Bab 12

129K 9.2K 174
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Sudah tiga hari Deolinda berada di rumah sakit, selama itu juga Sakala selalu di sampingnya, bahkan laki-laki itu bolos sekolah hanya demi temani sang pujaan hati.

Sakala menjadi lebih protektif.

Saskia juga selalu datang setelah pulang sekolah, berkali-kali meminta maaf karena waktu itu Saskia sama sekali tidak tahu jika Deolinda di pukuli Seno di parkiran sekolah.

Deolinda pun tidak mempermasalahkannya, dengan keperdulian Saskia itu sudah lebih dari cukup untuknya.
Saskia juga sudah tahu tentang kehamilannya, awalnya gadis itu syok namun ia tetap mensupport sahabatnya untuk terus semangat menjalani hidup.

Seperti saat ini Saskia tengah menyuapinya, gadis itu tidak membiarkan Deolinda memakan makanannya sendiri.
Sedangkan Sakala duduk di sofa, tangannya sibuk bermain di layar ponsel, sekali-kali matanya mencuri pandang ke arah dua sahabat itu.

"Oh iya, tadi kak Bara nyamperin gue lagi" Saskia terdengar menghela nafas lelah.

"Dia kelihatan berantakan banget De, kantung matanya itu---- aduh, gue bener-bener nggak tega lihatnya"

"Aku nggak mau pulang Sas" wajah Deolinda berubah sendu, dan itu tidak luput dari pandangan Sakala.

"Gue juga nggak mau Lo kembali ke rumah itu-- maksud gue, Lo nggak mau temuin kak Bara?"

"Dia bener-bener nyesel De, gue bisa lihat itu dari matanya" tambahnya.

Deolinda hanya diam, ia masih sangat kecewa dengan Bara. Ia masih ingat waktu itu Bara mengatakan akan pulang sebelum Seno sampai rumah. Namun sampai langit berubah gelap, saat ia di siksa Seno seperti bintang, dan saat ia di usir dari rumah.

Laki-laki itu tak kunjung datang, tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Aku butuh waktu Sas, aku kecewa"

"Setiap orang pernah melakukan kesalahan, ya-- setidaknya lo dengerin dulu lah penjelasannya"

"Dia ingkar janji" lirihnya.
Jauh di dalam lubuk hati terdalam ia sangat menyayangi Bara, apalagi dengan perhatian yang akhir-akhir ini laki-laki itu berikan.
Perubahan Bara yang lebih perduli dengannya.

Ia bahagia

Ia mulai mempercayai Bara

Tapi--

Bara juga yang menghancurkan rasa percaya itu

"Dia pasti punya alasan" jelas Saskia.

"Aku juga punya alasan untuk nggak temui dia, sulit buat orang seperti aku untuk kembali percaya setelah dia hancurin kepercayaan itu sendiri"

Egois?

Ia hanya manusia biasa, Deolinda punya alasan di balik sifatnya yang sulit percaya pada orang lain. Ia hanya ingin melindungi diri dari orang-orang yang berpotensi menyakitinya.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang