❣️ Bangtan 08❣️

1.1K 121 8
                                    

Happy reading
_________________________________________🌼
_________________________________🌼
_________________________🌼

Jimin benar benar memastikan semuanya dalam kondisi baik di jam jam tertentu. Jam yang biasanya sang pencuri itu aktif dengan kegiatannya mengambil barang.

Jimin terus berfikir keras sebenarnya siapa pemuda yang nampaknya tak asing baginya. Kemungkinan demi kemungkinan ia tepis saat satu nama melewati kepalanya.

Tepat dugaan Jimin. Pemuda itu kembali ke toko 3 jam setelah makan siang. Dengan gegas Jimin mengejarnya dan tidak memperdulikan teriakan dari pemilik supermarket itu.

"Dia mengembalikan semua barang dan membayar semua makanan yang diambilnya." Itu kata Choi Ajhumma kemarin.

Jimin sebenarnya tak perlu mengejarnya lagi namun dia perlu tau pemuda yang hampir saja membuatnya di pecat karena hal bodoh dari pencuri itu.

Kini jarak antar keduanya semakin dekat. Jimin memaksa kakinya untuk lebih cepat lagi agar kerah belakang baju pencuri itu bisa ia dapatkan.

Satu tarikan paksa berhasil memberhentikan kedua pemuda itu. Jimin dengan cepat menarik kerah belakangnya saat ada kesempatan. Jimin membalikkan tubuh pencuri itu agar menatapnya. Sekali lagi pemaksaan terjadi saat Jimin ingin membuka topeng wajah dari si pencuri.

Jimin terdiam tubuhnya menegang saat wajah pencuri itu jelas sekali terlihat. Perlahan tangan Jimin terlepas dari sang Pencuri. Bibirnya masih kaku untuk mengucapkan satu nama. Hati dan pikirannya terus berdebat karena kali ini keduanya berbeda pendapat.

"Taehyung?" Setelah bersusah payah satu kata itu akhirnya di keluarkannya. Taehyung di hadapannya hanya memalingkan wajahnya dia engga menatap Jimin.

"Pergi!" Pinta Jimin penuh penekanan. Dada Jimin terasa sangat sesak sekali. Perubahan Taehyung yang drastis membuatnya benar benar kehilangan saudara sekaligus sahabatnya.

Berulang kali dia bertanya pada dirinya sendiri 'apa sebenarnya yang Tae inginkan?' bukankah perubahannya di sekolah sudah cukup membuat Jimin terkejut bukan main.

Taehyung mulai menjadi pemalas, tidur di kelas, tidak mengerjakan tugas, bahkan beberapa kali bolos sekolah. Jimin ingin. Sangat ingin melaporkan pada Seokjin tapi rasanya lebih baik Taehyung yang jujur pada hyungnya itu.

Jika kalian ingin mengatakan kalau Taehyung aneh. Iya dia aneh. Bahkan setelah kelakuannya di ketahui oleh Jimin dia masih bisa tersenyum senang. Entah itu keinginannya atau pemuda itu benar benar sudah gila? Ah entahlah.

~mianhae~

Sifat dan kelakukannya semakin menjadi jadi. Kini saudaranya bahkan di acuhkannya begitu saja. Hoseok yang sedari tadi mengajaknya agar makan malam bersama ditolaknya mentah mentah.

Suasana makan malam di keluarga Kim sangat berbeda. Tak ada kejahilan tiga maknae, tidak ada Jokes bapak bapaknya Seokjin, dan tentunya tidak ada suara heboh Hoseok yang memarahi tiga maknae karena mengganggunya.

Semuanya berkutat pada pemikiran masing masing.

Jungkook yang menyadari perubahan pada suasana sedikit membuatnya risih. "Kenapa jadi canggung sekali." Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia mencoba menghilangkan suasana yang terkesan aneh dan tidak biasa ini.

Jungkook sadar kini beberapa pasang mata melihatnya dengan wajah datar namun ada makna di baliknya. Seketika Jungkook kaku. Bukan begitu maksudnya. Kenapa malah Jungkook yang ditatap seperti dia melakukan kesalahan saja.

Mianhae~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang