"Raditya goblok! Bego." Umpatan keras dari bibir Naren tiba-tiba menggema diseluruh ruangan, membuat ketiga orang yang lainnya kaget setengah mati.
"Apasih anjing?! Gue diem-diem bae padahal." Yang merasa namanya disebut segera mengajukan protesnya.
"Lihat nih." Naren menunjuk dua layar monitor besar dihadapannya.
Senja melongokkan kepalanya melihat benda yang Naren tunjuk dengan semangat.
Mereka memang sedang berada disebuah ruangan khusus yang sengaja mereka buat di gudang bawah tanah basecamp. Tempat yang biasa mereka gunakan untung mengumpulkan informasi dan melakukan sesuatu yang bersifat rahasia. Ruangan yang bahkan hampir dipenuhi dengan beberapa komputer canggih.
"Gila. Larissa bener-bener gila!" Teriaknya heboh Naren membuat Reno menggeplak kepalanya karena terlalu berisik.
"Jangan bacot dulu deh Na." Reno memperingatkan dan mereka kembali fokus pada layar monitor. Ah lebih tepatnya mereka bertiga, karena Senja sudah lebih dulu kembali ke sofa dan merebahkan tubuh lelahnya.
"Kok lo keliatan nggak kaget sih Ja?" Naren mengernyit bingung melihat reaksi Senja.
"Ya gue harus kayak gimana? Itu yang jadi alasan kenapa gue masih di sini."
"Jadi lo belum tahu motif sebenarnya?"
Senja menggeleng, "Kalau gue tahu, gue udah bertindak lebih dulu. Bego." Jawabnya dengan memejamkan matanya.
Bersyukur hari ini weekend dan ia bisa menghabiskan waktunya untuk bersantai.
"Dia memang gila." Komentar Reno saat membaca data yang telah Naren temukan.
"Ada yang lebih gila lagi." Sahutan Senja membuat ketiga orang yang sedang fokus tadi kembali menoleh kearahnya. "Dan jangan ngatain cewek gue gila." Peringatnya.
"Cih sejak kapan dia jadi cewek lo?" Reno menatap Senja remeh.
"Sejak lama kalau lo lupa."
"Siapa? Siapa yang lebih gila?" Naren mengalihkan pembicaraan antara Senja dan Reno.
"Laras." Balasan Samudra membuat si kembar beda orang tua itu menoleh kearahnya. Samudra sendiri hanya menunjuk layar monitor Naren dengan dagunya. "Cari aja sendiri."
"Semalem kalian pulang jam berapa?" Reno beranjak meninggalkan Naren yang masih sibuk dengan komputernya.
"Jam 4 pagi tadi." Balas Senja dengan mata terpejam, dia baru saja tidur pukul 5 pagi dan si kembar menyebalkan ini sudah membangunkannya secara paksa pukul 7 pagi, bahkan hingga menyeretnya keruangan keramat tanpa belas kasihan.
"Senja ngamuk."
"Gue? Bukannya lo ya yang ngamuk sampe gue kerepotan."
"Iya juga ya. Masa bodo lah yang penting gue puas." Acuh Samudra sambil merebahkan dirinya dipaha Reno, membuat sang empunya bergidik karena kelakuan Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja || Huang Renjun
Fanfiction"Senja, bagaimana bisa aku melukai laki-laki sebaik kamu. Maaf karena aku terlambat tahu segala hal tentangmu. Senja, maaf aku membohongimu. Maaf."-Larissa Gistara Putri "Larissa, jika kamu merasa berada ditempat yang salah maka kembalilah padaku. T...