=+What If+=

3.8K 348 58
                                        

Ini cuma misal ye misal :v

Book ini ikutin alur manganya :v

Dan endingnya macam ini :v

Happy reading :v

👓👓👓

÷Author POV÷

Kecupan di kening sebelum Nanami Kento pergi.

Inginnya membuatmu merasa tenang, namun firasat buruk itu tidak hilang dengan sebuah kecupan sayang darinya.

Mukamu yang biasanya ceria dan absurd berubah sendu.

Sungai kecil tercipta dari manik indahmu.

"Aku akan kembali, aku janji, setelah itu kita liburan", ujarnya.

"Tidak mau! Jangan pergi...Kenchin kumohon"

Senyum tipisnya nan hangat tidak membuatmu merasa tenang.

Kata maaf tertutur dari mulutnya sebelum pergi.

Shibuya.

Di mana perselihan antar penyihir jujutsu dan kenjaku.

Tak sedikit orang menjadi korban di stasiun Shibuya.

Baik dari warga sipil biasa ataupun penyihir jujutsu.

Karena hari ini adalah perayaan halloween.

Orang berhambur di jalan untuk merayakannya.

Tadinya, sebelum semua kekacauan terjadi.

Kau tidak bisa diam saja di rumah nyamanmu dan terus berharap tanpa jawaban pasti.

Kau dengan tekad keluar rumah dan mencari ke mana perginya pria yang sangat kau cintai sampai menikahinya.

"Kenchin, jangan tinggalkan aku...anak kita belum melihatmu", gumammu sambil meremas bajumu bagian bawah.

Hal penting ini belum kau katakan pada suamimu itu.

Hari ini niat hati ingin menyampaikannya.

Namun takdir berkata lain.

Hari ini bukan moment yang tepat.

"Ayo kau pasti bisa [y/n]"

👓👓👓

÷Nanami POV÷

Aku tak bisa merasakan setengah badanku.

Mataku tinggal satu ya?

Ah, apa ini akhir untukku?

"Aku sudah janji"

Aku sudah janji pada [y/n].

Aku janji padanya setelah ini kami liburan.

Malaysia, ya itu negara yang bagus untuk liburan.

Berdua saja tanpa gangguan.

Tempat yang damai untuk menghabiskan waktu.

Setelah semua ini selesai.

Ya, setelah semua ini selesai.

"Itadori-kun..."

Tapi kurasa aku akan mengikarinya.

Maaf [y/n]...

"Kenchin!"

Ah, aku berhalusinasi sudah.

👓👓👓

÷Author POV÷

Matahari bersinar menembus halus gorden putih.

Tempat tidur besar berisi 2 insan di sana.

Seorang pria dengan setengah badannya diperban akibat luka bakar berat.

Tangannya yang tersemat cincin pernikahan menggenggam tangan kecil yang sama tersemat cincin pernikahan di jari manis.

"Dia di sini..."

Maniknya yang tersisa menatap lembut wanita yang masih terlelap dengan mata sembab.

Bekas air mata yang kentara di pipinya dan mata membengkak.

Senyum simpul tercipta di bibirnya.

"[Y/n]...arigatou", bisiknya lembut mengecup kening istrinya dengan sayang.

Kelopak bergerak merasakan sentuhan di keningnya.

Beberapa kali mengerjap cantik, bulu matanya yang lentik seolah menyapu.

"Kenchin..."

Manikmu menatap muka tersenyum pria yang kau cintai.

Air matamu berderai lagi.

Isakmu terdengar lagi.

"Kita di mana?", Kento menarikmu agar lebih dekat.

"Malaysia hiks"

"Kamu memakai energi kutukanmu terlalu besar"

"Semua untukmu hiks aku tidka mau...aku tidak mau kehilanganmu, anak kita bagaimana nanti jika Kenchin tidak ada?"

"Aku di sini, berkatmu, terima kasih [y/n]"

"UWEEEEEE KENCHIN!"

Tangismu tambah kencang membuat induk semang berlari menghampiri kamar kalian.

"Nyonya ada apa?!"

"Sst...", suamimu menyiratkan untuk tidak berisik.

Induk semang ikut terharu melihat Kento sudah sadar dan membiarkan kalian berdua saja.

"Kenchin, kita pindah ke sini saja ya"

"Kalau itu maumu baiklah"

"Aku tidak mau kehilanganmu...aku hampir saja kehilanganmu"

"Tidak akan kuulangi, [y/n] kekuatan kutukanmu teleportasi?"

"Harus ada bendanya, aku pakai cincin pernikahan kita untuk menghubungkanmu. Si muka jahitan itu hampir menyentuhmu, aku lebih cepat darinya"

"Kamu hebat"

"Huweee Kenchin"

"Jangan menangis terus dong"

👓👓👓

Awalnya mau buat alur sesuai manga :v

Tapi gak punya ide buat chapter awalnya

Malah idenya muncul buat ending :v

Jadi gak jadi deh booknya sesuai alur manga :v

My Freak WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang