#11 - RaKor

697 70 0
                                    

Setelah mendapat pesan dari Cindy agar segera mengumpulkan laporan departemen, esoknya Januar langsung menghampiri Rosa memintanya untuk memeriksa laporan yang sudah ia buat.

Sebenarnya sih nggak masalah jika harus diskusi by chat, toh mereka memang punya grup departemen masing-masing untuk memudahkan komunikasi. Tapi, hari itu Januar sudah kepalang menunggu di depan kelas Rosa.

Meski berbagai pasang mata melihat kearahnya, Januar sama sekali nggak masalah. Dia sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, bukannya mau ke-pede-an, tapi sejak awal kuliah Januar memang selalu menjadi pusat perhatian.

Seperti saat ini, dimana dirinya tengah menunggu Rossa. Perempuan yang juga sama terkenalnya, bahkan tidak hanya dikalangan mahasiswa saja, lebih dari itu Rossa bisa dibilang sebagai— seorang selebgram.

Ia sering menerima endorse dari berbagai macam produk yang kemudian ia posting di feed ataupun story Instagram-nya dengan sebaik mungkin.

Makanya nggak heran kalau saat Rosa dan Januar tengah berbincang, akan banyak orang yang berbisik membicarakan keduanya seperti siang itu.

"Kenapa nggak ngrim file-nya aja sih Jan? Lo jadi harus nyamperin gue ke sini." Rosa baru saja keluar kelas saat tiba-tiba Januar menghampirinya.

"Gue lupa chat lo, jadi langsung aja— sebenernya sih udah selesai laporannya, tapi lo cek lagi deh."

Rosa mengulurkan tangannya, menerima laptop yang Januar berikan untuk membaca laporan itu.

"Gimana?"

"Wait, gue masih baca."

"Oke."

"Jan, kayaknya ada yang perlu ditambah—" Rossa menunjuk satu kolom tabel, "bukannya minggu lalu kita ada hadir ke forum anak dan perempuan? Terus ini, kajian sama mahasiswa juga harusnya di tanggal 19, bukan tanggal 27."

"Oh ya? Gue lupa, wait a minute— sambil duduk kali ya, cari kursi dulu deh."

"Di gazebo depan aja."

Keduanya pun pergi, menuju tempat yang dimaksud, sementara Januar mengedit laporan tersebut, Rossa menghubungi Lukman, memastikan bahwa beberapa kegiatan yang ia laksanakan sudah tercantum dalam laporan sebelum akhirnya akan diserahkan kepada Cindy.

"Selesai."

"Coba gue liat lagi."

Januar kembali memberikan laptopnya, membiarkan Rosa membaca laporan tersebut sekali lagi.

"Ros."

Rossa hanya bergumam, dirinya tengah fokus membaca laporan.

"Misal nih, lo lagi pusing, nah biar pusingnya hilang biasanya lo ngapain?"

"Lo nanya gue?"

"Iya lah, orang cuma ada lo."

"Ngapain ya? I think... belanja."

"Serius?"

"He'em."

"Tapi gue sering baca di twitter, kalau cewek lagi pusing biasanya pada makan seblak."

"Udah selesai, langsung gue kirim ke Cindy ya?" Rosa segera mengirim file tersebut melalui email setelah Januar mengangguk memberi tanda bahwa dirinya setuju.

"Ya tergantung Jan, kan nggak semua cewek gitu, tapi nyeblak juga enak sih apalagi kalau pedes banget."

"Iya juga, ya."

Tersadar akan pertanyaan Januar, kini Rossa mengernyitkan alisnya memberikan respon curiga terhadap laki-laki yang ada disampingnya,

"Cewek mana lagi yang lo deketin?"

AKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang