07. Be Over

5.4K 796 338
                                    

“Manusia rapuh ini, udah gak punya rumah lagi untuk pulang.” — Adara Adriana

Chapter ini diketik 5322 kata.

Happy Reading!

***

Semenjak hari kematian Damar dan Vijai, sikap Alvaro kepadanya berubah menjadi lebih dingin. Entah, sepertinya Dara telah melakukan kesalahan fatal. Namun, dirinya masih bersikeras bahwa ia tidak pernah melakukan kesalahan yang membuat Alvaro sampai sebegininya, mungkin ini efek kehilangan kedua anggota Galestro—sekaligus keluarga keduanya, pikir Dara.

Netranya sibuk memandang ke arah sudut-sudut kamar. Ia tidak menemukan surat dari Regan, lantas kemana surat itu? Dara tidak ingin sampai Alvaro membacanya. Ia tidak ingin menciptakan keributan besar seperti dulu, karena sejatinya mereka memang satu keluarga.

“Duh, ke mana ya suratnya? Masa ke buang sih? Atau kebawa sama anak-anak?” gumam Dara seraya mengacak rambutnya frustasi.

Wajar ia tidak mengetahui letak suratnya, karena malam itu Dara mabuk berat dan berakhir dengan Alvaro yang ada di rumahnya saat pagi hari.

“Gak, gak. Jangan sampai Alvaro tau isi surat dari Regan.”

Dara lalu mengecek ponselnya, sudah dua hari Alvaro tidak ada kabar. Lelaki itu lupa membalas pesan darinya atau memang masih dalam keadaan berkabung?

Semenjak hari itu, Dara disibukan dengan tugas-tugas deadlinenya dan memang lebih banyak waktu bersama Roland yang sudah pasti membuat Alvaro tidak menyukai hal itu—karena Dara sampai melupakan janjinya dengan Kayla yang akan menemaninya ke makam Mama Aluna.

“Alvaro? Kamu hari ini ada kelas?”

“Hm? Ada apa?”

“A–aku kangen, keadaan kamu gimana?”

Terlihat canggung, pasalnya memang Alvaro sudah jarang sekali mengabarinya. Dara sampai bingung apa kesalahan yang telah dirinya lakukan.

“Alvaro? Kamu udah dua hari diemin aku, kamu gak balas chat dari aku, kamu gak angkat telepon dari aku, kamu kenapa?”

“I’m fine.”

Dara mondar mandir di atas karpet berbulunya sambil menyisir rambutnya frustasi. Hubungannya selalu saja seperti ini, hanya masalah kecil lalu dibesar-besarkan.

“Tolong kasih tau aku, kalau aku ngelakuin kesalahan, jangan kayak gini, aku gak bisa dicuekin, Alvaro.”

“Kamu ingkar janji sama Kayla.”

Langkahnya terhenti, Dara baru teringat akan hal itu. Hari itu—hari dimana saat Pak Rendra dengan sialnya memberikan tugas berupa makalah yang harus selesai hari itu juga—dan itu bertepatan dengan janjinya untuk menemani Kayla ke makam Aluna.

“Cuma itu?”

“Hari itu adalah hari ulang tahun mama, dan kamu janji bakal temenin Kayla ke makam mama. Tapi kamu ingkar.”

“Alvaro aku—”

“Ra, udah ya? Aku masih dalam keadaan berkabung, seharusnya kamu ngerti. Kamu selesaikan dulu aja tugas-tugas kuliah kamu.”

Aldara 2 [TAMAT - PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang