Disclaimer:
Cerita ini gak sepenuhnya based on true story, beberapa cuma imajinasi gue yang lagi kangen masa-masa kuliah aja.
Jika ada kesamaan pada penamaan dan penggambaran tokoh, semuanya murni ketidaksengajaan.
So, happy reading!
.
.
.
.
.
Seperti malam-malam pada umumnya, angkringan yang berada di tengah kota itu terlihat cukup ramai dengan meja-meja yang terisi penuh oleh pengunjung. Dilihat dari penampilannya tentu sudah jelas kalau kebanyakan dari mereka ini adalah mahasiswa.
Mahasiswa dengan obrolan yang beragam, mulai dari obrolan ringan tidak berfaedah namun cukup sedap untuk diperbincangkan, seperti obrolan soal selebgram terkenal yang ternyata kehidupan aslinya tak seindah feed Instagram. Obrolan soal tugas-tugas kuliah yang seperti rel kereta api, alias tak ada habisnya. Atau yang paling berat adalah obrolan beberapa mahasiswa yang membahas segala kejadian di dunia akhir-akhir ini yang tentu tak lepas dari konspirasi elit global.
Yang jelas, apapun obrolannya saat itu rasanya cukup hangat untuk menghibur diri yang cukup lelah dengan segala realita kehidupan, realita yang tak seindah ekspetasi, realita yang cukup sulit namun tetap harus dijalani.
Hingga tiba-tiba saja hujan datang cukup deras, membuat beberapa diantara mereka yang hendak pulang kembali mengurungkan niatnya.
Hujan yang membuat suasana yang hangat menjadi dingin seketika.Seperti yang terjadi diantara sepasang insan di salah satu pojok meja, sudah satu jam lebih keduanya berdiam diri, mengabaikan dua cangkir teh manis hangat yang masih setia berada di atas meja tanpa berusaha menyentuhnya hingga yang hangat itu kembali menjadi dingin, sedingin hujan malam itu.
Entah apa yang terjadi hingga membuat keduanya saling diam - tidak, keduanya tidak sepenuhnya diam, keduanya sedang bermonolog dalam pikirannya masing-masing. Berusaha mencari jalan keluar atas segala macam kekalutan yang terjadi.
Memikirkan tentang apa yang terjadi selama beberapa bulan kebelakang, memikirkan hal-hal yang mereka sendiri pun tak tahu siapa yang memulai, tak tahu mengapa semuanya menjadi serumit ini, hingga tak tahu kedepannya harus bagaimana.
drrtt...drrtt...drttt...
Getar handphone yang berada di atas meja itu berusaha memecah hening, namun nihil sebab masih tak ada satu kata pun yang keluar saat itu, hanya ada gerak tubuh yang meminta izin untuk mengangkat panggilan masuk, sementara satu lainnya hanya mengangguk pertanda memberi izin.
"........"
"oke, gue ke sana sekarang" Jawab lelaki tersebut dengan cukup serius, lantas segera ia tutup panggilan itu berusaha untuk menyembunyikannya sebab tak ingin perempuan yang berada dihadapannya menjadi khawatir.
"Kenapa?" Tanya perempuan yang sedari tadi memperhatikan mimik wajah lelaki yang ada dihadapannya, seolah tahu bahwa sesuatu yang tidak baik sedang terjadi, sesuatu yang dirasa cukup mendesak hingga akhirnya meminta lelaki itu untuk segera datang.
"Biasa, tapi nggak terlalu mendesak kok"
"Nggak apa-apa, pergi aja"
"....."
"Serius, pergi aja"
"Beneran?"
"Do look like I'm jooking?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSI
Fanfiction"Gue udah bilang, lo gak usah ikut turun juga!" "Nggak bisa, anak departemen gue ada di sana, masa gue diem aja?!" "Iya, tapi sekarang lagi ricuh, minggir dulu!!!" Start : 28 Juni 2021 Finish : - #1 KimDoyoung #1 Universe #1 BEM #9 BEM #10 BEM #13...