Happy reading 🥀
____________________________________🌼
_____________________________🌼
_____________________🌼Suasana rumah sempat sangat kacau akibat tidak bisa terimanya 7 anak laki-laki akan kematian satu satunya wanita yang paling mereka sayang.
Butuh 3 hari untuk mendamaikan diri sendiri. Ikhlas, mungkin mereka belum sepenuhnya ikhlas tapi sedang mencoba untuk mengikhlaskan.
6 dari 7 mungkin sudah mampu berdamai sepenuhnya. Tidak bagi pemuda yang akan genap berusia 16 tahun di tanggal 30 Desember itu. Dia masih trauma akan kejadian yang langsung terjadi tepat didepan matanya.
Teriakkan histeris, mimpi buruk, melamun, halusinasi dan hal hal lainnya membuat semua saudaranya merasa kasihan dan sesekali mengumpat pada sang ayah yang menjadi penyebab kejadian. Bahkan hal ini sekarang sedang terjadi.
"Taehyung ku mohon tenanglah." lirih saudara yang umurnya tak jauh diatasnya. Jimin.
Jimin sungguh tidak sanggup melihat keterpurukan Taehyung saat ini. Sungguh dia sangat ingin menggantikan posisinya jika bisa.
"Taehyung-ah... eomma... eomma-"
Hyung tertuanya, Jin. Jin menjeda kalimatnya dan menenggelamkan wajahnya di bahu adiknya yang usianya dua tahun di bawahnya. Namjoon.
"EOMMA EOMMA ADA DISANA HYUNG! EOMMA DISANA! Tapi...kenapa tidak mau menghampiri kita?" Suara Taehyung perlahan memelan. Bibir bawahnya dimajukannya pertanda dia sedang kesal. Sedari tadi dia menunjuk nunjeommauk pintu seakan akan 'eomma' sedang berdiri di sana.
"Eomma sini, dan lihatlah kami sedang berkumpul."
Lagi lagi Taehyung memanggil 'eomma' nya untuk mendekat tapi sungguh tidak ada pergerakan atau itu hanya halusinasi nya saja. Tidak! Ini benar-benar hanya halusinasi seorang Kim Taehyung!
"Yoongi hyung, minta eomma untuk bergabung bersama kita."
Taehyung menatap Yoongi penuh harapan sedangkan yang di tatap sedari tadi menahan sakit di hati melihat adiknya begitu menyedihkan.
"Eomma, Taehyung harus tidurkan? Setelah tidur baru boleh bermain iya kan eomma?" Namjoon berbicara menatap pintu seakan akan apa yang Taehyung katakan bahwa 'eomma' nya di sana adalah kebenaran.
Sakit! Sungguh amat teriris, itulah yang dirasakan oleh ke 6 saudara Taehyung saat ini.
Semuanya sedang bertengkar dengan pikiran masing-masing di ruang tamu setelah Taehyung mengangguk setuju atas apa yang Namjoon katakan.
"Hyung, Jungkook ke kamar ya."
Semua hanya bisa menatap punggung sang maknae termuda dengan mata penuh harapan semoga dia tidak berubah menjadi pendiam karena ini.
"Jimin, tidurlah nanti kau sakit. Hoseok, Namjoon dan kau juga Yoongi kalian pasti lelah." Seokjin hanya tersenyum tipis dan dijawab anggukan oleh semua kecuali Yoongi.
"Kau saja yang tidur hyung, aku saja yang membereskan semua ini." Seokjin hanya mengangguk pelan dan berjalan menuju kamar disusul Jimin, Hoseok dan Namjoon.
Yoongi harus membersihkan ruang tamu yang berantakan akibat Taehyung yang mengamuk sampai melemparkan semua barang di dekatnya.
"Eomma, mengapa awalnya seperti ini?"
.
.
.
.
.
.
.Jungkook menatap lurus ke depan dengan tatapan kosongnya. Dia sedari tadi hanya diam dan pikirannya terus berkelana jauh entah kemana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae~
FanfictionFollow dulu sebelum baca:) "Benci aku seumur hidupmu jauh lebih baik daripada harus melihat kalian menangisi detik-detik kematian ku!" - Kim Taehyung. Senyum kotak yang selalu ia pamerkan kini tertutup rapat dengan wajah damai yang sedari tadi masi...