Yuhu selamat datang di cerita baruku😸
Semoga cerita ini gak kalah seru dari ceritaku yang lain ya, enjoy❣~~~
"Tunggu!"
Terdengar suara teriakan yang cukup melengking dari dalam rumah sederhana yang halamannya dipenuhi oleh ilalang, gadis berambut pendek dengan kacamata bulatnya itu menunggu dengan sabar di luar rumah.
"Ayok!" Seorang gadis dengan rambut ikal yang dikuncir kuda itu keluar dari rumah tak lupa mengunci pintu kemudian berjalan bersama si gadis berkacamata.
"Femila, kamu terlihat santai sekali padahal hari ini kita akan melaksanakan ujian Fisika." Si gadis berkacamata bulat yang bernama Ririn itu menyeletuk.
"Memangnya kenapa? Aku harus memasang wajah suram hanya karena ujian Fisika? Pagiku lebih membutuhkan senyumanku." Femila mengangkat dagu angkuh.
Ririn hanya geleng-geleng kepala sambil membenarkan kacamatanya yang merosot, Femila selalu bersikap santai dan masa bodo dalam hal apapun. Tidak seperti dirinya yang akan dibanjiri keringat ketika merasa gugup.
Sedikit penjabaran untuk mereka berdua yang selalu bersama sejak sekolah SD, rumahnya pun hanya terpaut beberapa langkah.
Femila Gritely, gadis angkuh dengan sifat keras kepalanya yang tak terbantah, memiliki kulit eksotis membuatnya cukup terkenal di sekolah. Bukan karena prestasi, melainkan kenakalannya.
Femila hidup sebatang kara sebagai gadis kurang mampu, kedua orang tuanya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan disaat usia Femila baru 13 tahun. Mungkin kesepiannya selama ini yang membuat Femila bebas melakukan hal yang ia suka untuk meramaikan kehidupannya.Berbeda dengan Rinala Afrega atau kerap disapa Ririn, teman sejati Femila. Dia sangat pemalu bahkan di sekolahnya sering dibully, tapi Femila selalu menjadi tameng baginya. Ririn merupakan gadis yang lahir dari keluarga berada, keluarganya sangat baik hingga menyekolahkan Femila bersamanya dengan biaya yang ditanggung oleh keluarga Ririn.
Ririn si gadis lugu yang imut.Setelah menaiki angkot dan membayar ongkosnya, tibalah mereka di SMA Detara, tempat di mana Femila harus menulikan telinganya dari cibiran beberapa siswa, memasang hatinya sekuat baja, menahan air matanya dipelupuk mata.
"Dekil!"
Satu kata yang terdengar tak mengenakan menyapa pagi Femila ketika kakinya baru selangkah memasuki gerbang, tatapannya yang tajam menelisik gerombolan siswa yang ada di parkiran sekolah.
"Yang penting masih hidup," sahutnya percaya diri.
"Haha, apa sepatumu tak pernah ganti, Femila? Sudah robek dimakan tikus kau tetap membawanya ke sekolah, ckckck." Salah seorang laki-laki menatap remeh Femila.
"Kau ini-."
"Femila!" Ririn mencekal tangan Femila yang hendak menghampiri gerombolan siswa itu, "sudah biarkan saja."
"Manusia seperti Dion, tidak layak hidup di dunia ini Ririn! Cih! Dasar sampah masyarakat," maki Femila sambil merapikan kerah kemejanya.
Lelaki yang namanya baru disebut oleh Femila kini sudah berdiri angkuh di hadapannya, Ririn berdiri dengan tubuh gemetar dan perlahan beringsut ke belakang tubuh Femila.
"Bisa ulangi makianmu tadi?" desis Dion dengan sebelah tangan yang disembunyikan ke dalam saku celana abu-abunya.
"Apa kau tuli?" dalas Femila berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kegelapan Putih (LENGKAP)
FantasyFemila merupakan gadis miskin yang serba kekurangan, sifatnya yang urakan sudah menjadi ciri khas dirinya, namun apa jadinya jika tiba-tiba dia terbangun dari koma tapi bukan menjadi Femila kembali. Melainkan menjadi gadis cantik dari keluarga berad...