#27 - Teklap

530 44 6
                                    

Siang itu Chandra sedang sibuk mengotak-atik laptopnya, laptop turun temurun yang juga digunakan oleh kakaknya, Chandra nggak tahu pasti laptop tersebut sudah ada sejak kapan, kata kakaknya sih hampir tujuh tahun.

Reno yang kaget begitu mengetahui umur laptop Chandra pun sampai bisa mengkategorikannya ke benda bersejarah alias benda yang sudah bisa dimuseumkan.

Chandra sih nggak masalah, toh sejauh ini laptop tersebut hanya digunakan untuk mengerjakan tugas sehingga tak memerlukan banyak software, selain software pada umumnya.

"Udah bisa Can?" tanya Reno yang sejak tadi memperhatikan Chandra.

"Tinggal update software aja, Ren."

"Mau lo update sendiri?"

"Nggak atuh, nggak bisa."

"Terus mau lo benerin ke mana?"

"Tuh." Chandra mengedikkan dagunya, menunjuk Nadi yang tengah sibuk dengan game di ponselnya.

Nadi yang merasa ditunjuk oleh Chandra langsung membalikan badan, membelakangi Chandra dan Reno.

"GUE SIBUK!"

"Atuh Na. Tega pisan, parah."

"Nggak!"

"Gue traktir ketoprak."

"Nggak."

"Bakso deh, Na. Bakso deket fakultas teknik."

"Nggak."

"Sama es teh manis."

"Nggak."

"Bakso sama jus alpukat."

"Deal."

Chandra dan Nadi berjabat tangan, akhirnya masalah laptop Chandra terselesaikan dengan semangkuk bakso dan jus alpukat.

Selagi ada teman yang paham soal laptop sampai ke dalam-dalamnya, kenapa harus ke tempat servis? Begitu prinsip Chandra, prinsip bertahan hidup.

Sementara laptopnya tengah ditangani oleh Nadi, Chandra kini memindahkan beberapa file penting miliknya ke dalam komputer BEM, komputer semua orang. Nggak heran jika banyak folder random berisi tugas anak-anak juga beberapa virus yang mesti disingkirkan.

Tok...
Tok...
Tok...

"Reno, liat No itu siapa."

"Masuk aja, Surya." ucap Reno begitu melihat Surya hendak mengetuk pintu sekre yang sebenarnya tidak tertutup itu.

"Bang Devan ada nggak Ren?" tanya Surya, salah satu ketua himpunan mahasiswa.

"Bang Devan belum datang, kenapa?"

"Gue mau pinjam proyektor BEM buat acara himpunan."

"Buat tanggal berapa?" tanya Reno sembari membuka amplop yang dibawa oleh Surya.

"Itu, tanggal 23." Surya menunjuk tanggal yang terdapat dalam surat tersebut, "Nanti perwakilan BEM juga datang ya, dua orang setiap kelembagaan."

"Tanggal 23 ya? Nanti gue kabarin bang Devan dulu."

"Oke, berkabar aja No. Lumayan tuh dapet snack box dua, buat ganjel perut."

"Surya, snack box nya nggak bisa tiga aja?" tanya Chandra Darii sudut ruangan.

"Buat siapa, Can?"

"Buat gue."

"Kan lo jadi pesertanya, nanti juga dapat snack box sendiri, Can."

AKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang