KP °° 18

274 57 21
                                    

Selamat datang dan selamat bertemu kembali^
Kegepalan Putih masih adakah di library kalian?

Maaf banget gak pernah update karena aku bener-bener lagi dibebani oleh persiapan ujian dan besok udah mulai ujian, doa in semoga lancar ya guys😁
-
-
-

"Don't touch me!" teriak Femila yang berhasil mengundang tawa iblis Nona threaten.

Dia mengeluarkan sesuatu dari balik jubah hitamnya kemudian menyuntikkannya dilengan Femila dengan gerakan cepat.

"Jadilah manekin ku yang ke seratus, maka akan ku nikahkan kau dengan manekin pertama ku," bisik Nona threaten sambil mencengkram kuat rahang Femila.

"Damn it!"

***

Femila meringis merasakan nyeri dibagian lengan kirinya yang baru saja ditancapkan jarum suntik dengan cairan berwarna kuning oleh Nona threaten.

Jemari lentik wanita berjubah hitam itu mengangkat dagu Femila, memaksa agar mendongak ke arahnya untuk sekedar memastikan apakah cairan dari suntikan itu sudah bereaksi ditubuh Femila.

"Selamat menikmati sensasi nya," bisik Nona threaten terdengar keji.

Rasanya Femila ingin berteriak sekencang mungkin memanggil Lanang, tapi apa daya tenggorokannya seakan tercekik oleh tali yang kuat, kakinya juga sakit digerakkan akibat tergelincir tadi, hanya air mata yang dapat menggambarkan betapa tersiksanya gadis malang ini.

Disaat seperti ini mengapa kepribadian Putih yang asli justru muncul ke permukaan, dia menjadi lemah dan ketakutan, tidak seperti Femila yang kuat dan pemberani, karena bagaimana pun tubuh ini memang milik Roro Putih Kanana yang kapan saja bisa kembali lagi.

Sembari menunggu Femila pingsan, Nona threaten melepaskan sepatu kaca yang masih terpasang di kaki Femila, dia melihat luka kebiruan disana, Nona threaten seolah tidak suka 'calon manekin nya' terdapat luka, dia berusaha menyembuhkannya.

"Engh~," erangan Femila tertahan kala kakinya dipijat kuat oleh Nona threaten.

Dia memejamkan mata erat-erat sebab tak kuasa menahan sakitnya. Dalam pejaman matanya dia seolah melihat seseorang berlari kencang ke arahnya dan menubruk tubuhnya sehingga dada Femila membusung seperti orang yang dirasuki oleh jin. Padahal yang baru saja masuk ke tubuhnya adalah jiwa Roro Putih Kanana yang asli.

Hal ini tidak tertangkap oleh Nona threaten karena wanita itu masih sibuk memijit kaki kebiruan gadis ini.

Putih membuka kelopak matanya, betapa terkejutnya ia ketika matanya bisa berfungsi dan dapat melihat sosok berjubah hitam dengan penutup mulut sedang memijit luka kebiruan di kakinya. Mungkin karena ia telah pergi ke dunia lain lalu kembali ke dunianya saat ini jadi matanya dapat berfungsi.

Dia hendak berteriak karena ketakutan, tapi sebisa mungkin ia tahan. Tidak ada efek apapun dari cairan suntikan itu karena yang merasakannya ialah jiwa Femila yang sementara tersisih dan digantikan oleh Putih Kanana.

Dengan berani tangan Putih mencengkram lengan Nona threaten dan menghantamnya ke tembok dengan kuat, wanita itu terkejut bukan main.

"Beraninya dirimu!" Nona threaten hendak menampar Putih namun dengan cepat Putih mencekal tangannya dan menghempaskannya kasar.

Nona threaten tak habis pikir, dia bingung mengapa mata gadis ini sudah bisa melihat?

"Kau pasti bingung karena aku sudah bisa melihat bukan? Mari kita bongkar kebusukan mu." Putih menyeringai, bertahun-tahun baru kali ini seorang Roro Putih Kanana menyeringai dan ini adalah seringaian terbengis yang pernah dilihat.

Tubuh Nona threaten terbanting ke pintu saat menghindari tangan Putih yang hendak merobek penutup mulutnya.

"Nyali mu tiba-tiba saja menciut berhadapan dengan gadis yang matanya baru saja berfungsi kembali, Nona threaten," sindir Putih sengaja memancing emosi Nona threaten agar dia tidak kabur.

"Diam kau!" Nona threaten berujar dengan nada rendah namun penuh penekanan. Suara ini terdengar familiar ditelinga Putih karena biasanya Nona threaten selalu berteriak sehingga suaranya sedikit berubah.

Putih yang masih memikirkan suara itu membuat fokusnya teralihkan, hal itu dimanfaatkan oleh Nona threaten, dia berlari hendak keluar dari kamar ini namun Putih dengan sigap melayangkan tongkatnya yang sempat terjatuh hingga mengenai kepala Nona threaten.

"Sial!" umpatnya.

Mengejar Nona threaten, lagi-lagi Putih gagal membuka penutup mulut wanita itu karena pergerakan Nona threaten sangat cepat, dia mencengkram lengan Putih dengan menggoreskan tiga kuku panjangnya sehingga terlihat baret merah cukup panjang dilengan Putih, tak lupa dia mendorongnya sampai tersungkur.

"Akh!" Putih memegangi lengan dan tulang ekornya yang terasa nyeri.

Nona threaten tersenyum miring dibalik penutup mulutnya, berbalik hendak melarikan diri, namun dia justru menubruk dada kekar seseorang yang menjulang tinggi dihadapannya. Ini sungguh membuatnya terkejut, bahkan tanpa disadari kedua tangannya telah terkunci di belakang tubuhnya.

"Lanang?" cicit Putih merasa lega atas kehadiran Lanang yang tiba-tiba. Dia bangkit dari tersungkurnya.

"Saya kemari atas laporan dari pelayan yang katanya mau menemani mu tidur, tapi dia mendengar suara gaduh di dalam," jelas Lanang membuat Putih mengangguk.

"Dan kau," Lanang menjeda ucapannya dengan mengeratkan cengkramannya dipergelangan tangan Nona threaten, "penjahat wanita, berani sekali memasuki ruangan Nona muda."

"Tapi, Nona. Mengapa saya merasa ada kehadiran Nona Putih di sini? Saya dapat mencium aromanya yang begitu kuat, aroma melon manis," ucap Lanang dengan kerutan didahi. Siluman citah yang dapat mengendus berbagai aroma dari masing-masing orang.

"Aku memang Putih, aku sendiri tidak tahu mengapa bisa kembali secepat ini dan mata ku sudah bisa melihat. Tapi saat ini yang terpenting mari kita bongkar siapa sebenarnya Nona threaten."

Lanang mengangguk setuju, manik matanya berubah menjadi kuning dengan garis vertikal biru ditengahnya, pertanda sisi citahnya muncul ke permukaan akibat tidak dapat menahan emosi pada wanita yang selama ini mengancam Putih.

Tangan Putih gemetar ketika terangkat ke udara, dia memperhatikan Nona threaten yang kepalanya terus menghindar agar ia tak dapat membuka penutup mulut itu.

Putih takut, takut yang selama ini ia curigai adalah kebenaran.

Dan... srekk!

Terbukalah penutup mulut Nona threaten dengan sekali tarik oleh tangan Putih, gadis itu mematung di tempat dengan setetes air mata yang membasahi pipi nya, tangannya gemetar dengan detak jantung yang bergemuruh.

"Ibu?"




Yes di part ini pembongkaran siapa itu Nona threaten, gimana terkejut?😂

Di part selanjutnya akan kebongkar identitas Putih, so jangan lewatkan😁

Cerita ini mungkin akan tamat di part dua puluhan.

Besok aku mau ujian, mohon doa nya agar diberi kemudahan dan nilai yang memuaskan ya guys..
Vote dan komen dong buat nyemangatin aku😙

Kegelapan Putih (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang