#9 - Peraturan

753 85 5
                                    

Mengisi waktu kuliah dengan kegiatan akademik saja rasanya memang tidak cukup bagi sebagian mahasiswa, maka tidak heran jika banyak dari mereka yang memiliki kegiatan lain di luar kegiatan akademik.

Ada yang memilih untuk mengikuti berbagai organisasi baik di dalam maupun luar kampus, bergabung dengan komunitas tertentu, atau bahkan memilih kerja part time demi tambahan uang saku.

Dari berbagai kegiatan tersebut tentu semuanya memiliki konsekuensi masing-masing, tapi satu kesamaan diantaranya yaitu terpotongnya waktu istirahat serta singkatnya waktu untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat mulai dari orang tua, teman tongkrongan, hingga kekasih hati.

Seperti yang dirasakan oleh Julian sore itu, siapapun yang melihatnya pasti sudah bisa menebak kalau lelaki itu sedang galau-galaunya.
Bagaimana tidak, di seberang sana, pacar Julian sedang uring-uringan melalui telepon, sudah membayangkan untuk melepas rindu disela-sela kesibukan sebagai mahasiswa, namun harus batal karena lagi-lagi Julian tidak bisa datang.

Bukan rapatnya yang mendadak, tapi Julian yang lupa kalau saat itu ia sudah memiliki jadwal rapat. Awalnya memang sempat terbesit dalam benaknya untuk absen saja setidaknya untuk hari itu, tapi dengan segera ia buang jauh-jauh pikiran itu setelah mengingat dirinya adalah koordinator departemen.

Rasanya agak keterlaluan jika Julian lebih memilih pergi dengan pacarnya, sementara teman-temannya yang lain harus berkutat dengan beberapa rencana program kerja yang mesti dipikirkan matang-matang.

Melihat Julian yang masih fokus dengan handphone-nya, Deri sebagai anggota departemennya pun menghampiri Julian.

"Cewek lo masih marah bang?"

"Bilangnya sih nggak marah Der, tapi pas tadi gue telepon jawabannya cuma "hmm... hmm..." gitu." jawab Julian sambil mempraktekkan bagaimana respon pacarnya.

"Cewek lo sariawan kali Bang, jadi jawabnya gitu terus." sambar Ale yang langsung duduk di sebelah Julian.

"Enak aja, cewek gue anak farmasi Le, kalau sariawan tuh seenggaknya dia minum obat, nggak mungkin kayak gini."

"Emangnya minum obat sekali bisa langsung sembuh gitu, aneh." jawab Ale.

"Itu tandanya cewek lo lagi ngambek Jul, nggak peka banget jadi cowok." sambar Joya yang tiba-tiba ikut nimbrung sebelum rapat dimulai.

"Harusnya dia ngomong aja Joy, gue kan nggak bisa nerawang pikirannya."

"Gara-gara apa sih bang?" tanya Jihan pada Julian.

"Tadinya hari ini gue mau ketemu sama dia, tapi nggak jadi soalnya gue lupa kalau ada rapat."

"Yaaa... itu sih salah lo, tapi kalau gitu lo pacaran sama anak satu kabinet aja, biar ketemu terus setiap hari." ucap Joya memberikan saran seadanya.

"Nggak nggak, gue anaknya setia Joy," ucap Julian sambil menepuk-nepuk dadanya, membanggakan diri bahwa Julian memang setia, "Lagian, emang boleh ya pacaran sama anak satu kabinet?"

"Ya nggak boleh bang, punya cewek satu aja galaunya udah kayak gini, apalagi pacaran sama anak satu kabinet." ucap Reno sambil memasukkan laptop ke dalam tas setelah selesai mengerjakan tugas presentasinya.

"Nggak gitu No, ah lo kayak nggak ngerti aja."

"Seriusan, kita nggak ada aturan yang ngelarang pacaran se-kabinet? I mean, pacaran antar pengurus sendiri, nggak ada, kan?" tanya Winar yang sedari tadi sudah duduk di samping Julian.

Rosa yang sebelumnya tengah sibuk dengan feed Instagram lantas menghentikan aktivitasnya saat mendengar Winar menanyakan hal tersebut,

"Mau pacaran sama siapa Win?"

AKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang