4

20 0 0
                                    

Zoey memandang lurus langit-langit kamar Aiden. Peristiwa beberapa menit lalu mungkin tidak akan ia lupakan. Ingin sekali Zoey menangis namun ia juga menikmatinya. Sekarang tubuhnya membeku ditengah-tengah pelukan Aiden. Tubuh Aiden yang tidak terbalut sehelai benang pun mengelilingi tubuh mungil Zoey yang juga tidak tertutup apapun. 

"Kamu....nggak akan bilang ke siapa-siapa kan, sayang?" tanya Zoey. 

Aiden menggelengkan kepalanya, lalu ia mengecup kening Zoey. "Aku nggak akan kasih tau siapapun, sayang. Aku janji." 

Aiden mengelus-elus lembut kepala Zoey. Rambutnya yang tadi rapih terikat sekarang sudah berantakan. Wajahnya juga, apalagi dibagian bibirnya, sekarang sudah terlihat sangat tidak beraturan. Sekilas Aiden tersneyum. Namun didalam hatinya, ia juga mencoba untuk merasakan apa yang Zoey rasakan saat ini. 

Tadi Aiden merasa sangat bodoh saat memulai semua ini. Tapi saat Zoey juga semakin menikmati dengan membuka kancing-kancing kemeja Aiden, ia tidak bisa menahannya. Aiden lepas kendali. Zoey terlihat sangat cantik hari ini. Aiden tidak tahan melihat bibirnya yang ranum itu dari dekat. Rasanya ia ingin menciumi bibir itu kapanpun kalau Zoey mengizinkan. 

Zoey bangkit dari tempat tidur. Ia langsung memakai pakaiannya satu per satu. Aiden terduduk di kasurnya dan memperhatikan perilaku Zoey. 

"Kamu mau kemana?" tany Aiden. 

"Aku mau pulang. Ini udah kemaleman, nanti ibu nyariin," jawab Zoey. 

Aiden hanya mengangguk. Ia langsung berdiri dan mengambil pakaiannya. Zoey berusaha keras untuk mengalihkan pandangannya pada tubuh atletis Aiden namun tidak bisa. Otot perutnya yang terlihat jelas dan bisepnya yang terbilang besar membuat Zoey meneguk salivanya sendiri melihat itu. 

Zoey menggelengkan kepalanya dan kembali memakai pakaiannya. Ia memakai gaunnya dan berjalan ke arah Aiden untuk meminta bantuan lelaki itu. 

"Tolong kancingin, Aiden," pinta Zoey dengan suara kecil. 

Aiden yang tadinya sedang mengancing kemejanya langsung terhenti dan tangannya langsung tergerak mengancing gaun Zoey. 

Zoey menarik nafas setiap kali jari Aiden mengelus kulitnya dengan lembut. Bulu kuduknya berdiri saat Aiden memegang bahunya dan berbicara dibelakang telinganya. 

"Sudah berapa kali aku bilang hari ini, kalau kamu cantik," bisiknya di telinga Zoey. Zoey memejamkan matanya merasakan tiap deru nafas Aiden. 

Tiba-tiba Aiden menjauh dan kembali mengancing kemejanya. Sekarang beralih memasang dasinya dan akhirnya ia mengenakan kembali jas nya. 

"Mau ku antar pulang?" tawar Aiden. Zoey hanya mengangguk. Aiden pun menggenggam tangan Zoey dan menuntunnya menuju lantai bawah. Niat Zoey untuk bertemu kakak Aiden yang sedang berbahagia itu harus tertunda. Ia tidak akan sanggup setelah melakukan hal tadi lalu menatap mata kakaknya Aiden. Zoey merasa sangat berdosa. 

Aiden membukakan Zoey pintu. Zoey pun masuk dan Aiden berjalan memutar, lalu ia pun masuk ke dalam mobil. Keduanya terdiam selama perjalanan. Aiden tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Zoey saat ini. Wajah Zoey sangat gelisah dan jarinya tidak berhenti bergerak. Tangannya pun terulur dan memegang tangan Zoey, sedangkan tangan satunya memegang stir mobil. 

Zoey menatap tangan yang berurat itu. Ia memindahkan posisi tangan Aiden dan merabanya perlahan. Tangan yang hangat dan besar. Tangan yang mampu menenangkan Zoey saat ia sedang khawatir. Zoey mengarahkan tangan Aiden ke wajahnya dan telapak tangan itu menyentuh pipi Zoey. 

Aiden tidak fokus, tetapi ia memilih untuk terus menatap jalanan. Ia sangat tidak tahan dengan perilaku Zoey saat ini, apalagi setelah mereka melakukan hal intim tadi. 

Sweet MistakeWhere stories live. Discover now