The Blue Whisper - 驭鲛记 (Terjemahan Indonesia) ✔

Chapter 57: Pembalasan

        Mata biru es menatap dingin pada Ji Yunhe.

Mereka saling memandang seolah-olah mereka mengambil dari pertemuan pertama mereka di ruang bawah tanah Lembah Iblis bertahun-tahun yang lalu. Hanya sekarang, peran mereka telah dibalik.

Mata Changyi masih bersih dan jernih, memantulkan segala sesuatu di sekitarnya -- cahaya api di dinding, jeruji penjara, dan orang-orang. Di dalam pupil beningnya, Ji Yunhe melihat dirinya sendiri. Dia berlumuran darah, rambutnya acak-acakan dan pakaiannya sobek, bahkan setiap tarikan nafasnya terasa seperti perjuangan. Dia terlihat sangat menyedihkan.

Jelek sampai ekstrim.

Ji Yunhe tersenyum, tiga bagian mencela diri sendiri, tiga bagian rayuan, tetapi sebagian besar merupakan desahan dari sentimen bertahun-tahun.

"Lama tidak bertemu, ikan ekor besar."

Ketenangan seperti cermin di bawah mata biru berdesir dari suaranya, tetapi gangguan itu dengan cepat mereda.

"Ji Yunhe." Suaranya sedingin tatapannya. Kehangatan lembut dari masa lalu kini telah berubah menjadi bilah es, menunjuk ke arahnya.

"Kamu terlihat mengerikan."

Pedang Zhu Ling tidak memotong tubuhnya, tetapi kata-kata ini memotong jiwanya.

Ji Yunhe menatap Changyi.

Setelah melalui banyak hal selama bertahun-tahun dan bertemu dengan Ji Yunhe yang malang, keadaan pikirannya saat ini tidak mungkin sepolos dan tanpa cacat seperti sebelumnya...

Itu hanya logis.

Itu semua salahnya lagi.

Ji Yunhe merasakan berbagai macam emosi muncul di dalam, tapi senyumnya tidak berubah. Dia mempertahankan seringai genitnya dan tampaknya mengabaikan komentar jahatnya.

"Itu aku. Menyedihkan sampai ekstrim..."

"Jiaoren... masuk tanpa izin ke rumah Grand Master... Semua murid keluar... Semua murid..." Sementara Changyi dan Ji Yunhe berbasa-basi, Putri Shunde mulai merangkak menuju pintu sel. Dia memanggil pelan, tetapi selain dari master iblis yang mati di lantai, tidak ada murid lain di sini.

Changyi menoleh dan melirik Putri Shunde yang bahkan lebih menyedihkan.

Kekejaman di mata biru esnya adalah sesuatu yang belum pernah dilihat Ji Yunhe dalam dirinya sebelumnya.

Dia benar-benar menjadi Penguasa Utara...

Changyi bukan lagi iblis yang dipenjara di penjara bawah tanah. Dia sekarang memiliki kekuatannya sendiri, pasukannya sendiri, dan niat membunuhnya sendiri.

Sebelum Ji Yunhe sempat berpikir lebih banyak, dia membungkuk dan tangannya yang dingin meraih pergelangan tangannya. Kemudian dia dengan kasar menariknya berdiri.

Tubuh Ji Yunhe lemah dan kaku, ditarik ke atas tiba-tiba membuat setiap persendiannya terasa sakit, dan dia merasakan gelombang pusing.

Tapi dia menahannya tanpa sepatah kata pun. Dia terhuyung beberapa langkah dan kepalanya menabrak dadanya.

Changyi tidak repot-repot menunggunya menemukan keseimbangan sebelum menariknya ke pintu sel, hampir menyeretnya.

Dia terlalu kuat, dia tidak punya cara untuk melawan.

Dia hanya bisa tersandung setelahnya.

Pintu sel masih memiliki segel Grand Master, tetapi Changyi menendangnya hingga terbuka bahkan tanpa melihatnya. Segelnya pecah dan dia menarik Ji Yunhe keluar.

Dia akhirnya keluar dari kurungan yang telah memenjarakannya selama hampir enam tahun. Tapi begitu dia melangkah keluar, kakinya menyerah dan dia jatuh berlutut. Dia tidak dapat menopang tubuhnya lagi.

Changyi masih memegangi pergelangan tangannya, begitu erat hingga hampir memar.

Ji Yunhe menatapnya dan mencoba tersenyum tetapi tidak berhasil.

"Aku tidak bisa berjalan..."

Changyi tidak berbicara dan penjara menjadi sunyi beberapa saat. Kemudian dia mengulurkan tangan dan mengangkatnya dengan satu tangan. Ji Yunhe bersandar lemah ke dadanya. Dalam momen disorientasi, dia merasa seolah-olah dia kembali ke kolam air yang mengalir di dalam Formasi Sepuluh Persegi. Changyi masih memiliki ekornya, dan dia masih memiliki harapan untuk masa depan yang penuh dengan harapan tanpa akhir.

Mereka melayang menuju pintu keluar, seolah-olah apa yang menunggu mereka adalah dunia tanpa pengekangan, laut biru dan langit cerah...

Itu adalah momen paling optimis dalam hidupnya...

Klik.