21_Penjelasan

18.9K 873 19
                                    

Happy reading!!!

[follow dulu sebelum membaca karena beberapa part akan di private]



Sinar mentari menembus melalu celah-celah gorden kedua insan yang masih terlelap di atas ranjang masih enggan beranjak dari sana.

Algar perlahan membuka matanya ia terus menatapi wajah imut istrinya yang masih terlelap, tangan beruratnya menyingkirkan helaian anak rambut yang menutupi wajah cantik Fraya.

Perlahan ia menurunkan tubuhnya membuka setengah selimut yang menutupi tubuh mereka. Tangannya mulai mengelus lembut perut buncit Fraya dan mengecupnya sekilas.

Mendengar Algar yang terus mengoceh membuat Fraya terbangun dan melihat suaminya sedang berbicara sendiri sambil mengelus perutnya.

"Hei... udah bangun?" tanya Algar yang hanya di balas gumaman oleh Fraya melihat respon Fraya yang seperti itu membuat dirinya merasa bersalah.

ia mensejajarkan tubuhnya dengan Fraya, kemudian mencubit pipi chubby istrinya merasa gemas dengan ekspresi Fraya yang seperti itu.

"Jahat!" sarkas Fraya seraya menatap Algar nyalang.

"Mana ada." elak suami Fraya itu sembari bersedekap dada angkuh kemudian melanjutkan perkataannya,

"Kamu tuh yang jahat siapa coba yang ga marah kalau istrinya peluk-pelukan sama cowok lain!" ungkap Algar mengikuti ekspresi Fraya saat pertama bangun tadi,

"Tadi malem aku mau jelasin!kamunya malah gitu,"

"Ya udah jelasin sekarang."

Fraya bangkit bersender pada senderan ranjang merapikan rambutnya yang sedikit berantakan kemudian menggenggam tangan Algar,

"Dia itu se-"

Ting nong!

Suara bell berbunyi membuat wanita itu menghentikan ucapannya ia menyenggol lengan Algar mengisyaratkan untuk membukakan pintu,

Cowok itu nampak kesal ada saja yang mengganggu disaat seperti ini, ia bangkit memungut bajunya nya yang tergeletak di lantai kemudian memakainya.

Ceklek!

Emosinya hampir saja meledak saat melihat siapa orang tersebut, shit! cowok yang semalam namun penampilannya kali ini agak berbeda tunggu.... apa? dia memakai lipstik serta bedak yang sangat putih sehingga lehernya terlihat lebih gelap dari wajahnya.

"Ngapain lo?!" tanya Algar ngegas.

"Eww santay dong mas, Ay kesini cuma mau jelasin soal yang semalem."ujar cowok itu dengan bibir yang di monyong-monyongkan.

"Jijik lo ngomong ga usah gitu! cepet jelasin."

"Fraya tuh sebenernya sepupu Ay udah lama banget ga ketemu siapa sih yang enggak kengen iya kan? Ay juga belum sempet ngomong tapi you udah nonjok aja..."

"Sakit tau pipi glowing Ay," adunya sembari memainkan rambut pendeknya membuat Algar kasihan sekaligus jijik sembari bergidik ngeri, sial! masa ia cemburu sama banci sepupu Fraya sendiri lagi.

"Maaf." jawab Algar sekenanya sembari menatap datar cowok letoy di depannya yang sedari tadi mengerlingkan mata kepadanya.

"Mau apa lagi... pergi ga lo?!"

"Btw badan you bagus bangettz bisa kali kapan-kapan main..." ujarnya sambil menggapai perut kotak-kotak Algar namun langsung di tepis oleh sang empu,

"Ga usah pegang-pegang lo....najis!"

"ihh... Ay kan bukan Doggy mulut you sembarangan aja jadi pengen nyipok." ucapnya dengan cepat langsung mencium bibir Algar namun Algar memalingkan wajahnya sehingga hanya mengenai pipi.

"JIJIK ANJING KELUAR LO BANGSAT!!" teriak Algar menggelegar mendorong paksa dan menendang bokong bohay cowok itu agar keluar dari Apartemen nya dengan segera Algar mengunci pintu kemudian berlari ke atas.

Saat sampai di kamar, tawa Fraya langsung meledak setelah melihat muka Algar yang seperti itu suaminya semakin menekuk wajahnya sumpah demi apapun ia menyesal telah berurusan dengan bencong rempong ulala trulala seperti dia.

"HAHAHA!! cantik ga?"

"HUWAAA SAYANG DIEM!" cowok itu langsung berlari menuju ranjang dan menuburuk tubuh Fraya memeluknya erat.

"Makanya... kalau orang mau ngejasin tuh di dengerin dulu.... jangan egois kayak semalem." ucap Fraya memainkan rambut Algar kemudian menjambaknya sedikit,

"Aww sakit... ya maap aku kan ga tau, masih sakit?"

"Ya iyalah gila pake nanya." sinis Fraya ia mendudukkan dirinya menarik sedikit selimutnya yang melorot.

"Dia itu Nanda sepupu aku yang di Bandung, kita udah dua tahun ga ketemu lagian biasanya kalau kita ketemu juga nyalon bareng, maskeran bareng, sama manicure juga tapi gara-gara kamu sih jadi ga asik kan!"jelas Fraya panjang lebar.

"Tapi kalau dia tiba-tiba suka kamu gimana?"

"Ya engga lah! Nanda tuh ga suka cewek malah kalau liat cewek cantik suka iri katanya kapan Nanda bisa cantik kaya dia, gitu masa mikirnya."

Algar menatap Fraya dengan ragu, matanya memperlihatkan raut kesedihan.

"Kamu tau ga?" tanya Algar pada Fraya yang sedang memainkan wajahnya dan menarik-narik hidung mancung Algar.

"Apa?"

"Aku di cium dia."

"Siapa?!" tanya Fraya galak matanya langsung melotot tangan mungilnya berkacak pinggang menatap Algar garang,

"Nanda hiks..." tiba-tiba saja Algar menangis namun hanya sebentar, Fraya yang mendengar itu langsung tertawa menggelar sumpah demi apa sih? harusnya tadi ia ikut bersama Algar tadi.

"ini...cium sayang buat ngilangin bekas dia!" ucap Algar menuntun tangan istrinya untuk menyentuh pipi kirinya yang di cium bencong murahan tadi,

Fraya terbahak kemudian meraih rahang tegas suaminya dan mengecup pipi Algar lama.

.....

Hari demi hari berlalu, bulan berganti kini kandungan Fraya memasuki bulan ke-8 dan sebentar lagi Algar akan lulus setelah UN selesai.

"Sayang....jangan lari-lari!" teriak Algar saat mendapati istri kecilnya berlari dari atas tangga membawakan dasi untuknya.

"Ga apa-apa kamu udah telat cepetan sini aku pakein."

"Aku enggak usah sekolah aja deh ya jagain kamu," ucap Algar khawatir saat melihat Fraya terus memegangi kepalanya dan terbatuk pelan.

"Heh! ngaco aku cuma pusing dikit lagian kamu lagi UN awas aja kalau sampe bolos aku aduin ke Papa sama bunda, terus aku nggak mau yah.... anak aku nanti punya Ayah yang blo'on." ucap Fraya panjang lebar seperti seorang ibu sedang menceramahi anaknya, membuat Algar terkekeh kemudian mencium kilat pipi Fraya.

"Siap! laksanakan." ujar Algar mengangkat tangan kanannya memberi hormat.

"Aku berangkat dulu ya..."

Cup!

Cowok itu berucap seraya mengecup puncak kepala istrinya sedikit mengacak rambut Fraya kemudian berlalu keluar Apartemen.





Vote-vote!!!komen kalau yang komen dikit aku males up.

ALGARION [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang