8|ɴʏᴀᴡᴀ ᴋᴜᴄɪɴɢ

974 225 7
                                    

Puingan itu roboh membuat (Name) terjatuh kesakitan saat (Name) membuka matanya ia melihat puingan jatuh mengarah tepat ditubuhnya.

***

(Name) menghindar dengan mengguling ke samping.

Melihat retakan aspal disampingnya (Name) langsung berdiri, begitu (Name) berlari jalanannya runtuh.

"(Name) san!"

Sanji berlari ke arah (Name), tetapi runtuhan itu terlalu besar untuk dilompati.

(Name) terus berlari, runtuhan semakin dekat, energi (Name) menguras, dan detak jantungnya makin cepat.

Runtuhan berhasil mencapai (Name).

(Name) terjatuh, dengan reflek ia berpegangan dengan aspalnya.

(Name) mengira ia akan jatuh kebawah sebentar lagi.

"Runtuhannya berhenti,"(Name) mencoba untuk naik, tetapi gagal.

Pegangannya makin lemah.

"(Name) san!"

Sanji merendahkan tubuhnya untuk mengulurkan tangannya kepada (Name),"Genggam tanganku."

(Name) menggenggam tangan Sanji dan berhasil naik ketika sudah naik (Name) terengah-engah.

"Beri aku waktu,"(Name) mencoba untuk tenang dan mencerna semuanya, Sanji hanya diam menunggu (Name) kembali bersuara.

Keringat bercucuran di kepalanya dan perutnya terasa sakit, itulah yang (Name) alami sekarang.

"Maaf aku tidak datang lebih cepat,"Sanji benar-benar mengkhawatirkan kondisi (Name).

"Mungkin kamu pulang saja aku bisa menanganinya sendiri."

(Name) langsung menatap Sanji,"Aku akan tetap membantumu."

"Aku punya perasaan kalau aku membiarkanmu sendiri akan terjadi sesuatu yang buruk."

Jika aku mengusirnya dari dulu mungkin aku juga akan melupakan One piece.

(Name) melihat raut wajah khawatir Sanji,"Aku baik-baik saja, Sanji."

(Name) menepuk pundak Sanji,"Ayolah jangan galau gara-gara aku syok tadi,"(Name) tersenyum,"lain kali hati-hati, (Name) san."

"Hm."

(Name) melirik ke bawah lubang besar itu.

(Name) menengok dan melihat suatu cahaya,"Ada cahaya aneh di dalam sana."

"Kamu benar."

Sanji dan (Name) mendekati lubang itu,"(Name) mencoba menyenterkan lubangnya,"Ini....Dalam sekali."

"Yang benar saja, apakah kamu tahu cara turun kebawah?"Sanji menatap wajah (Name),"aku bisa turun dengan melompat di udara."

Aku hampir lupa ia bisa melakukan itu.

"Kamu tunggu sini, aku akan mengecek lubang ini,"Sanji pun turun sambil melangkahi udara.

(Name) hanya menunggu sambil melihat berita gempanya, (Name) mendecih,"Bikin susah saja."

WHAP!

Ada semacam tali dari lubang itu yang melilit kaki (Name), dan menarik (Name) kebawah.

(Name) berteriak.

2 menit berlalu dan ia masih belum sampai kepermukaan, (Name) mencoba melepas lilitan tali aneh itu.

Akhirnya (Name) berhasil melepaskan nya.

(Name) meneriaki nama Sanji, namun karena teriakan sebelumnya ia tak dapat berteriak lagi.

(Name) melihat berbagai tali saling menyambung, (Name) langsung menggenggam tali itu untuk tidak jatuh lebih dalam lagi.

(Name) terenga-enga, tali itu kembali melilit (Name), namun kali ini yang terlilit bukan hanya kakinya saja.

Tangan dan lehernya terlilit, (Name) kembali meneriaki nama Sanji, lilitan di lehernya makin kencang.

(Name) mencoba untuk menarik tali dilehernya, tetapi tangannya di lilit.

Saliva (Name) mulai keluar dari mulutnya, mukanya memerah,"Siapapun tolong...."

(Name) masih mencoba untuk melawan.

Tiba-tiba ada sebuah cahaya berwarna dari bawah, kemudian batu terlempar ke atas mengenai tali yang bagian melilit leher (Name), alhasil lilitan di lehernya mengendur.

(Name) langsung menarik nafas dalam-dalam dan terbatuk-batuk.

Tali itu mulai mencoba melilit muka (Name), (Name) langsung menggigit talinya.

Badannya lepas dari lilitan, (Name) langsung menggenggam salah satu talinya.

"Apa yang dia lakukan di sana?!"karena tidak bisa menahan beban tali itu putus.

"(Name) san bertahanlah!"

"Sanji,"

Pertama kalinya aku bahagia ia memanggilku.

Wiw halolo

Maaf updatenya telat 😅

MAAF TADI ADA KESALAHAN jadi Author update lagi, semoga enjoy ya hehe

DIFFERENT HUSBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang