5_Penghancur mood

24.4K 1.4K 31
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN BIAR UPDATENYA CEPET!!!

Happy Reading beib!!!

.

.

.

.

Sinar mentari masih malu-malu
menampakkan dirinya melalui celah-celah gorden, cewek yang masih asik bergulat dengan mimpinya nampak terusik karena tendangan kecil di kakinya,

"Bangun lo sekolah." Fraya mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk, pandangannya yang masih buram menangkap sosok pria yang berdiri di tepi ranjang seraya berkacak pinggang.

"AAA!!SIAPA KAMU?!"

Bugh!

Fraya melempar jam alarm yang berada di atas nakas tepat mengenai kening pria itu.

"Aduh! DASAR KURCACI INI GUE SUAMI LO BEGO!!" Algar meringis merasakan nyeri menatap cewek itu tajam seolah-olah ingin menerkamnya hidup-hidup.

Fraya mengucek-ngucek matanya mengumpulkan hawa setelah menyadari bahwa pria itu adalah Algar ia langsung berlari mendekat.

"E-eh Algar, maaf soalnya dirumah aku biasa sendiri." ucap Fraya meringis menyentuh kening Algar yang sedikit berdarah karena terkena ujung jam Alarm yang lancip.

"Lo nya aja yang bego!" desis Algar menyentak tangan Fraya yang berada di keningnya.

"Mandi sana mau berangkat bareng gak?" ujar Algar melirik sinis penampilan Fraya yang acak-acakan seperti gembel di pinggir jalan.

Cewek itu mengangguk lantas menyambar handuk yang berada di keranjang dan segera melenggang menuju kamar mandi.

Selang sepuluh menit, Fraya keluar dengan keadaan lebih fresh seragam abu dibalut cardigan berwarna Lilac, dan bandana putih yang menghiasi rambut sepunggungnya.

Ia melangkah menuruni tangga sebelum itu, Fraya mengambil plaster luka di kotak obat.

Berjalan menghampiri Algar yang berada di dapur dengan pandangan tak lepas dari benda pipih yang berada di tangannya.
Fraya mendudukkan dirinya di bangku kosong samping Algar.

Tangan kecilnya dengan telaten mulai mem-plaster luka di kening Algar, cowok itu hanya pasrah masih fokus dengan ponselnya.

"Buatin makanan sana gue laper."

"Orang minta sesuatu mah pake kata tolong." cibir Fraya bangkit menuju ke arah kompor dan mulai mempersiapkan segalanya,
Algar mengernyit sambil bersedekap dada.

"Gue gak minta, ini perintah dari suami buat istri."

"Ish terserah!" cewek itu menggerutu pelan melirik Algar yang hanya memperhatikannya tanpa ada niatan untuk membantu.

Setelah sekitar lima belas menit berlalu, dua porsi nasi goreng yang dibuat Fraya akhirnya selesai.
Ia mulai menyajikan di meja makan dengan segelas susu sebagai pelengkapnya.

Algar menjilat bibirnya yang kering menatap penuh minat nasi goreng yang berada di depannya perutnya sedari malam belum terisi makanan.

tanpa basa-basi lagi ia mulai melahap nasi goreng buatan Fraya dengan terburu-buru membuat cewek disampingnya menatap geli,

"Aku tahu masakan aku enak,tapi nggak usah gitu banget kali makannya." cibir Fraya sembari menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Brisik lo." entah mengapa nasi goreng buatan Fraya sangat enak ia sampai mampu menghabiskannya dalam dua menitan saja.

Iris mata cowok itu memperlihatkan gelagat aneh Fraya saat cewek itu lagi-lagi memegangi perutnya dengan wajah pucat pasi.

Fraya berlari cepat kearah wastafel memuntahkan isi perutnya disana Algar yang mengerti kemudian berjalan menghampiri istrinya seraya memijat lembut tengkuk cewek itu.

"Masih sering muntah-muntah?" Fraya mengangguk dengan tubuh lemas, tenaganya terkuras habis hingga tidak mampu berdiri dengan benar.

Algar menuntun cewek itu untuk duduk kemudian mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya di tengkuk Fraya.

"Kalau masih kayak gini gak usah sekolah dulu." peringatan Algar seraya menyodorkan segelas susu ke arah Fraya,cewek itu langsung menerimanya dan meneguk hingga tandas.

Fraya menggeleng sambil membersihkan sisa-sisa susu di sudut bibirnya,

"Enggak udah biasa kok paling cuma lemes doang,"

"Terserah." balas Algar cuek tangan beruratnya mengambil kunci motor yang tergeletak di meja makan kemudian mengode Fraya untuk bangkit cewek itu mengangguk mengikuti Algar dari belakang.

"Naik." Fraya menatap bingung, bagaimana cara menaiki motor setinggi ini dengan tubuhnya yang pendek.

"~Enggak bisa," rengek Fraya sudah berusaha sedari tadi, Algar berdecak sebal men-standarkan motornya kemudian mengangkat tubuh Fraya ke atas motor.
Ia kembali menaiki motornya dan melaju meninggalkan Apartemen.

"Nggak usah modus." cetus Algar saat mendapati tangan Fraya yang mengikat pinggangnya.
Cewek itu mencebikkan bibirnya melepas kasar tangannya dari pinggang Algar.

"Kalau aku jatuh terus anak kamu keluar gimana?" kesal Fraya menggetok kepala Algar yang tertutupi helm, Algar memutar bola matanya malas membawa tangan Fraya ke pundaknya.

"Nih disini, udah diem gak usah bawel."

***

Setelah sampai di perempatan jalan dekat sekolah, tiba-tiba saja Algar memberhentikan motornya membuat Fraya mengernyit heran,

"Kenapa berhenti?"

"Turun." perintah Algar, Fraya membuka mulutnya hendak mengeluarkan pertanyaan namun dengan segera Algar menyelanya.

"Gue nggak mau anak-anak sekolah tahu kalau kita ada hubungan." Fraya pasrah ia turun perlahan dari atas motor Algar menyerahkan helm yang di pakainya.

dengan segera Algar melaju meninggalkan istrinya yang hanya menatap kosong kepergian Algar.

Moodnya langsung hancur saat Algar mengatakan itu, memang ia harus sadar diri mau bagaimana pun Algar menikahinya hanya karena rasa tanggung jawab bukan di dasari cinta.







CUMA MAU NGASIH TAU,

Jangan lupa ⭐ and 💬

ALGARION [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang