KP °° 04

412 89 39
                                    

Sebelum menangis, cobalah tersenyum dahulu. Dengan begitu, tidak akan ada air mata kesedihan yang keluar dari mata indahmu.

Elanang Munggaray.
-
-
-


(Roro Putih Kanana)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Roro Putih Kanana)



Keesokan harinya...

"Putih, hari ini Ibu akan pergi menemani Alira untuk pemotretan. Kau tidak apa-apa kan, di rumah sendirian? Atau kau mau ikut?" Metha membuka suara setelah meneguk habis susunya.

Putih menggeleng pelan dengan mulut yang masih mengunyah roti dari suapan Lanang.

"Baiklah kalau begitu." Metha keluar dari kursinya, "Lanang, jaga putriku, jangan biarkan dia minum susu terlalu banyak atau nanti sapi-sapi di belakang mansion akan mengamuk karena susunya diperas habis."

Abram dan Lanang terkekeh mendengar penuturan Metha, sedangkan yang menjadi topik obrolan hanya mengerucutkan bibir.

"Baiklah, Nyonya. Berlian mungil ini akan selalu terjaga," jawab Lanang dengan senyum menawan.

Pipi Putih bersemu, hanya dengan suara dan kata-kata manis dia mampu mengobrak-abrik perasaannya.

"Ibu, apa sarapanmu sudah selesai?" Alira turun dengan diiringi oleh Pangestu.

"Sudah, kita berangkat sekarang? Tapi kau belum sarapan, Nak."

Alira mengibaskan rambutnya, "oh ayolah, Ibu. Aku sedang diet."

"Alira, setidaknya minum susu walau sedikit," tutur Abram membuat Alira mencebikkan bibir.

Gadis itu berjalan lesu menuju meja makan kemudian meminum susunya hanya tiga tegukan. Abram geleng-geleng kepala.

"Putih, Ayah pergi ke kantor sekalian mengantar Alira dan Metha. Kami akan segera kembali." Abram bergerak mengecup dahi Putih singkat kemudian berlalu.

Disusul dengan Metha, melakukan hal yang sama dengan suaminya membuat bibir Putih tertarik membentuk lengkungan manis.

"Aku akan kembali membawa cup cake coklat kacang untukmu," seru Alira mencubit pipi adiknya kemudian berlarian kecil menyusul kedua orang tuanya sambil menarik tangan Pangestu.

"Apakah diet membawa kebahagiaan?" Pertanyaan itu tiba-tiba tercetus dari bibir mungil Putih.

"Ketika orang yang menjalankan diet akan mendapatkan tubuh yang bagus setelahnya, ada kebahagiaan tersendiri bagi mereka," jelas Lanang membuat Putih memanggut.

Kegelapan Putih (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang