Flashback on.
Tiffany POV.
Aku selalu saja melihat Siwon dari jarak jauh. Ya, aku menyukai Siwon. Aku yang selalu tidak pede untuk mendekatinya, karena aku dan Siwon bagaikan langit dan bumi. Siwon rapih dan aku yang selalu dengan tampilan lusuh. Siwon pintar dan aku yang biasa-biasa saja. Siwon kaya dan aku yang harus bekerja keras untuk mendapatkan beasiswa.
Siwon selalu mempunyai banyak teman, tidak pernah aku lihat Siwon sendiri. Siwon selalu tertawa bersama teman-temannya, tidak pernah aku lihat Siwon bersedih. Siwon selalu mendapatkan cinta dari semua orang, tidak pernah aku lihat ada yang benci padanya.
Siwon selalu bisa mendapatkan perhatian dari semua orang, dari caranya tersenyum, dari caranya menebar kebaikan, dari caranya berbicara, dari caranya berpikir, dan itu cukup membuat semua orang kagum padanya. Termasuk aku. Tidak, tidak aku tidak hanya kagum padanya, tapi aku juga mencintainya.
Ketika dipertengahan semester, aku bulatkan tekad ku untuk memberitahu nya tentang perasaanku yang selama ini aku pendam padanya—aku menyukainya sejak awal kami masuk kuliah. Aku menyiapkan sepucuk surat cinta untuknya, dan sekotak makan siang lezat yang aku buatkan untuknya.
"Siwon?"
Siwon menoleh dan melihat ku bingung. Mungkin ia tidak tau siapa aku. Tapi tak apa.
"Ya ada apa?" Ah, suaranya sangat lembut. Boleh tidak kalau kamu hanya berbicara lembut hanya padaku?
"Ini." Aku memberikan semua yang sudah ku siapkan. Termasuk hatiku.
Siwon menerimanya. "Terima kasih, tapi untuk apa?"
"Tolong dimakan dan tolong dibaca." Jawabku.
Siwon mengangguk. "Terima kasih ya. Aku duluan."
Ketika ia pergi, aku mengikutinya. Aku mendapatkan ia dengan teman-temannya berada di gedung belakang kampus kami.
"Apa tuh, won?" Tanya salah seorang temannya
"Makan siang dan hm mungkin surat cinta." Jawab Siwon
"Dari siapa?"
Siwon mulai membuka surat itu, dan menemukan namaku di dalamnya.
"Tiffany?"
Dan semua temannya tertawa. Tapi Siwon tidak, ia malah melihat teman-teman dengan tatapan bingung.
"Ada apa?"
"Lo tuh gak tau siapa Tiffany?" Tanya salah seorang temannya lagi.
Dan Siwon menggeleng.
"Udahlah, pokonya jangan. Mending lo sama Yoona."
Yoona? Satu nama yang terpikirkan olehku. Seorang wanita cantik dari fakultas yang sama denganku dan Siwon. Yoona dan Siwon, mereka sama. Semua orang suka padanya.
Dengan perasaan yang hancur, aku melangkahkan kakiku pergi dari tempat itu. Tidak, aku tidak bisa bersaing dengan Yoona. Yoona akan memenangkan ini tanpa menunggu aku yang berusaha.
Seiring berjalannya waktu, aku beberapa kali melihat Siwon dan Yoona bersama, mereka seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Dari yang aku dengar, mereka di jodohkan. See, tanpa aku usaha aku selalu kalah.
"Siwon?"
Saat itu Siwon dan Yoona sedang bersama. Mereka berdua menatapku.
"Oh, Tiffany?" Ah, dia ingat namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Assistant (End)
Novela Juvenilsebuah cerita perselingkuhan antara boss dan asisten pribadinya.