Bab 08

128K 8.7K 212
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Disebuah apartemen mewah bernuansa abu-abu sedang terjadi perdebatan antara dua pemuda. Pemandangan malam dengan kerlap kerlip lampu kota Jakarta tidak membuat dua manusia itu tertarik untuk memandangnya.

"Ini semua terjadi karena lo!" Sentak seorang pemuda tampan berkulit putih.

"Lo yang bego, kenapa nyalahin gue" protes pemuda satunya lagi.

"Itu karena Lo lebih milih nemenin cewek manja itu dari pada Lo nemenin gue" ucapnya menunjuk-nunjuk wajah laki-laki di depannya.

"Dia cewek gue lah kalau Lo siapa gue?" Tanya laki-laki yang diketahui bernama Alex itu.

"Dasar goblok!! Lo itu anak buah gue" Kesal Melvin

"Sejak kapan gue punya bos bego macam Lo? Idiih najiss" jawabnya tersenyum sinis

Mereka Melvin dan Alex. Dua pemuda yang katanya sudah bersahabat sejak mereka masih berada dalam kandungan.

"Kalau aja Lo nemenin gue malam itu, ini nggak akan terjadi!" Teriak Melvin frustrasi.

"Mungkin udah nasib Lo, tinggal terima saja apa susahnya sih" kata Alex santai.

"Bisa habis gue kalau sampai Sherly tau" Melvin mengacak rambutnya frustrasi.

Sherly adalah tunangan Melvin. Mereka dijodohkan saat masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Ya jangan sampai tau," kata Alex "Lo cari aja tuh cewek terus kasih duit, beres kan" usul Alex.

"Gue nggak inget muka tuh cewek, cctv club' seperti sengaja di rusak" jelasnya.

"Sebulan ini udah gue selidik tapi nggak nemu petunjuk apa-apa" tambah Melvin mengusap wajahnya.

"Harusnya sih masih satu kota sama kita, kalau yang dua cewek itu lo masih ingat wajahnya?"

"Mungkin kalau ketemu cewek itu gue ingat, mereka masih SMA sama seperti kita"

"Lo pernah punya salah kali, nggak mungkin nggak ada alasan mereka lakuin itu"

"Itu yang gue nggak tahu Lex, gue nggak ngerasa punya salah"

"Lo kan terkenal playboy, mungkin mereka salah satu korban Lo" canda Alex "Tapi bukan anak sekolah kita kan?"

Melvin berdecak kesal menatap Alex "Itu hanya rumor, Lo tau rumor itu supaya para cewek-cewek gatel nggak terus-terusan nguber gue."

"Bukan anak Arwana, apa kita coba cari antar sekolah? Tapi pasti susah, seperti mencari jarum di tengah tumpukan jerami" Melvin memijat pelipisnya. Laki-laki itu berjalan menuju balkon meninggalkan Alex sendiri.

Melvin menatap langit malam yang terlihat indah dengan bintang yang bersinar terang.

_

Mereka memandang langit yang sama, di waktu yang sama, namun di tempat yang berbeda, melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan. Terasa menenangkan untuk hati mereka yang dilanda kegundahan.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang