Menjadi diri sendiri lebih baik, tapi diriku sendiri bukanlah pribadi yang baik.
Roro Putih Kanana.
-
-
-Hidup di tubuh orang lain bukanlah suatu hal yang mudah bagi Femila, apalagi tubuh yang saat ini ia singgahi tidak bisa melihat apapun.
Saat ini Femila sedang duduk di salah satu kursi di meja makan dengan anggunnya setelah ke lima pelayan wanita memandikannya tadi, sayup-sayup telinganya menangkap sepatu beberapa orang yang datang dan mulai menarik kursi.
"Wah, Putih. Kau terlihat luar biasa hari ini." Itu suara Ibu-nya Putih yang Femila ketahui bernama Metha.
"Tentu, dia putriku," sambung suara bariton yang merupakan kepala keluarga. Rajendra Abram.
Baiklah, karena semua orang memanggil Femila dengan sebutan Putih. Mari kita lakukan hal yang sama, menyebut Femila dengan 'Putih'.
Salah seorang pelayan mendekati Putih, dia meletakkan semacam sapu tangan dipangkuan Putih dan mulai menyiapkan sarapan untuk Nona muda.
"Anda selalu sarapan dengan roti selai coklat, Nona. Saya akan menyuapi anda," ujar sang pelayan yang mulai memotong roti menjadi kecil-kecil.
"Padahal aku selalu sarapan dengan nasi yang hanya ditaburi garam," celetuk Putih membuat Metha tersedak makanannya.
Metha tertawa kecil, "mengapa kau berucap layaknya orang yang kekurangan?"
Putih berdeham, ia menarik senyum tipis dan menggeleng pelan. Perutnya sudah sangat keroncongan, ia akan memberi tahu mereka ketika sudah menyelesaikan sarapannya.
"Maaf Nona, buka mulut anda," titah sang pelayan yang akan menyuapi Putih.
Gadis berusia 20 tahun itu menuruti ucapan pelayannya, Putih mengerjapkan matanya berkali-kali menikmati roti empuk dengan olesan selai coklat yang ada di dalam mulutnya saat ini.
"Wah! Rasanya lezat sekali, bahkan roti di rumah Ririn saja kalah empuk dengan roti ini," komentar Putih yang suaranya bergema di rumah besar ini.
Semua yang mendengar ucapan Putih menjadi kebingungan, Abram dan Metha saling bertukar pandang kemudian terkekeh sambil menggelengkan kepala, tidak menganggap serius ucapan Putih.
"Mengapa kau memberikan potongan roti yang begitu kecil untukku? Berikanlah potongan yang sedikit lebih besar agar aku merasa puas ketika mengunyah," protes Putih yang segera dituruti oleh pelayan.
"Kau lebih banyak bicara akhir-akhir ini, Putih." Sebelah tangan Abram mengusap rambut panjang Putih.
Gadis itu tak mempedulikkan ucapan Abram, dia sibuk menghabiskan sarapannya. Pelayan yang menyuapi Putih sampai kewalahan karena belum lebih dari 6 detik, Putih sudah membuka mulutnya lagi dengan dinding mulut yang bersih dari roti.
Setelah menghabiskan rotinya, kini mereka menyantap hidangan penutup beserta susu gurih yang lezat.
"Sepertinya hanya ketika bayi lidahku mencecap susu, ini adalah susu terbaik yang pernah aku teguk." Putih terkekeh dengan sudut bibir yang ditap-tap menggunakan sapu tangan oleh pelayan.
Ghraaa..
Abram dan Metha menatap Putih tanpa berkedip ketika mendengar sendawa keras keluar dari bibir gadis itu. Putri bungsunya hari ini terlihat berbeda, Putih merupakan pribadi yang pendiam, tidak banyak bicara, lemah lembut, dan anggun, tapi hari ini seakan orang lain yang berperan di tubuh Putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kegelapan Putih (LENGKAP)
FantasiFemila merupakan gadis miskin yang serba kekurangan, sifatnya yang urakan sudah menjadi ciri khas dirinya, namun apa jadinya jika tiba-tiba dia terbangun dari koma tapi bukan menjadi Femila kembali. Melainkan menjadi gadis cantik dari keluarga berad...