9

13 1 0
                                    

"Ini pak ongkosnya. Terima kasih, ya!" Seru Zoey setelah turun dari motor ojek online itu dan mengambil barang-barangnya.

Rizal memesankan Zoey ojek online yang mengantarnya ke stasiun kereta api.

Zoey masih tidak tau kemana tujuannya sampai ia melihat peta rute yang terdapat didekat lorong tiket.

Zoey melihat satu kota dimana ia tau bahwa tantenya Mia tinggal disana. Zoey langsung memesan kereta ke kota tersebut.

"Baik, ini tiketnya." Ucap penjaga loket tiket itu. Zoey pun memberikan penjaga itu uang dan ia mengambil tiketnya.

"Ah masih satu jam lagi keretanya datang. Gue laper nih. Makan dimana ya?" Tanya Zoey pada dirinya sendiri.

Ia berjalan sedikit keluar dari stasiun yang sedang ramai di sore hari itu. Zoey berjalan cepat dengan tas di bahunya dan koper yang ia angkat karena jalanan di sekitar situ sedikit rusak.

Guntur dan petir tiba-tiba menyambar. Langit menjadi gelap dan gumpalan awan terkumpul diatas kepala Zoey.

Sedikit demi sedikit air hujan mulai turun. Zoey menatap langit pasrah dengan ekspresi wajah seakan mempertanyakan nasibnya.

Ia pun berteduh di pinggir jalan raya, tepatnya didepan restoran dengan pencahayaan terang dan terkesan mewah.

Zoey mengintip sedikit ke dalam restoran itu. Ia sangat tergiur dengan makanan yang dimakan pelanggan didalam sana.

"Tapi kalau makan disini, uang tabungan gue bisa habis sekejap." Gumam Zoey.

Ia merogoh sakunya dan mengambil dompetnya, lalu menghitung uangnya kembali. Memang uangnya sangat sedikit karena ia sudah membeli tiket kereta dan membayar ongkos ojek tadi.

Zoey hanya mengerucutkan bibirnya dan menahan lapar. Ia mengedarkan pandangannya ke arah sekitar dan ia sangat terkejut mendapati seorang laki-laki ternyata menjadi pelanggan di restoran itu.

Dan yang lebih parahnya lagi, lelaki itu bersama dengan seorang gadis!

"I-itu kan Aiden. Ngapain dia kesini? Sama siapa dia?" Zoey bertanya-tanya.

Selama berpacaran, Aiden sangat jarang bahkan hampir tidak pernah mengajak Zoey makan di restoran mewah seperti ini. Aiden selalu mengatakan bahwa ia suka kesederhanaan. Maka dari itu Aiden sangat menyukai Zoey karena ia sederhana.

"Halah, bilang aja gue miskin!" Ketus Zoey mengingat kembali perkataan Aiden saat ia bertanya mengapa Aiden mau memacari Zoey.

Entah mengapa sekarang emosi Zoey sangat mudah di ombang-ambingkan. Ia tidak kuasa mengontrol emosinya sendiri.

Matanya terus menatap Aiden yang sedang tertawa di dalam sana bersama seorang gadis cantik dan terlihat sangat mewah. Sekelas dengan Aiden.

"Dia kan cewek yang kemarin berdiri di samping Aiden." Gumam Zoey.

Aiden terlihat sangat bahagia dengan gadis itu. Bahkan sangat terlihat bahwa Aiden tidak memikirkan Zoey dan calon anaknya sama sekali. Dada Zoey terasa sesak melihat senyum Aiden diatas penderitaan Zoey saat ini.

Air matanya kembali turun seperti hujan di luar restoran itu saat melihat Aiden mencoba membersihkan sisi mulut gadis itu.

Zoey tidak sanggup menyaksikan ini. Kemarin Aiden memutuskan hubungan mereka dan sekarang lelaki itu sudah berpaling dengan gadis lain.  Zoey sangat sedih dan marah karena melihat hal itu. Aiden memang bukan laki-laki yang tepat untuk nya. Zoey tau ia layak mendapatkan yang lebih daripada Aiden.

Ia pun menatap langit-langit gelap yang terus menitikkan hujan itu dengan tatapan tajam. Zoey menangis tetapi tangisannya tidak terlihat karena ia berdiri ditengah-tengah hujan.

Sweet MistakeWhere stories live. Discover now