Haii!!!
Jangan lupa vote komennya yaa readers.
Ghost readers semoga juga ikut vote yaa hehehe.Stay healthy yaa, tetap taati prokes!!
~~
Seorang wanita muda duduk anggun di ruangan berlatar putih dengan bau obat-obatan yang menyengat. Wanita itu tersenyum tipis saat pria sebayanya duduk dikursi putar dengan balutan jas putih atau bisa dibilang dia adalah seorang dokter.
"Aku rasa dia belum menunjukkan reaksi apapun, tapi aku khawatir itu akan menyulitkannya ketika remaja, " jelasnya. Wajah wanita itu tampak sendu.
"Tolong lakukan yang terbaik untuknya." Wanita itu menggenggam tangan sang dokter dengan penuh harapan. Wanita itu menunduk lalu mengatakan, "aku tidak yakin akan hidup lebih lama."
Dokter itu melepas genggaman pada tangannya dan dengan wajah tegas menatap wanita yang sekaligus sahabatnya. "Jangan berkata seperti itu kau pasti bisa."
Wanita itu hanya tersenyum tipis, matanya tertutup tapi senyumnya mengembang perlahan. "tiada pun aku, aku percaya Seokjin dan Yoongi akan bekerja sama menjaga adiknya. Mereka akan saling melindungi satu sama lain."
*Mianhae*
Senyum kotak yang selalu ia pamerkan kini tertutup rapat dengan wajah damai yang sedari tadi masih setia menutup matanya. Pemuda disampingnya masih setia menunggu, karena ia percaya adiknya akan membuka matanya.
Berulang kali dia memperhatikan pergerakan perut, naik-turun, kembang-kempis pertanda bahwa adiknya masih bernafas. Entah lah dia tak pernah berhenti memastikan.
"Aku akan membenci diri ku sendiri seumur hidup jika kau pergi meninggalkan ku." Genggaman tangannya pada tangan sang adik menguat. Air matanya menetas. Bukan dia. Sama sekali bukan gayanya.
Di sela isakan tak terdengar pemuda itu berulang kami mengatakan 'ini salah ku. Ini salah ku. mianhae.'
"Eung." Pemuda yang awalnya menenggelamkan seluruh wajahnya pada tangan milik adiknya, terkejut mendengar erangan tidak nyaman dari seseorang.
"Taehyung?" ucapnya penuh tanya. Dia memperhatikan mata yang perlahan mulai membuka menunjukkan pupil mata yang begitu indah.
"Hyung,"
~~
"Saeng-il Chughae, hyung," ucap sibungsu dengan semangat, dibelakangnya juga ada si maknae tertua dengan sebuah kotak yang dilapisi kertas kilat bewarna kuning.
Pemuda itu menyodorkan kotak itu pada hyungnya, mata bulan sabitnya menunjukkan senyum bahagia yang sangat jelas ia paksakan. "Dari Taehyung," ucapnya.
Hoseok hanya menatap kotak itu tanpa ada niatan mengambilnya sama sekali. alis Hoseok terangkat seakan akan bertanya 'apa itu benar-benar dari Taehyung?'
Jimin yang langsung mengerti dengan paksa meletakkan kotak itu di atas tangan Hoseok."Ini sengaja dia ti--"
Ting!
drrrt!
Suara pesan masuk beserta dering ponsel masuk bersamaan dari handphone keduanya, bahkan saat kalimat Jimin belum selesai.
"dari Yoongi hyung," ujar Jimin lalu langsung menarik panel berwarna hijau untuk menjawab telpon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae~
FanficFollow dulu sebelum baca:) "Benci aku seumur hidupmu jauh lebih baik daripada harus melihat kalian menangisi detik-detik kematian ku!" - Kim Taehyung. Senyum kotak yang selalu ia pamerkan kini tertutup rapat dengan wajah damai yang sedari tadi masi...