12. Her Choice

45 6 0
                                    

Larissa sedang menatap ragu kearah Senja yang sedang fokus dimeja sketsanya. Laki-laki itu bahkan tidak sadar jika sang gadis tengah memperhatikannya dalam diam.

Langkahnya ia buat seperlahan mungkin agar tidak menganggu Senja yang sedang fokus. Entah kenapa Larissa malah semakin gugup untuk mendekat kearah laki-laki itu, ibu jarinya bergerak memainkan kuku diujung jari telunjuknya. Suatu kebiasaan kala dia sedang gugup.

Dengan setengah keyakinan yang dia punya, Larissa menarik ujung kaos yang Senja kenakan guna mencari atensi pemuda dihadapannya.

"Kenapa, Cha?" Tanyanya setelah mendapati tubuh ramping Larissa yang berdiri kaku dibelakangnya.

Senja sedikit terkejut karena ia sendiri tidak mendengar suara pintu terbuka dan tiba-tiba saja sudah melihat seseorang menarik ujung bajunya.

"Aku mau ngomong sama kamu, boleh?"

Senja sedikit mengernyitkan alisnya, kemudian mengangguk dan membawa Larissa kearah balkon yang ada diruangan khusus menggambarnya.

"Mau ngomong apa?"

Larissa tampak gelisah, "Aku harus pulang." Tangannya bergerak namun matanya tidak mampu memandang mata Senja. "Pulang ke rumah Kevin." Lanjutnya kemudian.

Hening.

Senja membiarkan pernyataan Larissa mengambang, ia terdiam demi mencerna tentang maksud dari hal yang baru saja ia lihat dari sepasang tangan indah Larissa.

"Oke. Jadi kamu mutusin buat pulang kan?" Senja bertanya guna meyakinkan dirinya sendiri.

Larissa menjawab dengan anggukan yang terkesan cepat namun penuh keraguan.

"Kamu aja masih ragu gitu. Yakin mau pulang?"

"Aku harus. Walaupun aku nggak mau, tapi aku harus pulang, Senja."

Oke. Rasanya Larissa tidak perlu menjelaskan lebih rinci lagi sebab Senja pasti sudah tahu alasan kuat yang mengharuskan Larissa untuk pulang.

"Aku yang anter."

Larissa menggeleng, "Aku pulang sendiri aja. Aku udah banyak ngerepotin kamu Senja."

"Aku yang anter atau nggak usah pulang sama sekali." tegas Senja sekali lagi.

Larissa menarik napasnya dalam-dalam, kemudian mengangguk menyetujui apa yang Senja katakan.

Senja tersenyum lebar, "Tenang, Larissa. Aku nggak akan berbuat macam-macam kok apalagi sampai membuat suamimu marah."

"Bukan itu maksudku, Senja. Nggak apa-apa semisal dia marah ke aku asalkan dia nggak ngelukain kamu."

"Hei, mana ada seorang perempuan melindungi laki-laki. Justru aku yang bakalan hajar dia kalau sampai dia berani nyentuh kamu, bahkan seujung rambutpun."

Larissa memilih mengangguk untuk menanggapi pernyataan yang Senja lontarkan.

"Siap-siap gih." Larissa mengangguk dan pergi meninggalkan Senja sendirian di balkon.

Senja merubah raut wajahnya yang semula tersenyum menjadi sangat datar tepat saat Larissa menutup pintu ruang kerja.

"So, let's start the game." bisiknya dengan wajah yang masih sangat datar. Lantas segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sahabatnya.

Gan's Boy

Senja
Siapa yang dikampus?

Samudra
|Gue

Senja
Ngeliat Laras nggak?

Naren
|Ngapain dah nyariin si cabe

Senja || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang