Namanya Raditya Senja Ganendra. Biasa dipanggil Senja oleh sahabat dan keluarganya, atau bisa dipanggil Raditya jika di luar lingkup keluarganya. Laki-laki yang selalu ada untuk Larissa Gistara Putri. Tapi sayangnya Larissa terlalu menutupi dirinya dengan dunia luar, selalu menghindar dari Senja, hingga membuatnya tidak sadar jika ada seseorang yang selalu menjadi benteng pertahanannya. Setiap Larissa kesulitan pasti ada Senja yang selalu ada dibelakangnya, namun gadis itu tidak mempedulikannya.
Brakkk...
"Lo kalau jalan pakai mata nggak sih? Nggak cuma tuli sama bisu tapi lo juga buta hah?!" Sebuah teriakan menggema diseluruh kantin, membuat beberapa pasang mata menatap kearah sumber suara.
Senja dan ketiga sahabatnya memutar bola matanya malas, keributan yang entah keberapa kalinya dilakukan oleh seseorang.
"Apa!!! Gue nggak ngerti sama bahasa lo, dasar anak cacat." Tangan Laras sudah bersiap untuk menampar gadis yang tengah tersungkur dihadapannya ini tapi seseorang menahannya.
Seketika Laras mematung ditempat saat melihat siapa yang sedang menahan tangannya. Entah sejak kapan Senja sudah berdiri dibelakangnya. "Radit?"
"Pergi." Senja menghempaskan tangan Laras.
Laras tertawa remeh, "Wah, sejak kapan seorang Raditya mau ikut campur urusan orang?"
"Mending lo pergi sekarang deh Ras, selagi Radit mintanya baik-baik." Saran Samudra.
Dia Haikal Samudra Ganesha, sahabat karib Senja dari kecil karena ibu mereka yang memang sahabatan. Paling hyperaktif diantara ketiga sahabatnya yang lain, tapi kalau udah marah lebih serem daripada Reno.
Laras dan teman-temannya pun pergi meninggalkan kantin dengan langkah yang kentara sekali kalau gadis itu sedang kesal.
"Kamu nggak papa?" Tanya Senja dengan bahasa isyarat, selepas itu mengulurkan tangannya untuk membantu Larissa berdiri.
Larissa hanya mengangguk dan pasrah saat Senja enggan melepaskan genggaman tangannya dan malah menyeretnya keluar dari area kantin. Ia hanya menurut saja ketika Senja membawa gadis itu ke toilet untuk membersihkan dirinya.
Laki-laki itu merogoh isi tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak yang berisi alat bantu dengar baru dengan corak garis kecil berwarna orange ditepinya, sontak hal itu membuat Larissa terkejut. Dengan sangat telaten Senja memakaikannya ditelinga Larissa, gadis itu tidak menolak, ia hanya diam sembari mengamati apa saja yang laki-laki itu lakukan.
"Sekarang sudah lebih baik? Maaf aku lancang." Suara indah nan halus milik Senja menyapa pendengarannya.
Larissa lagi-lagi hanya mengangguk, ragu untuk membalas karena ia sendiri tidak yakin jika laki-laki ini memang bisa bahasa isyarat atau hanya kebetulan kata itu yang dia tahu.
"Aku bisa bahasa isyarat kalau itu yang kamu pikirkan." Larissa tersenyum canggung, ternyata Senja tahu. "Sekarang kamu bersihin wajah kamu. Pakai hoodieku, lepas aja bajumu karena itu basah dan pasti nggak nyaman." Senja melepas hoodienya dan memberikannya ke Larissa, ia mendorong gadis itu pelan agar segera mengganti bajunya.
Samudra
Sam, minta tolong anterin Starla cek up. Sama nitip beliin alat lagi.
Read|Oke.
|Kenapa harus beli lagi?
14.30Yang gue bawa tinggal satu, itupun cadangannya Starla.
Buat Icha udah gue kasih barusan.Read
|Selamat berjuang, Senja. Wkwk
14.31
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja || Huang Renjun
Fiksi Penggemar"Senja, bagaimana bisa aku melukai laki-laki sebaik kamu. Maaf karena aku terlambat tahu segala hal tentangmu. Senja, maaf aku membohongimu. Maaf."-Larissa Gistara Putri "Larissa, jika kamu merasa berada ditempat yang salah maka kembalilah padaku. T...