3

26 1 0
                                    

Setelah menunggu akhirnya hari ini datang juga. Aiden tengah menyiapkan dirinya untuk oernikahan kakak kandungnya, Elisabeth. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk tampil menawan di acara ini. Ditambah lagi Zoey akan menghadiri pesta pernikahan kakaknya. Ini pertama kalinya mereka bisa mengekspos hubungan mereka didepan banyak orang. 

"Aiden! Kamu sudah siap?!" tanya Elisabeth dari lantai bawah. 

"Sebentar lagi, kak!" balas Aiden. Ia memberi sentuhan terakhir pada dasi hitamnya. Lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Dengan memakai kemeja putih, dasi berwarna hitam pekat dan jas berwarna biru gelap membuat tampilannya sangat menawan. Aiden puas dan tersenyum lebar. Ia pun keluar kamar dan menghampiri kakaknya dibawah. 

Elisabeth juga sama cantiknya. Ia memakai gaun pengantin putih yang panjang dengan riasan yang membuat wajahnya terlihat sangat cantik. Aiden menghampiri Elisabeth. 

"Astaga, ganteng banget adeknya kakak!" seru Elisabeth sembari memperhatikan Aiden dari atas sampai bawah. 

"Kak Lisa juga cantik banget," balas Aiden. Ia pun memeluk kakaknya itu. 

Elisabeth menghembuskan nafasnya dibalik tengkuk Aiden. "Kakak pasti bakal kangen banget sama kamu."

Aiden membelalakan matanya dan melepas pelukannya. "Hah? Memangnya kakak mau kemana?" tanya Aiden. 

Elisabeth tersenyum. "Kakak harus ikut suami dong. Masa kaka tinggal disini terus."

"Kamu nggak perlu kemana-mana, Lisa. Papa sudah bicarakan ini dnegan Oliver. Kalian akan tinggal disini selama yang kalian mau," sambar Abraham yang berjalan ke arah Elisabeth dengan kemeja putihnya dibalut jas abu-abu gelap dan dasi hitam yang menggantung di lehernya. Abraham terlihat sangat gagah dan juga tampan. Walau sudah mencapai kepala lima, Abraham masih terlihat awet muda. Bahkan garis rahangnya masih terlihat jelas. 

"Papa serius? Oliver setuju?" tanya Elisabeth. 

Abraham mengangguk. "Lagipula, papa dan Aiden pasti belum siap ditinggal kamu. Semenjak mama pergi, cuma kamu satu-satunya perempuan yang membantu papa dan Aiden," ujar Abraham dan disambut anggukan oleh Aiden. 

"Berarti kakak nggak jadi pergi?" tanya Aiden. 

Elisabeth mengedikkan bahunya. "Kalau Oliver setuju untuk tinggal sementara disini, kaka ngikut dia." 

Aiden tersenyum lebar lalu ia memeluk Elisabeth sekali lagi. Elisabeth pun menarik Abraham untuk memeluk mereka berdua. Betapa bersyukurnya Elisabeth hidup ditengah-tengah keluarga ini. 

***

Zoey mengenakan gaun yang diberikan ibunya tadi. Ibunya mengatakan kalau Zoey akan terlihat sangat cantik mengenakan gaun ini. 

"Memangnya kamu mau ke kondangan siapa sih?" tanya ibunya. 

"Kondangan kakaknya temen bu. Hari ini kakaknya nikah," jawab Zoey. 

"Nanti bawa pulang makanan ya, kak," adiknya Zakaria yang sedang menonton TV membuka suara. Zoey tersenyum kecil. 

"Mana mungkin kakak bawa makanan dari sana, Zaka. Tapi nanti kakak bawain kamu donat deh," balas Zoey. 

Zoey menatap jam dindingnya. Sudah menunjukkan pukul empat sore. Zoey langsung menyambar tas kecilnya dan ia langsung memesan taxi online menuju kerumah milik Aiden dan Zoey.

Rumah itu sudah seperti rumah sendiri bagi Zoey, dan Aiden meminta agar Zoey merasa nyaman selalu dan menganggap itu rumah mereka. Zoey bahkan hampir tidak tahu rumah siapa itu. Tapi karena Aiden merasa tidak ragu untuk menempatinya, maka Zoey akan merasa tidak ragu juga. 

Sweet MistakeWhere stories live. Discover now