6. A QUESTION

36 18 6
                                    

Happy reading!!

"Terimakasih Pak atas kelonggaran waktunya." Ujar Yuda menjabat tangan pria baruh baya di depannya.

"Sama-sama, saya yang harusnya banyak terimakasih karena perusahaan Bapak mau berkerja sama dengan perusahaan saya." Balas pria paruh baya itu seraya menjabat tangan Yuda.

"Kalau begitu saya pergi dulu, Pak." Pamitnya setelah melepas jabatan tangan mereka, lalu pergi keluar ruang rapat yang di ikuti asistennya.

Sementara Yuda langsung menuju ruangan kantor CEO, merebahkan dirinya pada sofa panjang berwarna abu-abu.

Tring-tring..

Baru saja memejamkan matanya Yuda harus terbangun dan sedikit kaget karena panggilan dari telepon kantornya. Dengan langkah malas dan muka yang di tekuk ia mengangkat telepon dari bawahannya.

"Apa?" Ketusnya.

"Maaf Pak di depan ada orang yang mengaku calon istri Bapak."

"Orangnya maksa minta ke ruangan Bapak tanpa ada janji terlebih dahulu."

"Siapa?" Tanya Yuda, ia pun tak kalah berpikir menerka-nerka siapa orangnya dan boom...

"Namanya Geby Pak."

Sesuai dengan tebakan Yuda ia langsung menyuruh karyawannya mengantar Geby ke ruangannya.

Di sisi lain Geby sudah menekuk mukanya memarahi resepsionis yang tidak percaya padanya dan sang resepsionis tadi hanya meminta maaf karena tidak tau.

"Saya kan udah bilang dari tadi. Ngeyel." Sindirinya, sang resepsionis hanya menundukkan kepalanya malu.

"Mari saya antarkan Nona ke ruangan Bapak." Ajaknya.

"Gak usah biar saya aja yang ke sana. Kasih tau tempatnya dimana?"

"Em.. tapi ini perintah Pak-"

"Cepetan kasih tau dimana ruangannya." Potong Geby.

"Anda lurus saja terus naik lift ke lantai teratas lalu setelah sampai anda tinggal belok ke kiri dan lurus beberapa meter, ruangan Pak Yuda ada di sana." Ujarnya menerangkan dengan detail.

Geby mengangguk lalu melangkahkan kakinya meninggalkan meja resepsionis.

"Kan tadi udah gue bilangin kalau dia itu tunangannya Pak Yuda." Ujar teman si resepsionis.

"Lo sih ngeyel, ntar kalau dia ngadu sama bos terus lo dipecat baru tau rasa." Lanjutnya.

"Ya kan gue gak tau."

"Makanya ini gue kasih tau."

"Ya ya."

"Cantik sih tapi...ya sudahlah." Gumam resepsionis perempuan tadi.

••••

Geby mengetuk pintu, lalu ia masuk dan menetup pintunya kembali.

"Ini dari Mama." Ujar Geby memberikan paperbag yang di dalamnya terdapat kotak nasi berukuran sedang.

"Makasih."

"Karyawan lo tu masa tadi gue mau diusir mana tangan gue di tarik-tarik sama satpam." Adunya sembari berjalan ke arah sofa.

"Kenapa gak langsung ke sini?"

"Ke sini gimana gue aja gak tau ruangannya dimana?"

"Kan dulu pernah aku ajak kesini."

Turtledove [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang