- - 27. Sorry - -

1.1K 69 3
                                    

Jihyo menatap teman temannya bingung. 

"Mingyu sama Yuju mau ngapain sih?" gumamnya bertanya tanya melihat kedua orang itu menghampiri Jaehyun, Lisa, Jeka, dan Bambam.

Terlihat Yuju menampilkan senyumnya, lalu memluk Lisa erat.

oh, mereka baikan? 

Jihyo tersenyum kecut, "Jadi gue nggak dianggep nih?"

Jihyo langsung mengambil sapu lidi, dan segera pergi menjauh dari tengah menuju pinggir lapangan. 

Ia kembali menyapu, namun pikirannya kemana mana. "Apa gue perlu ikut nyamperin dan minta maaf juga?"

"Nggak, hyo."

Jihyo terkejut, dan langsung menolehkan pandangannya. Sudah ada Lisa dan Yuju yang tersenyum lebar menghampirinya. "Gue kangen ngeledekin lo anjir!" seru Lisa.

Jihyo mengerjap. "Hah?"

"Hah heh hoh, keong lo? sini peluk!" sahut Yuju.

Jihyo mengerti, dan langsung berhambur ke pelukkan mereka berdua. "Kurang ajar lo semua, gue udah kesel bangke sama lo pada." seru Jihyo yang kini sudah berkaca kaca.

"Apa apaan nih!? ikuut!" Mingyu ikut memeluk mereka bertiga dengan rusuh. "Woy badan lo bongsor, gue bisa kepental!" sahut Lisa.

"Bodo amat!" 

"Iuh, menjijikan." sahut Bambam setelah mereka selesai berpelukkan. "Dah cocok cosplay teleteubis."

"Sirik aja lo gak bisa peluk cecan." pede Jihyo.

"Najis."

"WOI LANJUTIN BERSIHIN! MALAH SIBUK PELUK PELUKAN!" sahut Jeka dari sebrang. Jaehyun hanya geleng geleng.

- - - S b S  - - -

Canggung.

Itulah yang mereka rasakan sekarang. Diam dan membersihkan toilet dengan khusyuk.

"Eee, pel nya udah di cuci belum?" Setelah berdiam diaman selama beberapa menit, Mina mengeluarkan suaranya.

"Udah." jawab Jia singkat.

Mina mengangguk dan lanjut membersihkan.

Setelah satu jam, akhirnya mereka selesai. "Gue duluan." sahut Jia.

Chaca ikut keluar tanpa sepatah kata, menyisakan Mina dan Una berdua.

"Gue juga." sahut Mina.

"Mina."

Mina memberhentikan langkahnya, menoleh ke belakang. 

"Ini." Una memberikan hansaplast bertema Doraemon. "Sorry, gue gak sengaja." ucapnya sambil menunjuk dahi Mina.

Una menatap Mina yang juga tengah menatapnya. "Lo gak mau pakai ini? yaudah gak papa. Sekali lagi gue minta maaf." Una tersenyum singkat lalu beranjak pergi.

"Siapa bilang gue gak mau pakai itu?" 

Kini Una yang berhenti. 

Mina menghampiri Una, mengambil hansaplast dari tangan Una. "Thank you." ucapnya lalu memakai hansaplast tersebut di dahinya.

"Yuk, kantin." ajak Mina santai dan berjalan dahulu.

Sedangkan Una tak bergeming. Sedetik kemudian ia langsung tersenyum lebar dan berjalan semangat menghampiri Mina yang sudah berjalan di depan.

- - - S b S - - -

"Han lo gak pusing, kemarin ribut bawa bawa nama lo?"

Yohan mendengus. "Pusing lah! jadi beban pikiran gue. Berasa mereka berantem karena gue."

"Memang." sahut Yugom tanpa beban. 

Yohan hanya melirik sengit. 

"Lo tau sesuatu ya?" Jehan memicingkan matanya.

"Tau apa sih?"

"Ya sesuatu. Waktu itu pas gue cerita ke lo kalau anak kelas lagi pada ribut ekspresi lo mencurigakan."

Yohan gelagapan. "Apaan sih? kaga."

"Fix dia nyembunyiin sesuatu." sahut Dongi yang lagi sibuk nyiram lantai.

"Lo gak bisa bohong, keliatan." 

"Ck iya iya. Tapi percuma gue kasih tau juga udah lewat dan gak perlu dibahas lagi." jawab Yohan.

Eno melirik sekilas, "Tinggal kasih tau aja, apa ribetnya sih?"

"Sebenernya selama di rumah sakit, gue kontakan sama Oce." sahut Yohan.

Semua langsung menoleh ke arah Yohan. "Biasa aja kali,"

"Lanjut lanjut."

"Ya dia ngasih nomor ke orang tua gue. Dia bilang ke ortu gue, katanya dia mau ke Australia untuk pengobatan papanya. yaudah gitu, kalian udah tau kan."

"Kok bisa dia ngasih nomornya ke orang tua lo?" tanya Jehan.

"Gue masih koma waktu itu. Jadi dia nitip pesen nya ke ortu gue."

"Jadi dia ke rumah sakit jenguk lo?"

"Kan dia bilang dia ke danau terus akhirnya disusul kan, abis dari danau dia ke rumah sakit. Soalnya papa oce di rumah sakit itu tadinya, jadi oce di rumah sakit karena ngurus kepindahan rawat ke rumah sakit Aussie. gitu kali, gue juga kurang ngerti."

"Terus Mina kalau kontrol ke rumah sakit suka ngehampirin gue, ngasih tau banyak, misalnya Bambam Jeka sama Lisa berantem ."

"Terus lo ngasih kabar ke oce?" sahut Eno.

"Iyalah,"

Dongi mendelik. "Yeu semprul! jadi dia tau dong kita berantem?"

Yohan mengangguk. "Pantes respon dia kemarin kayak tau sesuatu gitu. Terus ngeliat lo juga kayak udah gak kaget lagi." sahut Yugom.

"Iya dia kayak tau kita lagi diem dieman gitu kemarin, ternyata memang udah tau toh,"

Yohan hanya mengangguk.

"Eh gue kepo, mereka pada canggung gak ya? kita mah ngikut ngikut aja diem dieman. Keselnya pas kemarin itu aja, udahnya gak lagi."

"Ya kita kan diem diem aje kemarin, mau bersuara takut di semprot. Cewek cewek  pada ganas banget anjir."

Eno mengangguk. "Paling yang beneran perang dingin si bambam jeka."

"Alah, lo sama yuan itu apa tolol?"

"Dah beres,"

"Beneran dan kelar masalah lo?"

"Ini dah beres, tuh udah bersih. yuk lah ngantin. laper."

"Kirain!"

- - -

Double up!

thank you for voting! 🌟

see u!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S b S   || 97 line (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang