[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA KARENA AKAN ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE!!]
happy reading gais!!!
.
.
.
Sorakan dan pekikan heboh langsung terdengar begitu Algar, Gilang, Arthur, dan Aska memasuki Sirkuit Atlantik.
Siapa yang tidak kenal mereka berempat pentolan dari SMA GENTARA sekolah yang cukup terkenal se antero kota, juga Algar si penguasa sirkuit Atlantik karena ia selalu memenangkan balapan berturut-turut selama 2 tahun lebih.
Terlihat segerombolan geng motor sudah berada di belakang mereka.
Ragas sebuah geng pembuat onar sekaligus selalu berambisi untuk menguasai sirkuit Atlantik walaupun sudah kalah berkali-kali namun tetap saja mereka enggan Enyah.
Vaska si ketua Ragas tiba-tiba saja sudah berada di samping Algar dengan menunggangi motornya.
terkekeh sinis menatap Algar, ia benci cowok itu sedari dulu karena Vaska selalu saja kalah selangkah dibelakang Algar.
"Masih mau lawan gue hm?" ucap Algar dengan nada mengejek, Vaska menggeram seraya mengepalkan tangannya.
"Lihat aja nanti." sergah Vaska menutup helm full face nya diikuti Alga. Cowok itu menggeber motornya tanda tak sabar memulai pertandingan.
Seorang cewek dengan pakaian minim berjalan ketengah jalanan seraya mengibarkan bendera Hitam tanda balapan telah dimulai.
Algar dan Vaska saling salip mengadu kecepatan satu sama lain saat di pertengahan, terlihat Vaska memelankan laju motornya dan malah memilih berjalan menepi Algar yang mengetahui gelagat aneh dari Vaska ikut mengendarai motornya menepi.
Netranya fokus memperhatikan aspal dan Yap! ketemu ada banyak paku tergeletak di tangah jalan ia tersenyum miring dengan hati-hati Algar melewati gerombolan paku itu setelah dirasa aman, Algar menge gas motornya dengan kecepatan penuh.
Dor!
Sebuah peluru menembak ke udara tanda balapan telah usai dan lagi-lagi dimenangkan oleh Algar.
Vaska menggeram marah di belakang sana menghantam tangki motornya keras, shit! rencananya gagal lagi."Gue bakal pastiin hidup lo nggak tenang Algar." desis Vaska.
....
Fraya berjalan mondar-mandir nampak gelisah dengan tangan yang memegang benda kecil persegi panjang ia kibas-kibaskan tak sabar menunggu hasil.
Deg!
Setelah beberapa menit, akhirnya yang ditunggu perlahan muncul tangannya bergetar tak percaya taspack itu menunjukkan dua garis.
"H-hamil?" ucap Fraya menggeleng tak percaya matanya berkaca-kaca tubuhnya luruh begitu saja bersandar pada dinding kamar mandi, ia meremas kuat-kuat rambutnya masa depan yang telah ia susun sedemikian rupa telah hancur.
"GA!! AKU GAMAU hiks...." cewek itu menangis sesenggukan dibawah guyuran shower, hatinya teriris pasti Mamanya di atas sana sangat kecewa pada Fraya terlebih lagi ia sangat takut memberi tahu kepada sang Ayah bagaimana reaksinya nanti?
Sebelumnya tak pernah terpikir, Fraya akan membeli benda itu tapi jika di pikir-pikir, ia mengalami keanehan akhir-akhir ini sering merasa mual, pusing tiba-tiba, ditambah Fraya sudah telat dua Minggu menstruasi.
Otaknya kembali memutar kejadian tiga Minggu lalu yang membuat dirinya merasa wanita paling hina dan kotor.
Mati-matian Fraya menjaga masa depannya, tapi Algar dengan gampangnya merusak begitu saja.
°•°•°•°
"Aelah rakus banget sih lu Gar kayak orang gak makan dua hari aja." celetuk Arthur melihat Algar makan satu mangkok bakso dengan tergesa-gesa Algar melirik sinis Arthur.
saat ini mereka sedang berada di kantin entah kenapa sejak dikelas tadi Algar sangat menginginkan Bakso panas dengan sambal ekstra pedas, ah! membayangkannya saja sudah membuat cowok itu ngiler.
"Diem lo, orang enak gini."
"Biasanya juga ga gitu banget, aneh lo kek orang ngidam." kelakar Aska yang langsung mendapat timpukan pilus dari Algar membayangkan itu membuat nafsu makannya langsung menghilang.
sedari kemarin pertanyaan terus bersarang di kepalanya apakah jika melakukan sekali bisa hamil?
Tepukan dibahunya membuyarkan lamunan Algar ia menatap Gilang yang baru saja kembali dari toilet.
"Lo dipanggil sama cewek nolep."
"Siapa?" tanya Algar tak mengerti,
"Fraya, dia udah nunggu di belakang sekolah." Algar mengangguk lantas bangkit dari kursinya dan berjalan menuju taman belakang sekolah.
Siluetnya menangkap sosok Fraya dengan keadaan yang kacau rambutnya berantakan dengan air mata yang terus mengalir.cewek itu melempar taspack yang berada digenggamnya kearah Algar cowok itu mengernyit heran seraya memungut benda persegi panjang yang tergeletak di tanah.
Tubuhnya membeku saat melihat taspack itu menunjukkan dua garis merah,
"Lo hamil?" walau sangat shock Algar tetap mempertahankan mimik wajahnya sedatar mungkin.
Fraya mendongak menatap Algar yang jauh lebih tinggi darinya karena cewek itu hanya sebatas dada Algar saja.
"Kamu tenang aja aku bakal gugurin kok." balas Fraya tertawa sumbang mendengar itu, Algar menggeram marah rahangnya mengeras tangannya terkepal kuat ia mendekati Fraya mempersempit jarak diantara mereka,
tangannya meremas kuat pinggang Fraya mengunci pergerakan cewek itu mencium serta melumat bibir Fraya kasar sementara Fraya terus memukuli lengan Algar cowok itu tak menghiraukan, malah semakin memperdalam ciumannya.
Setelah beberapa menit ia melepas pagutan mereka menatap Fraya tajam,
"Jangan pernah lo lenyapin anak gue." ia melepas pelukannya pada tubuh Fraya,
"Besok gue bakal lamar lo buat tanggung jawab." setelah berkata demikian, Algar melangkah pergi meninggalkan Fraya cewek itu menatap kosong punggung lebar Algar ia sedikit lega cowok itu mau bertanggung jawab atas apa yang di perbuatnya.
Namun di satu sisi perasaan Fraya campur aduk masa depannya hancur, mengecewakan kedua orang tuanya, serta ia benci harus memiliki pasangan seperti Algar.
Gimana gais lanjut?
Jangan lupa vote and komen tapi,
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARION [Terbit]
Roman pour Adolescents[BEBERAPA PART DI PRIVATE FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!] Fraya Anastasya Maudi seorang gadis anti social sikapnya yang terlalu tertutup dan selalu menyendiri membuat beberapa murid enggan mendekat ia juga kerap menjadi objek bullying oleh beberapa sisw...