-19

1.7K 79 0
                                    


Pagi hari, sekolah sedang ramai berbondong-bondong untuk ke lapangan.

"ada apaan sih" ucap risa pada dirinya sendiri yang baru saja masuk pintu gerbang sekolah.

"RISAA!" triak karin dari arah koridor sekolah. risa pun berlari menuju karin.

"ada ap--" ucap risa terpotong kala karin menarik lengannya.

"ikut gue ke lapangan!" ujar karin sambil menyeret risa.

"gue bisa jalan sendiri anjing! gausa ditarik-tarik juga!" kesal risa karna karin menariknya hingga ingin tersungkur kelantai.

"gc deh ah, lo mau tau ga di lapangan ada apa?"

"ya mau lah"

"yauda makanya ayo!" mereka pun akhirnya berjalan bersama menuju lapangan.

"lah raya? dia ngapainn?!!" tanya risa setelah sampai di lapangan.

"MAAF SEBELUMNYA GUE MENGANGGU AKTIVITAS KALIAN DI PAGI HARI, GUE CUMA MAU MENGUNGKAPKAN PERASAAN GUE KEPADA SESEORANG YANG BARU AJA SAMPAI DI TENGAH-TENGAH KERUMUNAN KALIAN" ucap raya dengan toa yang ia pegang. semua murid pun saling berbisik. siapa yang raya maksud? terutama risa, ia ikut bingung.

"GAUSA MENGULUR WAKTU MUNGKIN, GUE MINTA YANG MERASA NAMANYA GUE SEBUT BOLEH KE TENGAH LAPANGAN. CLARISA PUTRI MAHESA!" hening keadaan sebelum akhirnya risa didorong oleh karin untuk ke tengah lapangan. sampai nya ia ditengah raya pun mengembangkan sudut bibirnya menjadi senyum yang sempurna.

"risa, lo mau kan jadi cwe gue?" tanya raya dengan mencondongkan kepalanya dekat sekali dengan risa, tanpa disadar risa pun memundurkan langkahnya untuk menjauhkan wajah raya, jantung risa bedegup lebih kencang dari biasanya, apa ini? gimana kalo elang liat? risa masi memikirkan hati elang disaat situasi seperti ini. ia pun memejamkan matanya menarik nafas secara perlahan, dan ia pun membuka matanya dan langsung menggandeng raya untuk keluar dari kerumunan.

"ikut gue!" ucap risa sambil menyeret raya, keluar lapangan.

"maksud lo apa kaya gitu sih ray? lo ketua osis, harusnya lo malu sama perbuatan lo tadi." ucap risa saat sedang ada di uks. entah lah saat ini ia ingin bicara ber2 dengan raya. beruntungnya risa membawa raya kesini, saat sedang tidak ada siapa-siapa.

"gue mau lo jadi milik gue sa!" ucap raya tegas.

"ga gitu caranya ray"

"kenapa? lo takut elang makin ngejauh dari lo?"

"kenapa kalo iya?" ucap risa enteng, raya pun hanya menaikkan sebelah sudur bibirnya, lalu tersenyum kecut.

"lo masi ngarepin seseorang yang udah jelas hatinya bukan lagi buat lo?" ucap raya berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya lagi.

"ada gue sa, gua cinta sama lo. udah saat nya lo buka hati buat gue!" risa pun memejamkan matanya, mengingat kembali perkataan sang mamah kemarin siang.

"lo mau kan jadi milik gue sa?" kata raya sembari memegang kedua telapak tangan milik risa. risa pun mendongakkan kepalanya.

"gua belum bisa jawab sekarang ray" tutir risa lalu melepaskan tangannya dari genggaman raya.

"ya, gue ga minta lo buru-buru jawab, lo boleh pikirin ini dulu. kalo lo udah siap lo boleh kasi kabar ke gue, gue selalu ada buat lo sa" ucap raya, risa pun tersenyum lalu memeluk tubuh tegap milik raya. raya pun tersentak kaget, bengong sesaat dan akhirnya ia pun tersadar lalu tersenyum dan membalas pelukan risa.

"jangan ambil jalan yang salah ya sa" ucap raya sambil mengusap kepala risa. risa pun mengangguk didalam pelukan raya.

●●●

ELANG&RISA (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang