Cuaca sekarang mudah berubah-ubah dan tidak bisa di prediksi, yang waktu pagi panas sorenya hujan, pagi hujan sorenya panas. Namun, cuaca kali ini beda dengan hari-hari sebelumnya.
Hujan deras dari jam 9 pagi sampai sore ini belum juga reda, ditambah lagi dengan udara yang sangat dingin menusuk kulit sampai ke tulang. Membuat beberapa orang ingin bermalas-malasan di atas kasurnya dengan selimut yang menutupi badannya.
Hari ini cuaca itu membuat gadis berambut sebahu menekuk wajahnya kesal. Mungkin jika dia tidak ada keperluan pergi, ia akan senang hujan turun dan bisa tiduran sepanjang hari di atas kasur. Membayangkannya saja membuat gadis itu menghela nafasnya berkali-kali.
"Ini kapan redanya sih? Udah jam 4 sore juga." Ujar Geby di depan jendela kaca yang menampakkan hujan yang mengguyur dengan derasnya.
"Ayo pulang." Ajak Yuda menghampiri Geby.
Hari ini kedua calon suami istri itu sedang mengadakan photo shoot untuk prewedding mereka. Rencana pertama mereka ingin mengadakannya di pantai tapi semua itu tidak jadi karena hujan mengguyur seharian penuh. Alhasil mereka hanya foto di dalam studio dengan konsep gallery yang dipilih oleh Yuda.
Dengan beberapa percekcokan didalamnya sebelum mereka berdua akhirnya memilih konsep gellery untuk foto prewedding.
Pertama adalah karena Geby yang masih malu dengan Yuda, kedua Yuda yang iya-iya aja di minta pendapat tentang konsep fotonya, membuat Geby kesal. Harusnya mereka foto prewedding seperti pasangan-pasangan pada umumnya yang nampak bahagia dengan tawa yang terpatri.
Tapi balik lagi dengan Geby yang masih malu dan sering bercanda dalam melakukan foto membuat Yuda mengelus dadanya sabar. Tidak banyak serius dan selalu tertawa.
Belum juga jadi suaminya yang tinggal 24/7 bersama Geby nanti.
"Eh emang fotonya udah jadi?" Tanya Geby.
"Besok baru jadi katanya."
"Geby." Panggil Tante Yeni membuat langkah mereka berdua terhenti.
"Iya, Tante." Ujar Geby membalikkan badannya juga dengan Yuda.
"Hasil foto kamu bagus semua dan gak ada raut wajah canggung dan malu didalamnya. Tante yang liat juga ikut ketawa." Ujarnya.
"Kaya udah model-model profesional." Lanjutnya.
"Oh.. oh iya Tante hehe." Balas Geby.
"Tapi tadi Geby keliatannya juga gak serius deh, Tan. Kok bisa bagus?" Lanjut gadis itu.
"Photographer disini kan handal jadi langsung jeprat-jepret." Ujar wanita dengan rambut yang disanggul itu.
"Kalau ada temen kamu yang mau nikahan terus nyari jasa photography sama kartu undangan bilangin kesini aja ya."
"Iya, Tan. Pasti."
"Besok insya Allah udah jadi fotonya, nanti Tante kabarin."
"Siap, Tante. Makasih ya."
"Sama-sama. Semoga pernikahan kalian langgeng dan awet sampai tua nanti."
"Amin." Sahut Yuda. Geby langsung menoleh sebentar ke Yuda dan mengcopy omongannya.
"Mau pulang 'kan?" Tanya Tante Yeni.
"Iya, Tan."
"Ini kasihin sama Mama kamu bilang bentuk bayar hutang dari Tante gitu ya." Ucapnya memberikan paperbag berukuran tanggung.
"Iya Tante, nanti Geby kasihin."
"Geby pulang dulu ya, Tan." Lanjutnya.
"Iya, hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Turtledove [On Going]
Fiksi PenggemarMohon untuk tidak PLAGIAT⚠️⚠️ 17+ [Cerita ini di tulis untuk dibaca Dibaca para readers dengan senang hati Apalagi jika di tambah follow, vote dan komen Ini pemberitahuan bukan pantun] ^^ Perjodohan? Di jaman sekarang? Gila sih. Tapi apa jadinya ji...