14. SAKIT DAN BINGUNG

11 2 0
                                    

Happy reading!!

Suara burung yang saling sahut menyahut, cuaca cerah dengan langit biru yang nampak terekspos jelas. Jika dipikir, hari ini tidak mungkin akan turun hujan karena matahari yang terang terangan memunculkan sinarnya.

Di kelas 12 IPA-5 terdengar suara kegaduhan yang amat sangat mengganggu konsentrasi para murid di kelas lain yang tengah belajar. Kegaduhan itu terjadi saat mendengar berita bahwa guru yang akan masuk di jam pelajaran mereka izin pulang karena penyakit asam lambungnya kumat. Tentu hal tersebut menjadi kabar gembira bagi semua murid, di kelas gadis yang tengah menelusupkan kepalanya diantara lipatan kedua tangan di atas meja.

Geby tidak seperti teman teman lainnya yang asik membuat keributan dan berdandan bagi kaum hawa. Gadis itu nampak lesu dengan bibir yang memucat.

"Lo mau kemana?" Tanya Zara saat Geby melewati mejanya. Geby melirik sebentar dan menghela deru napasnya yang menghangat, "ke toilet."

Geby memejamkan matanya dan menatap pantulan dirinya di kaca toilet. Bibir pucat dan wajah yang sekilas nampak kemerahan di pipi dan hidungnya. Setelah menatap dirinya sendiri selama beberapa detik Geby segera bergegas kembali ke dalam kelas.

••••

Suara bel sekolah berbunyi pertanda akhirnya pelajaran dan juga waktunya untuk pulang sekolah. Langkah para murid yang senang pulang sekolah terlihat sangat semangat sampai ada yang berlari mendahului teman temannya yang sedang mengumpat karena tertabrak.

"Woy pelan pelan!!" Seru Zara. Salah satu anak yang tertabrak karena siswa lain yang bersemangat untuk pulang. Gadis dengan bandana berwarna hitam polos itu mengusap bahunya yang tertabrak dan sedikit menggerutu.

"Geb pulang sekolah main ke cafe yok." Ajak Zara dengan antusias yang hanya dibalas deheman singkat.

"Lo emang dibolehin sama kak Yuda? Saran gue mending tanya dulu ya daripada nanti doi marah." Cerocos Zara yang lagi lagi hanya dapat deheman singkat.

"Lo kenapa sih Geb daritadi pagi gue ajak ngomong cuman 'hem ham hem' doang? Kata lain gak ada apa?"

Geby mendengar gerutuan Zara, ia ingin menjawab namun lidahnya terasa kelu untuk berbicara atau lebih tepatnya sangat malas sekedar menjawab kata 'iya'.

"Hai." Sapa anak laki laki dengan tubuh jangkung disertai senyuman manisnya. Berjalan sejajar dengan Zara dan Geby.

"Hai juga." Balas Zara, sedangkan Geby hanya menoleh sebentar dan kembali menatap lurus kedepan.

"Udah di jemput?" Tanya Bima, berjalan sedikit pelan untuk menyetarakan langkahnya dengan kedua perempuan yang langkah kakiknya lebih lambat.

"Belom, rencana mau pesen taksi." Ujar Zara. Bima mengangguk dan menatap Geby yang tidak menjawab bahkan saat ia bertanya pun enggan menoleh. Bukan seperti Geby yang biasanya, yang nampak ceria dan produktif. Ada yang tidak beres.

Benar saja saat Bima ingin menanyakan sesuatu kepada Geby gadis itu ambruk dan untung saja dengan sigap Bima menangkap tubuh Geby yang hampir jatuh dan menempel ke tanah.

Zara terlihat kaget dan spontan menjerit. "GEBY."

"Geb bangun." Ujar Zara menampar pelan pipi Geby agar gadis itu tersadar.

"Astaga badan lo panas Geby!! Kenapa gak cerita sih kalo lagi gak enak badan?!" Zara dibuat bingung dan menyesal karena tidak mengetahui hal ini sedari tadi.

Turtledove [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang