=+22+=

2.3K 215 10
                                    

÷Reader POV÷

"Ngh~ Kenchin~"

KENAPA KAMU JADI MAKIN GANAS NANAMI KENTO CHIN!?

Aku senang sih uhuk.

Tapi ini si duo aja masih belum bisa jalan lho!

Kalau mereka punya adik di usia gini gimana!?

Nggak apa sih makin ramai.

Tapi yah nggak gini juga!

Rumah ini jadi sering terdengar suara becek dan tangis bayi.

Lebih ke suara becek uhum.

"Ah! Harder!"

Sialan malah keenakkan di aku!

Paling serimg dilakukan di ruang kerjanya.

Sejak tidak ada rahasia lagi di antara kami.

DIA MAKIN GANAS!

AH~ KENCHIN~

SAYANG DEH!

"Lho kok berhenting?", nanggung banget.

"Aku mau tanya hal sedikit menyinggungmu"

"Eh? Apa?"

"Kamu kecanduan sex?"

WHAT THE FUCK!?

SERIOUSLY?! TANYA HAL ITU!?

"Kenchin, kalau aku begitu, aku sudah ntr dari kamu sejak dulu, aku cuma melakukannya denganmu dan maunya denganmu"

"Kamu kayak kecanduan"

"Eh? Aku kelihatan begitu?"

Kenchin mengangguk.

"Kenchin lakuin ini tiap hari cuma mau puasin aku?"

"Nggak juga...mungkin aku sedang ingin saja"

"Apa ini gegara aku bilang mau tambah lagi nanti?"

"Mungkin..."

Duh, imutnya suamiku yang kaku ini.

Ingin rasanya aku goda.

Aku mendudukkan diriku di pahanya. "Atau aku terlihat makin menggoda setelah melahirkan?", bisikku.

Aku tidak bisa menyembunyikan seringaiki yang kulakukan ketika menggodanya.

"Ahang~! Kenchin malu!"

Alhasil dia bermain ganas untuk menyembunyikan rasa malunya.

Kenchin puas akupun lemas.

Puas juga sih, nyehe~

👓👓👓

÷

Author POV÷

Kento sekarang suka mencuri kesempatan dalam kelengahan :v

Hormonnya lagi naik :v

"Istirahat! Kenchin istirahat!"

Membuat istri tercintanya kewalahan terus.

Sinar bulan masuk dengan malu-malu dari jendela ruang kerja.

Kento menyadarinya. "Aku lupa tutup jendela"

Matamu langsung melotot seketika. "Sejak tadi!?"

Kepala Kento mengangguk kecil.

Ia memberimu beberapa hentakan untuk mengeluarkan benihnya sebelum menutup jendelanya rapat-rapat.

Tentu saja sebelum menutupnya rapat dia memeriksa keadaan luar.

Siapa tahu ada yang mengintip :v

Macam albino ahlakless :v

Kau terbaring di kasur dengan nafas terengah-engah.

Entah sudah ke berapa kali kalian melakukannya dan Kento mengeluarkan benihnya di dalammu.

Perutmu serasa penuh.

"Aku yakin habis ini isi", gumammu. "Seperti si duo, habis malam yang panas dan bom! Duo ada di perutku"

Kento mengelus rambutmu dan menciummu lembut.

Menatapmu dengan lembut nan hangat tidak seperti tadi, liar dan nafsu.

"Kamu lapar tidak?", tanyanya.

"Hm, agak lapar", jawabmu sambil tangan nackalmu bermain dengan punya suamimu.

Kento kembali menusukkan miliknya ke dalammu dan menggendongmu keluar ruang kerjanya.

"Kenchin, lantainya jadi kotor"

"Nanti kubersihkan"

Jejak cairan ambigu tercetak di lantai.

Sesampainya di dapur, dia menurunkanmu dan membalikkan posisimu jadi membelakanginya.

Cup ramen diambil.

Teko di letakkan di atas kompor.

Tangan suamimu mulai nackal lagi dengan meraba tubuhmu.

Mencium leher dan bahumu.

Dapurnya makin panas ya bunds :v

Airnya mendidih dan kau pun menuangkan airnya ke dua cup ramen.

Bukan ke Todoroki Shoto :v

Dua cup ramen di letakkan di atas meja.

Kento duduk di kursi meja makan.

Kau duduk di pangkuannya.

"Kenchin aku capek, jangan dulu"

"Biar aku saja yang gerak"

"Tu-tu-tu-tungguhhh~ ahng~!"

"Atau sebaiknya nanti saja", Kento berhenti menggerakkan pinggulnya.

Kau pun mencubit lengannya. "Kenchin!"

Suamimu hanya tertawa kecil.

Lengan kekarnya memeluk pinggangmu erat.

Mengelus perutmu dengan lembut.

Matamu terpejam menikmati sentuhan gentlenya.

"Kenapa kita nggak pakai baju dulu Kenchin?"

"Kan bisa kita hangatkan diri satu sama lain"

"Serah pak detektif berkedok pak dokter"

"Aku memang dokter"

"Iyain"

"Kamu dingin?"

"Nggak, panas", tanganmu menggiring tangan suamimu ke perut bagian bawahmu. "Di sini"

Kento hanya menatapmu yang tersenyum menggodanya.

"Belum ada isinya kan?", tanyanya.

"Nggak tau hehe"

"Mau cepat punya lagi"

"Ya ampun Kenchin manja, duo saja belum gede lho", katamu. "Aduh, mau buang air"

Kento langsung berdiri tetap dengan kalian masih menyatu.

Sebuah testpack diambilnya dari laci wastafel kamar mandi.

Ekspresimu seakan mengatakan, "serius?"

Ketika suamimu memberimu barang itu.

Dia punya berapa sih? Kok aku nggak tahu, pikirmu.

"Tinggal tunggu saja, ayo makan keburu lembek mienya"

"Iya, tapi bisa tidak kita pakai baju? Dingin tahu Kenchin"

"Iya, iya"

Testpack be the like : "main terus! Too cer anda! Selamat gacha anda nggak ampas" :v

My Freak WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang