Chapter 4: Become a Friend

228 46 11
                                    

Ketika itu, suasana kantin tengah ramai dipenuhi mahasiswa dari seluruh tingkat. Taehyung dan Joohyun tengah duduk berdua disebuah bangku yang sama. Awalnya Taehyung merasa canggung, tapi Joohyun berhasil untuk mencairkan suasana.

"Jadi, bagaimana kesan pertamamu belajar disini?" tanya Joohyun kepada Taehyung.

"A-aku merasa.. benar-benar bahagia," jawabnya gugup.

"Benarkah?"

"Ya.. aku bahagia akhirnya aku bisa masuk kesini, di universitas impianku. Aku menikmatinya, tapi aku hanyalah seorang murid beasiswa," ucap Taehyung.

"Murid beasiswa? wow, daebak!" puji Joohyun.

"Kupikir ini biasa saja bagi sebagian mahasiswa lain."

"Huh? bagaimana bisa ini biasa saja? Taehyung-ssi, ini luar biasa. Universitas ini tidak banyak menerima murid beasiswa, tapi jika kau berhasil masuk kesini karena beasiswa, itu berarti kau luar biasa. Kau tau kan hampir seluruh mahasiswa disini masuk dengan menggunakan uang dan itu jumlahnya tidak kecil. Mungkin mereka mampu secara finansial, tetapi mereka belum tentu mampu secara pendidikan. Kau hebat bisa menjadi murid beasiswa, aku sangat yakin kau benar-benar pintar dan cerdas," jelas Joohyun panjang lebar.

"Ah terimakasih pujianmu," jawab Taehyung dengan singkat.

"Oh ya, kau itu mahasiswa seni, kan? kalau boleh tahu, kau bisa bermain alat musik apa saja?"

"Aku bisa piano, biola dan gitar. Tapi aku lebih mahir piano dan impianku menjadi seorang pianis."

"Wah daebak! Taehyung-ssi."

"Kau sendiri, bagaimana?"

"Aku? aku memang mahasiswa bisnis tapi aku tidak merasa akan menjadi seorang pebisnis. Itu lucu, kan?" ujarnya sembari tertawa kecil.

Ya Tuhan, Joohyun-ssi. Kenapa kau harus tertawa seperti ini? kenapa? kau tidak tahu kan apa yang dirasakan oleh Taehyung tentangmu? Hatinya merasa ingin membalas senyuman yang sungguh manis itu tapi gengsi dalam diri Taehyung terlalu besar untuk itu.

Joohyun kau benar-benar membuat Taehyung jatuh kedalam cintamu. Kau berhasil membuat hatinya kembali merasakan apa itu cinta.

Rasanya, Taehyung tidak sanggup untuk menatap wajah Joohyun lebih dalam. Taehyung belum sanggup akan hal itu. Tapi, Joohyun masih saja asik menertawakan dirinya, sementara Taehyung hanya bisa menundukkan wajahnya karena tidak sanggup melihat wajah sempurna Bae Joohyun.

"Waeyo Taehyung-ssi?" tanya Joohyun sembari tertawa.

"Animnida."

"Sebenarnya aku tidak ingin terjun kedalam dunia bisnis yang begitu rumit ini. Aku hanya ingin menikmati hidupku sebagai seorang wanita dan sebagai seorang anak. Aku tidak berharap banyak, hanya saja tidak ada salahnya untuk mengikuti keinginan kedua orangtuaku. Tidak tahu sampai kapan aku sanggup menjalaninya. Mungkin 5 tahun kedepan? kupikir begitu. Orang tuaku juga mengerti tentang perasaanku, tapi kami tidak punya pilihan lain disamping aku yang berstatus sebagai anak tunggal dalam keluargaku," kata Joohyun.

"Jadi kau itu putri tunggal?"

"Ya, begitulah. Bisa kau bayangkan betapa kesepiannya diriku tanpa seorang saudara. Tapi, kenyataannya takdirku seperti ini. Aku tidak bilang jika ini takdir buruk, hanya saja mungkin bukan takdir yang mudah bagiku."

"Tapi kau mampu melewati semua itu bahkan sampai detik ini kau masih sanggup untuk menerimanya. Perjalanan hidup itu memang tidak mudah, banyak sekali lika-liku kehidupan. Ada orang yang mampu melewatinya tetapi ada juga sebagian orang yang memilih untuk tidak melanjutkan kehidupannya lagi. Semua itu memang sulit, aku merasakannya."

All About You |Vrene|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang