22. Senja dan Kevin

40 7 0
                                    

Senja kembali mengingat pertemuannya dengan Kevin dua tahun yang lalu, saat ia memutuskan untuk melepaskan Larissa dan pergi menjauh tepat seperti permintaan gadis itu.

"Lama banget sih tuh orang, dongkol banget gue." Samudra yang sudah tidak tahan sebab mereka telah menunggu hampir satu jam tapi Kevin tidak juga menampakkan batang hidungnya.

"Sabar." Jawab Senja singkat.

"Ini jadwal Starla cuci darah, gue mau nemenin dia, Ja." Laki-laki tan itu melayangkan protesannya.

"Starla udah sama Mama, lo di sini bantuin gue, nggak ada ngeluh-ngeluh lagi." Pungkas Senja tegas membuat Samudra bungkam seketika.

Lima menit kemudian setelah perdebatan singkat antara dua sahabat itu, terlihat Kevin datang dengan sedikit berlari kecil.

"Sorry, gue ngaret banget. Susah buat ngibulin Laras tadi." Ucapnya dengan napas terengah-engah.

"Ngapain juga masih ngurusin cewe gila." Ucapan Samudra terdengar pelan namun masih sanggup mencapai ketelinga Kevin maupun Senja.

"Sam." Tegur Senja yang hanya dibalas oleh dengusan singkat Samudra. "Lo pesen minum dulu, gue cuma mau ngobrol santai kok."

Senja dengan segala ketenangan yang dia miliki membuat Kevin merasa canggung, sebab ia teringat dengan perlakuan Laras terhadap Larissa dan Kevin tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan Larissa.

"Gue mau minta bantuan lo, Kevin." Senja memulai percakapan dengan tenang.

"Apa yang bisa gue bantu? Lo percaya gitu aja sama gue? Di sini status gue sama Larissa terikat sah."

"Nggak usah bawa-bawa status deh lo, anggap aja kita ngobrol kayak temen lama yang baru ketemu lagi." Samudra berusaha membangun suasana agar tidak ada kecanggungan diantara mereka.

"Oke, sorry, mulut gue kadang emang nggak tahu diri."

"Lo yakin dengan cara mengikat Larissa kayak gitu bisa buat keadaan Laras membaik?"

Kevin diam, memilih untuk menanti kalimat Senja selanjutnya.

"Laras itu cuma butuh pelampiasan emosi dia, selama ada Larissa dia bisa menjadi dirinya sendiri, beda kalau dia lagi sama lo, Kev. Lo sadar nggak sih apa yang terjadi antara Laras sama Larissa itu bukan hubungan yang sehat?"

"Rumit, Radit. Laras itu orangnya nekat, dia nggak segan-segan buat bunuh Larissa, meskipun mereka saudara kembar."

Senja termangu, meskipun sudah ia perkirakan namun nyatanya ia cukup terkejut dengan fakta yang Kevin utarakan.

Kevin menghirup napasnya dalam, "Larissa itu lahir dengan kekurangan dan Laras dengan kesempurnaan, gue nggak tahu Larissa pernah cerita tentang ini atau nggak, tap-"

"Dia cerita tentang itu, tentang dia yang dibuang dengan sengaja sama orang tua kandungnya." Potong Senja cepat.

"Oke, gue nggak perlu cerita bagian itu. Walaupun status gue cuma anak angkat dikeluarga Giska, gue tahu banget sifat kakak tiri gue, dia itu perfeksionis, semuanya harus sesuai dengan apa yang dia mau, dia memaksakan segala kehendaknya ke Laras untuk menjadi sempurna di segala bidang tanpa peduli kalau perlahan jiwa anaknya terguncang. Larissa datang disaat Laras berada di titik terendah waktu itu, tanpa sadar dia jadiin Larissa dunianya. Larissa yang menggantikan sosok Mama di hidup Laras, kasih sayang, perhatian dan pengertian yang Larissa kasih buat Laras semakin bikin dia terobsesi untuk milikin Larissa sepenuhnya. You know what I mean, Raditya." Kevin terdiam, Senja dan Samudra pun juga diam memberi Kevin jeda untuk bernapas.

"Sebenarnya, Laras itu sayang sama Larissa tapi dia cuma nggak tahu caranya nunjukin kasih sayang itu dengan benar. Kalau bisa gue juga pengen bantuin Larissa, gue nggak tega liat dia selalu nerima apapun yang Laras lakuin ke dia, Laras selalu ngancem kalau dia nggak akan segan-segan buat bunuh Larissa kalau gue nekat bantuin dia."

Senja || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang