Minta vote nya dulu dong, setidaknya untuk menghargai karya Author. Udah dikasih cerita gratis kok, masa vote aja susah🤗
-
-
-
Aku sudah menjadi hujan yang menghanyutkan kesedihanmu. Namun kau selalu saja terpaku pada pelangi yang jelas-jelas hanya sekedar singgah.
Kegelapan Putih.
👑Saat ini isi kepala Putih hanya dipenuhi oleh satu nama, yaitu Nona threaten. Dia ingat betul perkataan Lanang yang menyuruhnya untuk mendengarkan kisah dongeng Nona threaten milik Alira. Mungkin Putih dapat menyiapkan strategi ketika tiba-tiba Nona threaten datang lagi.
Tubuh Putih bergerak maju mundur seiring dengan dorongan di belakangnya, Lanang terus mendorong ayunan yang dinaiki Putih, berusaha membuat gadis itu tertawa, namun yang ia dapati hanyalah kesuraman.
"Bunganya layu," pekik Lanang keras mengejutkan Putih.
"Hah? Benarkah?" Bola mata Putih bergerak-gerak seolah ingin melihat bunga layu yang dimaksud Lanang.
"Mengapa bisa layu? Ibu bilang, para pelayan selalu merawat tanaman dengan baik," imbuhnya.
Lanang menekuk lutut di hadapan Putih yang masih duduk di bangku ayunan, menatapnya lekat dengan mata sayu.
"Senyummu tak kunjung mengembang, bunga pun sukar untuk mekar."
Putih menghela napas pelan, "kau membohongiku?"
"Mana mungkin." Lanang melukis senyum misterius, "mari kita lihat bunga layu itu."
Bibir Putih hendak terbuka untuk berkomentar, tapi genggaman Lanang ditangannya membuatnya bungkam.
Tiba-tiba dia merasakan hawa yang berbeda menusuk kulitnya, perlahan Putih membuka mata dan terkejut karena penglihatannya berfungsi."Kita sedang berada di kehidupan citah," cetus Lanang sebelum Putih melontarkan pertanyaan.
Putih geleng-geleng kepala melihat pemandangan di depannya, "mengapa semua tanamannya mati?"
Lanang mengangkat bahu, dia berjalan empat langkah membelakangi Putih. Ditatapnya punggung lebar milik pengawalnya yang tegap itu, Putih menelan salivanya.
"Citah tak cukup berakal untuk merawat tanaman," jawab Lanang dibalas helaan napas dari sela-sela bibir gadis bersepatu kaca itu.
"Sayang sekali, taman ini seharusnya terlihat indah jika saja bunga-bunganya bermekaran." Putih menatap sekelilingnya.
Dia berjalan-jalan di sekitar taman mati itu, sepatu kacanya terdengar menggema di suasana sepi ini. Gaunnya yang menjuntai panjang menyapu rumput kering yang gersang, tanpa disadari, bunga-bunga mulai bermekaran dan rumput pun mulai tumbuh hijau ketika Putih berjalan melewati taman ini.
"Wah, sulit dipercaya." Lanang melongo, "Nona Putih, berbaliklah!"
Mendengar seruan dari pengawal tampannya, Putih segera membalikkan badan dan seketika tubuhnya menegang melihat tumbuhan yang tadinya layu tak berdaya kini tumbuh segar memanjakan mata.
"Bagaimana mungkin mereka mekar secepat ini?" kagetnya.
Lanang berlarian kecil menghampiri Putih, "mereka baru saja mendapatkan pupuk."
"Oh ya?" Putih celingak-celinguk mencari siapa gerangan yang menabur pupuk secepat ini, "di mana si pemberi pupuk? Aku tak melihatnya."
Kekehan kecil mengalun merdu dari bibir Lanang. Laki-laki ini bukannya menjawab pertanyaan majikannya tetapi malah tertawa, menyebalkan memang, tapi Putih tidak bisa marah karena paras Lanang bertambah kadar ketampanannya ketika sedang memamerkan gigi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kegelapan Putih (LENGKAP)
FantasiaFemila merupakan gadis miskin yang serba kekurangan, sifatnya yang urakan sudah menjadi ciri khas dirinya, namun apa jadinya jika tiba-tiba dia terbangun dari koma tapi bukan menjadi Femila kembali. Melainkan menjadi gadis cantik dari keluarga berad...