“Karena bersama kamu, aku jadi tahu bagaimana lelahnya berjuang dan bagaimana caranya bersyukur.”
-Fall In You-
Karya Nadia Pratama
Alif dan Laras sama-sama tersenyum di hadapan kamera saat sesi foto terakhir bersama dengan semua keluarga mereka, sesekali Alif melirik Laras. Ada desiran aneh yang menyapa hatinya saat ini.
“Selamat ya Swip, doain gue biar cepat nyusul,” ucap Randi setelah sesi foto selesai.
“Makasir Dor, aamiin. Makasih juga buat Althaf ya, udah datang ke sini.” Alif langsung menggendong Althaf yang sejak tadi bersama Randi dan Qailla.
“Sama-sama Om Alif,” balas Althaf.
Atlas dan Hafsah mendekat, mereka mengajak Althaf untuk pulang tapi bocah itu tidak mau. Dia hanya mau bersama Randi dan Qailla sejak acara dimulai.
“Om Randi dan Tente Qailla, mau pulang nak. Ayo sama Mama.” Bujuk Hafsah.
Althaf mengeratkan pelukannya di leher Alif.
“Nanti aku bujuk Sah,” ucap Qailla agar Hafsah bisa tenang.
Hafsah mengangguk. “Aku sama Bang Atlas nunggu di mobil ya Kak.”
“Iya,” balas Qailla.
“Ras, aku pulang ya. Sekali lagi selamat.” Hafsah memeluk Laras.
“Makasih Hafsah, makasih juga udah selalu mau aku repotin masalah pra nikah.”
“Sama-sama.”
Alif ikut tersenyum melihat interaksi Hafsah dan Laras. Dan dia baru tahu jika selama ini Laras sering belajar bersama Hafsah.
Alif kembali menatap Randi lalu berbisik pada Randi. “Ciee dari tadi sama Kak Qailla terus.”
“Sst! Rezeki,” balas Randi diakhiri tawa.
“Sikat Ran!” titah Alif dan membuat Randi tertawa pelan.
Randi kembali mengambil alih Althaf, dan menatap Qailla yang tengah berbincang dengan Laras.
“Ayo Kak.” Ajaknya.
Qailla menoleh. “Kemana Ran?”
“Nikah,” balas Randi.
Alif dan Laras menahan tawa, sedangkan Qailla hanya menggelengkan kepalanya.
“Dasar! Kalau jawab gak pernah bener.”
“Lihat kan Lif, Kak Qailla gak mau diajak nikah.”
“Pepet teros!” paksa Alif.
“Udah lah capek, mau pulang.” Dan setelah mengatakan itu, Randi dan Qailla pamit pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In You [Sudah Terbit]
Teen Fiction📌 Lapaknya Alif "Harta, tahta, tampan gak burik seujung kuku pun, kemewahan, gak pernah kekurangan, lahir dari keluarga baik-baik, satu iman," jeda sekian detik. "Apa yang buat kamu susah nerima aku? Semuanya udah jelas, kamu bakal bahagia kalau ni...