17_Pagi yang rusuh

15.9K 930 1
                                    

06.30


"maju tolol!"

"ARGHH GOBLOK LO LANG DARAH GUE SEKARAT!!"

"BISA MAIN GAK SIH LO?!" selama permainan Aska terus saja memaki Gilang, Yap! mereka tengah memainkan game sudah kebiasaan Aska jika bermain game teriak-teriak dan berkata kasar membuat teman-temannya sudah terbiasa dengan sikap cowok itu.

"Serah lo deh ka gue mah nob bye!" ucap Gilang langsung log out dari permainannya dan mematikan ponselnya,

"Dih ngambekan lo kek cewek." ejek Aska langsung di hadiahi timpukan botol plastik dari Gilang.

"AH! lo sih pangkat gue turun kan jadinya," kesal Aska melempar ponselnya asal.

"Dih yang ngajak Mabar siapa?sinting," mereka terus beradu argument tak peduli bahwa masih ada satu nyawa lagi yang berada disini,

Saat ini ketiga cowok itu tengah berada di markas pribadi milik Algar di buat seperti rumah dengan satu kamar dan meja billiard yang berada di pojok ruangan tidak terlalu besar tidak juga terlalu sempit.

Markas ini, dikhususkan untuk berkumpul sahabat-sahabatnya saja.

Jika kalian bertanya apakah mereka komplotan geng motor atau geng pembuat onar? tidak sama sekali cowok-cowok itu hanya gemar mengikuti balap motor,

mereka juga kerap kali berkeliling kota dan membagi-bagikan makanan gratis kepada anak-anak jalanan.

"Berisik lo berdua mending kita samperin Algar kalau ga di apelin mana mau dia sekolah." ucap Arthur menyambar kunci motornya ia membalikkan badannya kedua makhluk hidup itu masih saja ribut saling jambak satu sama lain.

"Ck! kalian-"

Bug!

"BANGSAT LO YAH!" sebuah bola billiard melayang tepat mengenai jidat Arthur ia menatap nyalang Aska yang hanya tersenyum tanpa dosa sang pelaku cepat-cepat menaiki motornya dan melaju kencang.

.....

Ting nong!


Suara bell apartemen berbunyi membuat cowok yang masih ter balut handuk sepinggang berjalan ke arah pintu dan segera membukanya.

Algar menatap heran Gilang yang tengah melihatnya seraya menarik turunkan alisnya.

"Kenapa lo?" tanya Algar heran seraya berjalan memasuki Apartemennya di ikuti ketiga sahabatnya.

"Lo abis naena ya?" ucap Gilang sembari mendudukkan bokongnya di sofa empuk milik Algar.

Buk!

"Otak lo! orang gue mau sekolah ya mandi lah dongo," maki Algar melempar bantal sofa dan tepat mengenai muka Gilang sang empu hanya terkekeh garing.

"Gua mau ganti baju dulu tuh kulkas penuh, di dapur juga banyak makanan jadi ga usah berisik." ucap Algar menunjuk ke arah meja makan dan segera melenggang menaiki tangga.

"Aduh baik banget sih circle gue yang satu ini gak kek Aska pelit." sindir Gilang membuat Aska menatapnya nyalang.

"Bacot lo, mau gue gorok?!"

Ceklek!

Algar membuka pintu kamarnya pelan tak mau mengganggu tidur lelap istri kecilnya pasalnya mereka baru tidur jam 4 pagi tadi.
Tetapi Algar harus bangun karena ia sekolah.

perihal kehamilan Fraya, semua guru sudah mengetahuinya dan ya... Fraya di keluarkan dari sekolah.

Mengingat itu ia jadi sangat merasa bersalah atas perbuatannya yang merusak masa depan gadis polos seperti Fraya.

Setelah sudah berpakaian rapi, cowok itu mendekati istrinya membenarkan kepala Fraya yang miring, mengecup keningnya singkat kemudian berjalan keluar kamar.

Suara gaduh di lantai bawah membuat alis Algar menukik tajam ia berdecak kesal kemudian berjalan mendekati para sahabatnya.

"Jangan berisik bisa ga? Fraya masih tidur." ucap Algar membuat ketiga cowok itu langsung mengecilkan suaranya.

tak lama kemudian Fraya datang dengan celana training dan kaos putih oversize, rambut yang acak-acakan dan matanya yang mengerjap lucu membuat pandangan Aska memusat pada cewek itu ia sempat terpana sejenak kemudian menggeleng cepat.

"Astaghfirullah bini orang ka!" ucap Aska dalam hati memperingati dirinya.

"Tuh kan bangun." ujar Algar menatap nyalang ketiga temannya lalu berjalan mendekati istri kecilnya dan menuntun untuk duduk di meja makan.

"Eh Frayaa.... kita ganggu lo tidur ya?maaf," ucap Arthur merasa tak enak Fraya langsung menggelenggkan kepalanya.

"Enggak kok, Aku emang udah pengen bangun aja."

"Kocak bet anjir kita kesini cuma numpang sarapan doang." kelakar Gilang sembari menyuapkan selembar roti dengan extra selai Nutella kedalam mulutnya,

"Santai, lo mau abisin satu kulkas pun gue ga masalah." ucap Algar dibalas tawa menggelegar dari ke tiga temannya.

"Eh udah yuk berangkat." ajak Aska seraya melihat arloji nya yang menunjukan pukul 06.50 mereka pun segera bergegas keluar dari apartment dan menunggangi motor masing-masing.

Sebelum itu, Fraya sempat menyalimi tangan Algar membuat teman-temannya iri hati melihat interaksi antar pasutri itu.

"Gue berangkat dulu ati-ati! kunci pintu." ucap Algar mengecup pelan kening Fraya dan mengusak sedikit rambut perempuan itu.





VOTMEN!!!!!

ALGARION [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang