“Terima kasih sudah menjadi sumber kekuatan untuk mereka, Nak Al.”
⚠Warning⚠
Chapter ini diketik 6893 kata.
Happy Reading!
***
Hari ini, Dara terpaksa sarapan sendirian. Semalam Alvaro pulang ke rumah dan tidak bisa menginap dengan alasan Kayla yang sedang menunggunya.
Tangannya sibuk mengoles selai kacang di atas roti tawar, namun pikirannya kini melayang jauh pada kejadian semalam.
Semua peristiwa itu terlihat biasa saja dan tidak ada yang mencurigakan. Bahkan gelagat Alvaro semalam seperti biasanya, tidak ada yang aneh. Disaat Alvaro menyudahi sebagian aktivitas berkelahinya seperti saat masa SMA dulu cukup membuat Dara bernapas lega. Kini, Alvaro juga sudah jarang mendapatkan luka lebam di seluruh wajahnya.
Ceklek
“Duduk di sini, temenin gue sarapan.”
Dara tahu, siapa yang masuk ke dalam rumahnya. Pria itu adalah Fero—tangan kanan Alvaro yang tiap pagi sudah stand by di rumah Dara untuk menjaga perempuan itu.
Setelah Fero duduk di hadapannya, Dara menyodorkan roti tawar yang masih berada di atas piring serta dua jenis selai yg berbeda.
“Hari ini Alvaro tidur dimana?”
Sambil mengoles selai, Fero menjawab, “Mas Al pulang ke rumah.”
“Beneran? Kali ini dia gak bohong lagi kan sama gue?”
“Hm, dia gak bohong.”
Dara menggigit potongan rotinya dengan santai. Sementara Fero begitu canggung, karena semalam ia ketahuan pergi ke dermaga menyusul Alvaro dan Dara mengekornya dari belakang.
“Emm, gue mau nanya sama lo. Tapi tolong jangan bocor ke Alvaro, kalau sampai iya, gue marah banget sama lo.”
Fero menaikan alisnya sebelah, “Ada apa?” Keduanya terlihat sangat akrab, karena memang Dara menyarankan agar Fero berbicara non formal saja jika tak ada Alvaro.
“Ini soal Regan, dia gak akan kembali ke Indonesia, kan?”
Pertanyaan random Dara membuat Fero tersedak dan segera meminum segelas air putih.
“Mas Regan? Memangnya ada apa?”
Dara sempat cemas kemarin, karena surat dari Regan menghilang. Semoga saja terselip di sela-sela sudut kamarnya.
“Enggak, gak ada apa-apa.”
“Saya gak tau, sekarang saya ditugaskan buat menjaga kamu, bukan mengawasi Mas Regan.”
Dara mengulum bibirnya, “Itu berarti, sebelumnya lo pernah awasin Regan?”
Fero mengangguk, “Saya cuma mengawasi dia dari cctv aja, gak lebih. Itu juga udah satu tahun yang lalu.”
Dara hanya menggut-manggut paham. Ia melirik jam tangannya, “Sebentar lagi gue ada kelas,” kata Dara yang langsung beranjak dari kursi dan mengambil tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldara 2 [TAMAT - PINDAH KE FIZZO]
Romance[PINDAH KE FIZZO] [SEQUEL ALDARA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Cover by Sridewi Nama, karakter, tempat dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiksi. Menemukan setitik cahaya dalam hidupnya adalah harapan Dara. Sebelumnya, masalah datang bertubi-tubi hin...