Bab 19

115K 8.1K 176
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****


Kelopak mata dengan bulu mata lentik perlahan terbuka.
Mata coklat itu terlihat mengerjap beberapa kali saat silau cahaya matahari memasuki retina matanya.

Gadis itu terduduk, memandang sekeliling kamar tidur yang terasa asing, kamar yang didominasi oleh warna hitam.

Memejamkan matanya lalu membukanya lagi.

Ia benar-benar tidak sedang bermimpi.

Deolinda tertegun saat meneliti pakaiannya yang sudah berganti dengan kemeja putih kebesaran.
Otaknya ia paksa mengingat apa yang terjadi.

Merasa dejavu. Ia pernah di situasi seperti ini. Bangun dengan keadaan linglung.

Deolinda hanya mengingat saat ia menyetop sebuah mobil dan setelahnya tidak mengingat apapun lagi.

Saat sibuk melamun tiba-tiba pintu kamar dibuka dari luar. Seorang laki-laki tampan dengan rahang tegas, hidung mancung, dan mata setajam silet masuk kedalam kamar, sebuah paper bag ia letakkan di atas nakas.

Pandangan laki-laki itu tidak pernah lepas dari sosok cantik yang bersandar di kepala ranjang. Dia tahu gadis itu tengah kebingungan.

Berdehem pelan sebelum bicara "Akhirnya bangun juga lo" ujarnya

Deolinda diam tangannya meremas kemeja yang melekat di tubuhnya. Seolah tahu apa yang dipikirkan gadis di depannya laki-laki itu kembali membuka mulutnya.

" Baju lo kotor makanya gue minta pembantu buat gantiin. Disini nggak ada baju cewek "

" Didalam paper bag itu ada baju. Gue nggak tahu sesuai selera lo apa nggak " tambahnya menunjuk paper bag di atas nakas.

Laki-laki itu berjalan keluar tanpa menunggu jawaban dari Deolinda. Namun langkahnya terhenti di ambang pintu.

" Setelah ganti baju gue tunggu di meja makan " ujarnya tanpa berbalik. Laki-laki itu melanjutkan langkahnya tidak lupa menutup pintu.

Deolinda memandang kosong pintu kamar itu. Air matanya mengalir saat mengingat apa yang ia lalui kemarin.

Beruntung

Deolinda beruntung bertemu dengan laki-laki baik itu. Entah apa yang terjadi jika kemarin ia tertangkap oleh orang suruhan Aretha.

Semua juga berkat gadis bernama Bunga Azalea. Gadis yang membantu ia kabur dari tempat laknat itu.

" Terimakasih Bunga, berkat kamu dia masih ada di sini " ucapnya mengelus perutnya.

" Semoga kamu selamat dari iblis itu. Aku benar-benar berhutang nyawa "

-

Flash back

Ia diseret paksa menuju brangkar. Gadis itu berontak, menjerit histeris berharap mereka akan berhenti.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang