17

17 1 0
                                    

Zoey sedang mengajak Jesse bermain dengan kartu yang berisi kata-kata dasar untuk menambah kosa kata dalam otak Jesse.

Elisabeth dan Oliver yang duduk di kursi depan selalu melirik ke kursi belakang dimana Zoey memberi tau segala sesuatu kepada Jesse.

"Ini apa? Mobil." Kata Zoey.

"Obiy." Jawab Jesse.

"Bukan bukan. Mo... Bil.." Zoey mengejakannya untuk Jesse.

"Obill!" Seru Jesse.

"Yey! Jesse udah bisa bilang mobil. Tepuk tangan tepuk tangan!" Zoey menepuk tangannya pelan dan Jesse ikut melakukannya dengan tawaan renyahnya.

"Nah, ini namanya susu." Zoey mengeluarkan kartu yang menampilkan susu. Seketika ia ingat bahwa ia belum memberi makan Jesse sedari pagi.

"Cucuu..." Jawab Jesse.

"Jesse lapar ya? Nanti pulang jalan-jalan, kita makan ya." Ucap Zoey sembari mencubit hidung anaknya itu.

"Loh Jesse belum makan?" Tanya Elisabeth.

Zoey menoleh lalu menggelengkan kepalanya. "Belum, bu. Tadi saya buru-buru, lupa kalo Jesse mau makan." Jawab Zoey.

"Ya udah, nanti pas udah nyampe, kita cari makan untuk Jesse, ya." Ucap Oliver.

"Eh, nggak usah pak. Nanti pulang dari sini aja Jesse makan." Jawab Zoey dengan sungkan.

Elisabeth melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Udah jam segini, kalau Jesse belum makan nanti lambungnya rusak, Zo."

Zoey membenarkan perkataan Elisabeth. Ia tidak mungkin membiarkan Jesse tidak makan dan sakit hanya karena rasa sungkannya.

Mereka pun tiba di rumah sakit yang besar dan mewah. Oliver memarkirkan mobil lalu mereka masuk keluar dan berjalan ke dalam rumah sakit itu.

"Zoey, kamu ikut saya ya untuk ngambil obatnya." Ucap Oliver.

"Baik pak." Jawab Zoey.

"Jesse biar sama saya aja. Di kantin rumah sakit nyediain makanan bayi kok. Kamu ikut sama Oliver aja ya." Usul Elisabeth.

Zoey mengangguk, lalu menyerahkan Jesse ke lengan Elisabeth. Jesse langsung masuk ke dalam gendongan Jesse.

"Wah, Jesse nggak rewel ya kalo digendong orang lain! Gampang diculik nih." Ucap Elisabeth.

Zoey hanya terkekeh saja.

"Ayo." Ajak Oliver. Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah sakit.

Sesaat Oliver masuk ke dalam rumah sakit, semua pegawai disana langsung menyapanya dengan ramah. Bahkan sampai ke ujung lorong pun, Oliver selalu menundukkan kepalanya tiap ada yang menyapa.

Pegel gue liatnya, batin Zoey. Ia tidak pernah mengangguk sebanyak itu saat menyapa orang. Oliver pasti sangat penting disini.

"Pagi dokter Oliver. Ada yang bisa dibantu?" Tanya salah satu suster yang mereka temui.

"Saya mau ngambil obat untuk mertua saya. Biasa lah." Ucap Oliver. Zoey awalnya hanya menyimak namun ia menoleh saat Oliver asik tertawa dengan suster dihadapannya.

Entah suster ini yang terlalu mencoba untuk mendekatkan diri atau sebaliknya dengan Oliver. Zoey ingin sekali untuk tidak peduli, namun ia bingung mengapa tidak bisa? Padahal ini sama sekali bukan urusannya.

"Oh ya, ini Zoey. Dia asisten barunya papa." Oliver memperkenalkan Zoey kepada suster yang ada dihadapannya ini. Zoey mengulurkan tangannya dan menjabat tangan suster itu.

Sweet MistakeWhere stories live. Discover now