" tanya Taehyung ketus.
"Menemui teman lama," balas Jiyeon. Gadis itu mengambil kunci flat yang ia simpan di saku jaket dan mulai membuka pintunya.
"Sampai malam seperti ini?"
Jiyeon membuka pintu dan tangannya langsung mencari saklar lampu. Cahaya langsung membanjiri ruangan sederhana yang tidak terlalu besar ini. Mengganti sepatunya dengan sandal rumah, Jiyeon berjalan terlebih dahulu ke ruang tengah. Membiarkan Taehyung menyusulnya dengan pertanyaan yang masih belum mendapatkan jawaban.
"Jawab aku! Ada hubungan apa kau dengan pria tadi?"
"Sudah kubilang, dia temanku." Jiyeon membuka jaket dan menyampirkannya pada punggung sofa. Sementara kakinya semakin melangkah menuju lemari pendingin.
"Teman apa yang menyita waktumu sampai semalam ini? Dari tadi siang!"
"Lalu teman macam apa yang bertemu diam-diam? Apa aku terlihat mudah bagimu?" Jiyeon tidak bisa lagi menahan kekesalannya, Taehyung hanya menyudutkannya dengan kesalahan Jiyeon, tapi melupakan kesalahannya sendiri.
"Baru tadi pagi kau menciumku dan hanya dalam hitungan jam kau malah menemui gadis lain. Kau pikir kau siapa? Dengan posisimu sekarang kau bebas melakukan hal seperti itu padaku?"
"Aku dan Seungyeon memang berteman, di mana salahnya?" balas Taehyung membela diri. "Lagipula kau juga bertemu dengan teman priamu itu tadi, padahal kau bilang akan pulang."
Pintu lemari dingin dibanting cukup keras oleh Jiyeon setelah gadis itu mendapatkan sebotol air mineral. Menghela napas berat untuk kesekian kalinya, Jiyeon mulai membalikkan tubuh menghadap pada Taehyung.
"Lebih baik lupakan yang terjadi tadi pagi. Dan kita bersikap seperti biasa saja untuk kedepannya," ucap Jiyeon. Ia sudah memikirkannya, tidak ada harapan untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent Of Despatch✔
Romance[M] mestinya Jiyeon tidak pernah menerima tawaran untuk menjadi agen rahasia.