#17 - Seminar (Mission completed, but...)

467 45 1
                                    

"KABINET BESTARI!!!"

"MENGABDI DENGAN HATI!!!!!"

*

"Bang, ini gue harus ngapain?" Tanya Nadi kepada Devan dan Januar saat ketiganya baru saja sampai di salah satu universitas.

"Maksudnya kan ini teh bukan job desc departemen gue, terus gue harus ngapain bang?"

"Dengerin dulu aja Na, nanti juga lo paham harus gimana- soal job desc lo atau bukan, kalau masalahnya udah ngerugiin banyak orang terutama masyarakat secara umum, ya lo harus tau juga Na." Jawab Januar sambil melepaskan seat belt nya.

"Jan, kumpulnya di gedung UKM?" Tanya Devan yang baru saja mematikan mesin mobilnya.

"Wait, gue baru dapat chat dari Waldan," Jawab Januar dengan mata yang terus memandang layar ponselnya, "Nggak jadi di gedung UKM, jadinya pindah ke gedung B ruang 3.1, gedungnya sebelah student center Dev."

"Oke, lo tau kan student center di mana?"

"Nah, masalahnya gue juga nggak tau Dev hehe."

Devan kini beralih, melirik ke arah Nadi melalui rear-view mirrorr.

"Gue baru pertama kali ke univ ini bang, iya sekarang ini." ucap Nadi dengan mengangkat satu jari telunjuknya.

Jangankan gedung B ruang 3.1, letak universitasnya saja Nadi baru tahu saat itu juga.

Merasa Devan dan Nadi betulan clueless, akhirnya Januar turun dari mobil- berniat menghampiri Waldan yang sedang menunggu di depan gedung UKM, "Lo pada nunggu di sini dulu ya, gue samperin Waldan dulu di depan gedung UKM."

Kenapa Devan dan Nadi tidak ikut turun?

Simple saja sih, Waldan adalah teman lama Januar, jadi Januar merasa cukup ia saja yang turun sekaligus berbincang sebentar dengan teman lamanya.

Sementara Devan dan Nadi menunggu di mobil, jaga-jaga kalau ternyata student center cukup jauh dari parkiran, Devan dan Nadi bisa langsung ke sana.

Bukannya apa-apa, masalahnya universitas ini cukup luas, lumayan kan jika jarus bolak balik.

"Nadi."

"Iya bang Dev?" Nadi bergeser ke sebelah kiri- guna memudahkannya saat berbicara dengan Devan yang masih duduk di kursi kemudi.

"Pernah nggak lo lagi makan di sekitar kampus atau di alun-alun gitu, terus tiba-tiba ada anak kecil nyamperin lo dan nawarin dagangannya?"

"Atuh pernah lah bang."

"Terus sikap lo ke anak kecil itu gimana?"

"Sikap gimana nih bang?"

"Maksudnya tuh lo tolak atau lo beli, Na?"

"Hmm..." Nadi nggak langsung menjawab, ia justru merogoh tote bag berisi jajanan yang diberikan Adis tadi pagi.
Setelah menemukan jajanan yang ia pilih, kemudian Nadi melanjutkan jawabannya, "Gue beli dagangannya bang- meski sebenarnya mah nggak begitu pengen atau nggak begitu butuh sih."

AKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang