3. BAPER?

45 25 7
                                    

"Geby!"

"Geby!"

"Geby! Geby!"

Gadis itu menutup telinganya rapat-rapat lantaran suara dari sahabat perempuannya yang sangat cempreng dan bengung di telinga. Padahal ini masih pagi.

Zara gadis berambut badai itu mencegat jalannya Geby dengan kedua tangan yang ia rentangkan.

"Gue mau minta penjelasan dulu!"

"Penjelasan apa sih, Zar?"

"Kenapa lo gak bales chat dari gue hah?! Padahal lo online,"

Geby merotasikan bola matanya malas,

"Gue lupa." Jawabnya yang masih setia di hadang Zara.

"Yaudah lupain masalah tadi malem." Ujar Zara sebelum ia menyembur Geby dengan rentetan pertanyaan padahal gadis itu sudah ingin melangkahkan kakinya.

"Tapi, siapa cowok kemarin itu? Pacar lo? Atau cowok yang di jodohin itu?" Tanyanya bertubi-tubi

"Dia..." Ujar Geby menggantung kalimatnya.

Zara sudah menatap Geby serius bahkan kepalanya refleks mengangguk pelan.

"Orang gila." Lanjutnya.

"Hah? Apa? Orang gila? Ya kalik Geb, orang secakep itu gila? Lo aja kalik yang-" Zara melongo ditempat lantaran Geby sudah tidak ada lagi di hadapannya.

"Geby gue belum selesai NGOMONG!" Teriak Zara mengabaikan beberapa siswa-siswi berlalu lalang yang melihatnya aneh.

Sedangkan Geby sudah berjalan santai menuju ke kelasnya membiarkan Zara berteriak-teriak di koridor sekolah seperti orang gila.

"Pagi, Geb." Sapa cowok berambut pirang cokelat dengan potongan rambut di tengah.

Geby menolehkan pandangannya dan mendapati cowok yang sudah ia taksir selama 3 bulan yang menyapanya.

"Eh pagi juga." Canggungnya.

"Itu temen lo?" Tanya Bima menoleh ke arah Zara yang menatap mereka berdua intens lalu berjalan kearah lain dengan muka ditekuk.

"Bukan tapi babu gue." Canda Geby yang dapat tawaan renyah dari Bima.

"Hari ini di kelas lo pelajarannya siapa?" Tanyanya.

"Pelajarannya Pak Tirto."

"Fisika dong." Geby mengangguk membenarkan omongan Bima.

"Lo sendiri?" Tanya Geby.

Bima itu anak 12 IPA-1, sedangkan Geby anak 12 IPA-5.

"Pelajarannya Bu Reni."

"Wih ati-ati lo." Ungkap Geby.

"Lah kenapa?" Tanya Bima. Bahkan kedua manusia berbeda gender itu menghentikan aktivitas berjalannya menuju kelas.

"Soalnya kalau lo gak fokus dengerin apa yang di sampein sama Bu Reni.." Geby menggantung kalimatnya dengan sedikit berbisik kearah Bima.

"Di suruh bersihin toilet sama suruh hormat di tiang bendera." Lanjutnya.

Bima tertawa mendengar ucapan Geby bahkan matanya sampai menyipit. Kedua manusia itu juga sudah melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Lah kenapa? Lo gak percaya?" Tanya Geby agak kesal.

"Percaya-percaya." Jawab Bima.

"Lo lucu sumpah." Lanjutnya, membuat pipi Geby merona -ahh mengapa cowok ini datang disaat yang tidak tepat? Saat setelah beberapa hari lagi ia akan terikat oleh janji pernikahan dengan orang lain.

Turtledove [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang