8. His Power

26 8 0
                                        

Warning : ada sedikit kata-kata kasar. Jadi maaf ya kalau kurang nyaman.



🌌🌌🌌

Senja sedang menikmati waktu istirahat sorenya dirooftop apartement miliknya, ditemani satu kaleng cola dan juga langit yang berwarna orange. Ia menyukai senja sama seperti Mamanya yang juga sangat menyukai senja hingga memberikan nama dengan satu kata indah itu.

Ponselnya bergetar singkat menandakan ada sebuah pesan masuk.

Gan's Geng

Samudra
|Lapor
|Gue udah dibase dari jam 3 sore tadi.
|Larissa sama Starla lagi tidur berdua dan belum bangun sampe sekarang

Senja
Jagain bentar ya.
Gue pulang habis jam 6

Samudra
|Dimana lo?

Senja
Apart

Samudra
|Lagi ada yang lo pikirin ya?

Senja
Nanti juga lo tahu.

Naren
|Gue dapat informasi soal Laras.

Senja mengabaikan pesan Naren dan lebih memfokuskan dirinya pada pemandangan langit yang memancarkan warna jingganya, senja sedang mengantar sang matahari untuk istirahat dan menjemput sang bulan.

"Keluar." Ucap Senja santai entah kepada siapa.

Namun tiba-tiba ada dua sosok yang keluar dari balik pintu atap rooftop dan berjalan santai kearah Senja. Si gadis memimpin jalan sementara si laki-laki berhenti lima langkah dari si gadis.

"Yeah you are Raditya." Gadis itu terkekeh pelan.

"Dua kali lo nemuin gue di sini, Laras."

Laras hanya terkekeh pelan, mengedikkan bahunya acuh. "Gue cuma mau tanya dimana Larissa?"

Laras berjalan memutari bangku dan duduk tepat disebelah Senja, tangannya bergelayut manja dilengan Senja. Namun Senja masih saja diam dan pandangannya hanya fokus kearah langit yang sebentar lagi berwarna gelap.

"Gue tahu kalau anak cacat itu pasti datengin lo." Laras berbisik tepat ditelinga Senja membuat laki-laki itu segera menepis keras tangan Laras dan menjauhkan dirinya dari gadis itu.

"Kenapa juga dia harus datengin gue?" Senja membalas santai, berjalan kearah pagar pembatas, bersandar dengan pandangan menatap Laras dan laki-laki asing dibelakangnya.

"Karena lo pilihan terakhir dia buat berlindung." Laras menyilangkan kakinya sembari menatap angkuh kearah Senja.

"Wow, impressif. Tapi sorry, Larissa nggak dateng ke gue." Senja tertawa pelan.

"Lo cowoknya, harusnya lo tahu dimana dia." Nada bicara Laras mulai meninggi.

"Dan dapet kesimpulan darimana lo kalau gue cowoknya Rissa? Nggak ada yang tahu tentang gue hampir sedetail ini." Senja masih menjaga ketenangannya.

Laras tertawa remeh, "Gue bisa tahu apapun yang pengen gue tahu. Lo terlalu bertele-tele Radit. Dimana Larissa?!" Sepertinya Laras mulai kehilangan kesabarannya.

"Laras." Panggil laki-laki yang sejak tadi hanya diam dibelakang Laras sambil memegang bahunya pelan.

"Dimana Larissa?" Tanyanya sekali lagi dengan geram.

Senja mengedikkan bahunya acuh, "Gue nggak tahu."

"Oke. Gue yang bakalan cari tahu sendiri. Dan lihat aja kalau gue bisa nemuin dia, gue pastiin kalian nggak akan pernah ketemu lagi."

Senja || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang