ALRA 10✨

2.7K 93 0
                                    


aku senang karena kamu adalah salah satu ha
l yg bisa kusebut hadirnya dengan satu hal yg bisa ku sebut bahagia.

___________________________

Happy Reading 🤓


~oOo~


"Varo Buka Pintunya!" Teriak Wijaya Dari Luar Kamar Al Dan El.

"Mas Kasian Varo,mungkin dia cape dari kemarin-kemarin Kamu suka marahin dia,terus suruh dia latihan bela diri kalau pulang sekolah atau gak harus belajar. Kasihan Mas Nanti Kalau Di Paksain Bisa Sakit Anak Kita"Ujar Wanita Paruh Baya Yang Bernama Susan.

Sebenarnya Susan Sering sekali menasehati suaminya itu,supaya tidak terlalu keras dalam mendidik anaknya. Tapi Wijaya Tidak pernah menurut Apa Yang istrinya Ucapkan itu. Susan Merasa Gagal Menjadi Sosok Ibu Yang Selalu Ada untuk Putra Pertama nya,Karena Varo Dan Dirinya Sangat Lah Jarang Ngobrol Bareng Paling Cuman Bisa menanyakan sudah makan belum?Habis dari mana? Dan seterusnya. Alvaro Ini Haus Akan Kasih Sayang Dari kedua orangtuanya, sebenarnya Susan Tidak tega melihat anaknya Yang selalu di perlakukan Seperti itu setiap hari dari mulai Alvaro Duduk Di Kelas 3 SD. Tapi Itu semua terjadi karena masa lalu yang menimpa keluarga Wijaya,semenjak itu Wijaya berjanji akan Terus mengajarkan anak-anak nya untuk jadi yang terbaik bagi keluarga dan negara.

"Sayang,Jika Di diemin terus nanti itu anak bakal ngelunjak,inget apa yang terjadi di masa lalu itu yang membuat aku se posesif ini"ujar Wijaya kepada Susan.

"Tapi Mas itu sudah masa lalu,kita ambil saja pelajaran nya di masa lalu tapi aku mohon jangan lakuin itu kepada anak kita Alvaro mas"ucapnya memohon namun tak di hiraukan Wijaya.

Pintu kamar Pun Terbuka dari dalam,dan menunjukkan Elvano Yang Membuka Pintunya. Dengan Muka bantal serta rambut acak-acakan nya Elvano pun mengucek matanya Untuk menetralkan penglihatannya.

"Vano Mana Abang Kamu Varo?!"ujar Wijaya dengan sedikit keras.

"Ayah,Bang Varo Kayaknya Demam,Dari Malam Ia Terus Saja Bersembunyi Dalam Selimutnya"Jelas Elvano

Susan Sontak Terkejut Apa yang di katakan Elvano tadi,bahwa Alvaro tengah demam dan bersembunyi di dalam selimut nya. Susan pun berjalan masuk ke dalam kamar anaknya dan langsung mendekat ke arah ranjang Alvaro,di mana terlihat Alvaro sedang meringkuk di bawah Selimutnya.

Susan Pun Duduk di samping ranjang Alvaro,Tangannya terulur untuk menyentuh dahinya anaknya. Punggung tangannya ia letakkan di dahi Alvaro,Sangat Panas. Lalu ia beralih untuk menyentuh dahinya,tidak ada panas sama sekali. Itu berarti Alvaro benar-benar Demam Saat Ini.

"Vano Tolong Ambilkan Air Hangat Yang Ada Di dapur ya dan jangan lupa masukkan kedalam Wadah" pinta Susan kepada Elvano.

Elvano Mengangguk lalu keluar dari kamar langsung menuju dapur untuk mengambil air hangat,setelah itu air hangat ia masukkan ke dalam wadah yang sedang. Setelah siap,ia membawanya ke kamar dan di berikan kepada bundanya. Bundanya Pun mengambil Kompress Yang Ada Di Dalam Nakas Al dan El.

Susan Pun mulai mengompres Alvaro Dan Terus Mengusap lembut kepalanya. Alvaro pun yang merasa tidurnya terganggu langsung membuka mata dan pandangan pertama yang ia lihat setelah bangun tidur ialah sesosok Orang Yang Sangat Ingin sekali ia peluk dan cium pipinya setiap hari,ia adalah Pelita nya di rumah ini yaitu Bunda Susan. Ia sangat merindukan masa lalunya sebelum ia sering di perlakukan ayahnya seperti yang dilakukan nya sampai saat ini.

"B-bunda?"Lirih Alvaro

"Iya Sayang Ini bunda. Bunda kompresi Varo Dulu Ya?"Ujar sang bunda dengan lembut.

ALRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang