* semua yang tertulis dalam cerita ini hanya fiksi. Tidak ada kaitannya dengan kejadian manapun.
.
.
.
.
.
"Sekarang alat tulis, keluarkan alat tulis kalian— Bima, mana buku sampul korannya?!!"
"Nggak keliatan Bima, angkat yang tinggi!!!"
"Masih pagi udah lemes aja!!" ucap seorang senior dengan setengah teriak.
Meski embun masih setia berada di atas helaian daun, namun suasana pagi itu tidak sesejuk biasanya.
Beberapa orang sedang duduk di atas tanah dengan keringat dingin yang menjalar ke seluruh tubuh, sebagian lagi justru sedang berdiri tegak dengan tangan yang terlipat di dada.
Tak lupa kemeja berwarna maroon berbahan american drill yang dilengkapi beberapa badge di kanan dan kiri lengan bajunya.
Johnny, korlap (koordinator lapangan) acara LK 2 tingkat fakultas, kembali ke tugasnya.
Memeriksa setiap perlengkapan peserta pada hari itu."Alat makan, angkat alat makannya."
Johnny mengelilingi peserta, memastikan semua perlengkapan yang diminta oleh panitia tak ada yang tertinggal sedikitpun.
"Oke."
"Alat mandi. Mana? ANGKAT!!!"
Jangan tanya betapa kesalnya para peserta, sudah packing serapi mungkin agar barang-barang untuk 3 hari 2 malam dapat tersimpan dengan rapi di dalam tas— ternyata harus dibongkar ulang dengan dalih mengecek perlengkapan.
Tapi ya namanya juga panitia, terlebih korlap. Selain memastikan kegiatan di lapangan berjalan lancar, membuat para peserta kesal adalah salah satu side job— selagi tidak ada kekerasan secara fisik dan verbal.
"Jangan ada yang menurunkan tangan sebelum saya pinta. Ayo alat mandinya keluarkan satu-satu dari dalam tas, saya cek dulu." ucap Johnny dari belakang setelah melihat salah satu peserta sudah menurunkan tangannya.
"Terakhir, kayu bakar. Angkat yang tinggi!— Ka Tama, tolong bantu saya hitung satu persatu."
Tama, ketua divisi logistik.
Selain Johnny, sedari tadi Tama memang berada di sekitar lapangan, membantu rekannya untuk mengumpulkan beberapa barang yang nantinya perlu dikumpulkan, seperti kayu bakar.
"1, 2, 3, 4, 5..." Tama menggerakkan jari telunjuknya, mulai menghitung satu persatu. "31, 32, 33, 34— pita biru, baris terakhir." tunjuk Tama.
"Saya ka?"
"Iya kamu, kayu bakarnya mana?"
"Nghh... nggak bawa ka." jawab seorang peserta.
"Maju ke depan."
Johnny yang juga sedang memeriksa peserta lain kini berjalan menghampiri Tama dengan kedua tangan yang ia letakkan dikedua sisi pinggangnya,
"Siapa nama kamu?!!"
"Adisty ka." jawabnya pelan.
"Nggak kedengeran. SIAPA NAMA KAMU?!"
"Adisty Gayatri!" jawabnya sedikit lebih keras.
"Adisty, kelompok—" Johnny sedikit melirik ke lengan Adisty, mahasiswa tingkat dua semester satu. Johnny melihat pita biru yang melingkar di lengan Adis, "Jenderal Sudirman."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSI
Fanfiction"Gue udah bilang, lo gak usah ikut turun juga!" "Nggak bisa, anak departemen gue ada di sana, masa gue diem aja?!" "Iya, tapi sekarang lagi ricuh, minggir dulu!!!" Start : 28 Juni 2021 Finish : - #1 KimDoyoung #1 Universe #1 BEM #9 BEM #10 BEM #13...