Chapter 16

3.6K 440 29
                                    

"(Name) chan kau mau kemana?" Tanya Mitsuri khawatir.

Bagaimana tidak khawatir? Mitsuri melihat (Name) gelisah sejak tadi pagi, ia terus mondar mandir dan tak jarang menabrak dinding.

Flashback on

"Ohayou dunia tipu tipu!!" Teriak (Name) setelah bangun. Mitsuri yang mendengarnya pun langsung masuk ke dalam kamar (Name) dan menggelengkan kepala.

"Ohayou, (Name) chan!! Mandi lah terlebih dulu." Kata Mitsuri yang lalu diangguki oleh (Name).

Setelah mandi (Name) pun mengeringkan rambutnya dengan handuk lalu teringat sesuatu.

Bentar kok rasanya ada yang kurang ya, tapi apa? Batin (Name)

"OH IYA BANGSUL JEPIT RAMBUT DARI RENGOKU SAN GAADA BELUM GUE CARI!!" Teriak (Name) lalu melemparkan handuknya begitu saja.

Ia pun mondar mandir di dalam rumah sambil bergumam.

"Duh mampus dimana njir."

"Gue lupa taruh dimana."

"Ajg perasaan gue ga pernah ngelepas tuh jepit!!" Gumam (Name) mondar mandir sambil menunduk hingga tanpa sadar menabrak dinding.

"ADOH BANGSUL, SIAPA SIH YANG NARUH DINDING DISINI?!!"

Dan akhirnya (Name) bergelud dengan dinding hingga tangannya memerah, Mitsuri yang melihat itu langsung menarik (Name) mundur.

"Tenangkan dirimu, (Name) chan!! Kasian dindingnya!" Ucap Mitsuri membuat (Name) menatap datar gurunya itu.

"Aduh ini dimana lagi ya jepit nya, mungkin jatuh?"

"Tapi ga mungkin."

"Woi, jepit lu kemana? Jangan bikin gue naik darah!" Teriak (Name) lagi lagi ia menabrak dinding.

"(Name) chan kau tak apa?" Tanya Mitsuri namun diabaikan (Name) karena sibuk dengan pikirannya.

Flasback off

"(Name) chan kau mau kemana?" Tanya Mitsuri yang melihat (Name) berjalan keluar rumah.

"Aku harus mencari sesuatu Mitsuri san." Ucapnya lalu pergi begitu saja.

(Name) mencoba mengingat ingat jalan yang ia lalui kemarin, mungkin saja jepit itu terjatuh.

Ia bahkan sampai mencari ke bukit, namun nihil. Jepit itu sama sekali tak ditemukan.

(Name) merasa bersalah karena menghilangkan benda yang sangat penting bagi Rengoku.

"Huee frustasod gue lama lama!!" (Name) duduk dibawah pohon dan menangis seperti anak kecil.

"Huaa maafkan aku tak bisa menjaga sesuatu yang penting! Hiks!"

Setelah beberapa menit menangis ia teringat sesuatu. Kemarin ia menabrak Sanemi dengan keras, mungkin saja jepitnya saat itu jatuh.

Dengan mata yang sedikit membengkak, (Name) berniat mencari nya dijalan saat ia menabrak Sanemi.

"Kok gaada sih!!" Ucap (Name) seraya mengacak rambutnya hingga sedikit berantakan.

"Huee!! dahlah mo mokad aja." Gumam (Name) seraya menatap kosong jalanan.

Taklama kemudian terlihat hashira angin yang sedang berjalan menuju kearahny- , tidak lebih tepatnya melewati (Name).

Sanemi melewati (Name) tanpa melirik gadis itu sekalipun, menganggap seolah olah (Name) adalah makhluk yang tak terlihat.

"Sane- " Ucapan (Name) terpotong saat sadar lelaki itu sudah tak menganggapnya.

Hatinya terasa sangat sakit, namun ia tetap terlihat tegar.

(Name) melihat punggung pilar angin itu perlahan menjauh dan tanpa sadar (Name) meneteskan air matanya.

Apa salahku hingga kau amat sangat membenciku? Batin (Name)

Tiba tiba saja dadanya terasa sakit, ia hampir saja terjatuh jika tidak ada pohon disebelahnya. Nafas (Name) tak beraturan dan berkeringat.

Ia memutuskan untuk pulang kerumah dan melanjutkannya besok, mungkin.

                            
                                _________________

Beberapa hari setelah kejadiann itu, (Name) sama sekali tidak terlihat oleh para hashira maupun pemburu iblis lainnya kecuali Mitsuri dan Oyakata-sama.

Bukan karena (Name) marah dengan Sanemi atau apa. Ia hanya menjauhi orang orang, ia memutuskan untuk terus berada dirumah.

Beberapa hari juga (Name) mengalami demam tinggi.

Saat ini (Name) berada di futon nya dengan keringat yang terus bercucuran dan wajah yang memerah.

"(Name) chan, keadaanmu tidak membaik. Aku akan memanggil Shinobu chan!" Kata Mitsuri panik, namun dihentikan oleh (Name)

"Aku tidak apa apa, Mitsuri san."

"Demo, demammu tidak turun!!"

"Aku akan segera membaik, Mitsuri san." Jawab (Name) tersenyum.

"Kwak! Kanroji Mitsuri! Kwak! Oyakata-sama memanggilmu sekarang!" Kata gagak milik Mitsuri.

"Pergilah, Mitsuri san. Aku akan baik baik saja."

Mitsuri bimbang antara menerima panggilan Oyakata-sama atau tidak karena ia khawatir dengan (Name).

"Pergilah, Mitsuri san. Kau tidak ingin dicap sebagai hashira pembangkang bukan?"

"B-baiklah, aku akan segera kembali (Name) chan."

Tanpa pikir panjang Mitsuri menuju kediaman Oyakata-sama

"Mitsuri, kemarilah." Ucap Oyakata-sama, Mitsuri pun hanya mengangguk dan duduk dihadapannya.

"Bagaimana keadaan (Name)?" Tanya Oyakata-sama lembut

"Kondisi (Name) chan tidak membaik, Oyakata-sama. Aku sangat khawatir jika hal yang tidak diinginkan akan terjadi." Jawab Mitsuri gelisah bercampur khawatir

"Aku mengajak Tamayo untuk bekerja sama dengan pemburu iblis, kemungkinan nanti dia akan datang. Bawalah Tamayo kerumahmu, sepertinya (Name) sangat membutuhkannya."

"Maaf jika ini tidak sopan Oyakata-sama, tapi jika Tamayo san disini kemungkinan para hashira lain akan membunuhnya." Ucap Mitsuri lalu diangguki oleh Oyakata sama.

"Yang kau katakan benar Mitsuri. Tapi ini juga demi umat manusia, kita harus membunuh Muzan secepatnya.

Uzui dan Rengoku sudah pensiun, kita kehilangan kekuatan dua orang terhebat jadi akan sulit nantinya.

Dan yang lebih penting lagi adalah (Name) dan Nezuko yang bisa menaklukan matahari. Kau ingin mereka selamat kan? Jadi ia lebih membutuhkan Tamayo. Aku akan berbicara dengan hashira lain nanti." Ucap Oyakata-sama panjang lebar.

"Baiklah, Oyakata-sama."

.

.

.

.

.
Tbc.

[✔] I Hate You! || Shinazugawa Sanemi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang