8

16 0 0
                                    

Zoey datang ke sekolah dengan keadaan tidak baik-baik saja. Ia sangat tidak beruntung hari ini, karena pelajaran pertamanya adalah pelajaran olahraga. Hari ini adalah hari pengambilan nilai senam lantai.

Bagaimana ini. Zoey tidak bisa melakukan gerakan senam lantai dengan tubuhnya yang lemah dan sendinya yang terasa pegal. Ia sangat pusing saat ini.

Tina memerhatikan Zoey yang sedari tadi memegang pelipisnya dengan wajah pucat.

"Zo, lo bisa istirahat aja di kelas. Nanti gue izinin ke Pak Putu kalau lo lagi nggak enak badan," Ucap Tina.

Zoey menggelengkan kepalanya. "Gue nggak apa-apa kok."

"Yakin? Muka lo pucet banget loh." Tina menangkup kedua wajah Zoey.

"Iya, gue nggak apa-apa. Nanti kalau nggak kuat, gue bisa izin sendiri ke Pak Putu nanti." Jawab Zoey.

"Ya udah, yuk kita ke lapangan!" Tina memegang tangan Zoey yang sangat dingin. Ia menyadari betul bahwa Zoey sedang tidak baik-baik saja.

Tetapi sahabatnya itu sangat keras kepala. Ia tahu Zoey tidak akan membiarkan nilainya kosong bahkan sekali saja selama ia sekolah. Zoey sangat berusaha keras dalam pendidikannya, tetapi lelaki tidak yang tidak bertanggung jawab itu sudah merenggut masa depan sahabat Tina itu.

Zoey dan Tina masuk ke dalam barisan. Cahaya matahari pagi menjelang siang bersinar sedikit lebih terik hari ini. Zoey sudah mengeluarkan keringat yang sangat banyak dan kekuatannya seakan melemah.

"Baik anak-anak. Hari ini bapak akan melaksanakan penilaian praktek senam lantai! Bapak harap apa yang sudah kita pelajari selama ini bisa berbuah dengan hasil yang baik ya, anak-anak! Baik, sekarang bapak akan tes kalian menurut abjad absen dari yang paling bawah." Pak Putu—guru olahraga Zoey—langsung membuka buku absennya dan menunjuk tiap nama di kelas Zoey.

"Zoey Xaviera! Ayo, nak!" Seru Pak Putu.

Zoey sedang menahan pusing di kepalanya. Kepalanya terasa dua kali lebih berat saat ini.

"Ayo, Zoey!" Seru Pak Putu.

Zoey mengangguk dan ia berjalan menuju matras berwarna hitam yang ada di hadapannya.

Tina sangat khawatir dengan kondisi sahabatnya itu. Ia tahu bahwa Zoey sedang kurang sehat saat ini.

Zoey pun mempersiapkan postur tubuhnya menjadi sikap sempurna. Ia siap untuk melakukan gerakan pertama, yaitu roll depan.

Saat Zoey mulai menunduk dan meletakkan tengkuknya di matras, rasa pusing itu kembali lagi dan kali ini tidak bisa ia tahan. Tubuhnya terasa sangat lemah bahkan ia tidak bisa mengangkat tangannya sendiri.

Tubuh Zoey jatuh ke samping.

"Eh Zoey! Kenapa Zoey?!" Pak Putu langsung menghampiri Zoey dan mengguncangkan tubuh Zoey.

Tina ikut mendekat dan melakukan hal yang sama. "Zoey! Bangun Zo!" Seru Tina.

"Ayo kita bawa ke UKS!" Pak Putu dibantu beberapa siswa dari kelasnya membantu mengangkat tubuh Zoey dan membawanya ke UKS. Dengan sangat terpaksa, pengambilan nilai praktek mereka harus ditunda hari ini.

***

Zoey membuka matanya perlahan. Hal yang ia dengar pertama kali adalah bisikan-bisikan di sisi ranjangnya.

Ia membuka matanya dan menyadarkan diri. Ternyata ia sedang di UKS. Hal terakhir yang ia ingat hanyalah kepalanya yang berada diatas matras dan tubuhnya yang tidak siap melakukan roll depan.

Sweet MistakeWhere stories live. Discover now